Ilustrasi sajadah. [Shutterstock]
Dimulai dari sebuah jalan setapak nan sempit
Terangkainya sebuah pertemuan awal dari sebuah kisah
Pohon-pohon dan rembulan malam saksi pertemuan dua insan
Terukir garis senyum diwajah pertanda bahagia
Namun di malam mendatang tak lagi kutemukan jalan itu
Kuingin lalui terus menerus meski berteman bayangmu
Menyusuri jalan setapak hingga air langit menyentuh tubuh dan dinginnya malam
merasuk kalbu
Tegak berdiri bersama harapan di sepertiga malamku
Menangis tersedu tanpa suara agar hanya aku yang mendengar
Entah adakah penghujung pengharapanku yang terlalu besar
Karena aku teramat terbiasa menantinya
Jalan setapak di sepertiga malamku
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
4 Ide Outfit Simpel ala Karina aespa, Cocok Buat Ngampus Sampai Nongkrong!
-
Drama Mercy for None Raih Peringkat 2 di Daftar Serial Non-Inggris Netflix
-
Menelusuri Makna Sindiran Halus Lewat Lagu Billie Eilish Bertajuk Bad Guy
-
Kebobolan 6 Gol, Emil Audero Masih Layak Bersaing Jadi Kiper Utama Timnas?
-
6 Rekomendasi Drama China Bunny Zhang, Ada Egg and Stone