Susu Mak Tam Rasa Kopi Klasik: Pelipur Tugas yang Menyulut Semangat Belajar

Hikmawan Firdaus | Sherly Azizah
Susu Mak Tam Rasa Kopi Klasik: Pelipur Tugas yang Menyulut Semangat Belajar
Susu Mak Tam (doc.pribadi/Sherly Azizah)

Di tengah denyut Kota Kediri yang ramah, susu Mak Tam rasa kopi klasik telah menjadi lebih dari sekadar minuman—ia adalah sahabat setia yang selalu hadir di sela-sela keseharian. Setiap pulang kuliah, sebelum menjemput ibu dari tempat kerja, atau setelah asyik nongkrong di kos teman, saya selalu menyempatkan diri untuk mampir membeli Mak Tam. Rasanya yang pekat namun lembut itu seperti angin sepoi-sepoi, menemani saya saat mengerjakan tugas di sore atau malam hari, ketika otak mulai lelah dan hati butuh sedikit kenikmatan.

Susu Mak Tam kopi klasik adalah perpaduan yang nyaris magis: aroma kopi yang menggoda bercampur dengan susu yang lembut, menciptakan harmoni yang membelai lidah. Setiap teguknya seperti bait lagu yang mengalun pelan, membawa ketenangan di tengah tumpukan tugas yang menanti. Di meja belajar, saat jari-jari menari di atas keyboard atau pena mencoret buku catatan, Mak Tam berdiri sebagai pendamping setia, seolah berbisik, “Ayo, selesaikan satu halaman lagi.” Ia bukan sekadar minuman, melainkan semangat yang tersaji dalam setiap slurp.

Kehadiran susu Mak Tam di setiap sudut Kediri, dari gerai kecil hingga yang ramai di pinggir jalan, adalah bukti bahwa kesederhanaan bisa mencuri hati. Cabang-cabangnya yang menjamur bak bunga liar di musim semi menawarkan kenikmatan yang sulit ditolak. Saat mampir setelah kuliah atau sebelum menjemput ibu, saya sering melihat wajah-wajah familiar: mahasiswa, pekerja, atau bahkan anak muda yang baru selesai nongkrong. Harga yang ramah di kantong membuat Mak Tam terasa seperti hadiah kecil, meski dompet kadang-kadang mengeluh setelah beberapa kali mampir dalam seminggu.

Namun, di balik kenikmatan susu Mak Tam kopi klasik, ada sedikit sindiran yang terselip. Di zaman ketika segelas minuman harus tampil kece di media sosial, Mak Tam seolah menggoda untuk diabadikan dalam foto. Tapi, saat saya menyeruputnya sambil menatap tugas yang menumpuk, saya sadar bahwa pesonanya bukan pada estetika, melainkan pada rasa yang menghibur di tengah malam yang panjang. Ia seperti teman yang tak banyak bicara, hanya hadir dengan kenikmatan yang membuat tugas terasa lebih ringan.

Di Kediri, susu Mak Tam telah menjadi bagian dari ritme hidup saya. Entah itu setelah kuliah yang melelahkan, saat menunggu ibu selesai bekerja, atau usai bercanda ria di kos teman, susu kopi klasik ini selalu jadi penutup yang sempurna. Aromanya yang pekat seperti mantra yang membangkitkan semangat, sementara susunya yang creamy menyelimuti hati dengan kenikmatan. Di tengah deadline atau soal-soal yang bikin pusing, Mak Tam adalah pengingat bahwa ada kebahagiaan kecil yang bisa ditemukan dalam setiap teguk.

Pernahkah terpikir, mengapa sesuatu yang sederhana seperti susu Mak Tam bisa begitu berarti? Minuman ini mengajarkan bahwa keajaiban sering tersembunyi dalam hal-hal kecil. Setiap kali saya membelinya, entah dalam perjalanan pulang dari kampus atau setelah mengobrol panjang dengan teman, ada cerita kecil yang terjalin: tentang perjuangan, tentang momen-momen sederhana yang membuat hidup terasa hidup. Di Kediri, susu Mak Tam rasa kopi klasik bukan sekadar minuman—ia adalah teman yang setia menemani di meja belajar, di bawah langit malam yang penuh bintang.

Maka, ketika saya menyeruput susu Mak Tam rasa kopi klasik sambil mengerjakan tugas, dunia terasa sedikit lebih lembut. Di setiap teguk, ada semangat yang terseduh, ada harapan yang tersaji, dan ada kenikmatan yang tak pernah pudar. Untuk kamu yang juga berjuang dengan tugas atau keseharian yang padat, cobalah mampir untuk membeli Mak Tam kopi klasik setelah kuliah atau di sela-sela rutinitas. Biarkan rasanya membawa kamu pada momen kecil yang penuh makna, di mana tugas terasa lebih mudah, dan hidup terasa sedikit lebih manis.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak