Buku Zen: The Art of Simple Living karya Shunmy Masuno adalah semacam pelarian lembut dari kehidupan modern yang penuh kebisingan.
Lewat 100 pelajaran sederhana, Masuno, seorang biksu Zen yang juga desainer taman dan pengajar desain lingkungan, mengajak kita memperlambat langkah dan mulai menemukan kembali kedamaian dalam hal-hal kecil sehari-hari.
Meski diambil dari ajaran Buddha, tapi siapa saja masih bisa membacanya. Baik dengan latar agama apapun tetap bisa menngambil nilai-nilai baik yang ada disini.
Setiap halaman di buku ini seperti terasa membawa ketenangan sendiri.
Banyak hal sederhana yang bisa kita ambil hikmahnya. Hal-hal yang sangat sederhana, seperti mengatur sepatu sebelum tidur, memperhatikan napas saat merasa lelah, atau menanam bunga dan menyaksikannya tumbuh pelan-pelan.
Hal-hal yang terlihat sederhana ternyata memiliki makna yang dalam ketika dijalani dengan penuh kesadaran.
Masuno menyusun bukunya dalam empat bagian, masing-masing fokus pada aspek berbeda dalam menjalani hidup yang lebih damai.
Mulai dari menata pikiran, membersihkan ruang, sampai belajar menghargai alam dan waktu hening. Beberapa topik memang terasa berulang, tapi justru terasa seperti pengingat lembut bahwa banyak hal penting memang harus diulang agar benar-benar kita sadari.
Yang saya suka, buku ini tidak menggurui. Masuno menulis layaknya teman lama yang bijak, ia bercerita dengan tenang, tanpa menggurui, dan membiarkan kita mengambil makna dari setiap kisah dengan cara kita sendiri.
Ia tidak pernah mengatakan, “Kamu harus begini atau begitu.” Ia hanya menawarkan: "Coba lakukan ini, mungkin akan terasa lebih ringan."
Misalnya, ketika ia menyarankan kita merapikan rumah untuk menjernihkan pikiran, bukan hanya soal kerapian fisik, tapi juga tentang bagaimana ruang luar memengaruhi ketenangan batin.
Atau ketika ia mengajak kita berhenti sejenak dan membiarkan pikiran beristirahat, bukan karena kita harus jago meditasi, tapi karena dalam diam, kadang jawaban justru datang tanpa dicari.
Tidak semua saran dalam buku ini mungkin terasa cocok untuk semua orang. Ada beberapa yang mungkin terasa terlalu “Jepang”, karena memang berangkat dari budaya Zen yang kuat.
Tapi menariknya, sebagian besar justru terasa sangat universal dan mudah diterapkan siapa saja, apa pun latar belakangnya.
Karena yang terpenting bukan soal budayanya, tapi tentang bagaimana kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang, lebih sadar, dan benar-benar hadir dalam setiap momen.
Gaya bahasanya juga enak dibaca. Ringan, tapi tidak dangkal. Mendalam, tapi tidak berat. Setiap pelajaran bisa dibaca dalam waktu singkat, cocok dijadikan bacaan harian di pagi hari sebelum mulai beraktivitas, atau malam hari sebelum tidur.
Dan karena pendek, buku ini bisa dengan mudah dibaca ulang kapan saja kita merasa perlu rehat dari kesibukan hidup.
Hal lain yang memperkaya buku ini adalah ilustrasi-ilustrasinya yang sederhana tapi cantik. Tidak terlalu mencolok, namun berhasil memperkuat nuansa tenang yang ingin disampaikan
Masuno. Ilustrasi di dalamnya terasa seperti potongan alam yang diam-diam bernapas di antara halaman-halaman, sederhana, tapi memberi ketenangan.
Secara keseluruhan, Zen: The Art of Simple Living adalah buku yang tidak hanya indah untuk dibaca, tapi juga bisa benar-benar mengubah cara kita menjalani hari.
Ia mengajak kita menyadari bahwa ketenangan dan kebahagiaan seringnya muncul dari hal-hal kecil yang sederhana, yang justru kerap kita abaikan dalam keseharian.
Dan yang paling penting, buku ini tidak menuntut kita menjadi sempurna, ia hanya mengajak kita untuk mencoba, sedikit demi sedikit, agar hidup terasa lebih lapang.
Untuk kamu yang sedang mencari cara agar hidup tidak terasa terlalu padat, atau sekadar ingin mengembalikan kesadaran dalam rutinitas sehari-hari, buku ini bisa jadi teman yang pas. Ringan, hangat, dan menyentuh.