Setiap orang tentu butuh kehadiran teman. Namun realitas memaparkan, tak semua orang bisa kita jadikan teman. Oleh karenanya, memilih teman bergaul adalah suatu hal yang niscaya bagi siapa saja. Carilah teman-teman yang baik agar kita ikut ‘ketularan’ kebaikannya.
Sebaliknya, jangan berteman akrab dengan orang-orang yang gemar berbuat kejahatan atau hal-hal negatif. Kalau sekadar sebatas kenal tak masalah. Namun, jangan sampai menjadikan orang-orang yang perilakunya buruk tersebut sebagai teman atau sahabat kita. Sebab, kita bisa terpengaruh oleh keburukan-keburukan mereka.
Bicara tentang pentingnya memilih teman dalam hidup ini, kita bisa membaca kisah dalam novel ‘True Colors of Friendship’ karya Irena I. Novel remaja ini mengisahkan tentang jalinan pertemanan atau persahabatan antara Elena, Emily, dan Gadriella yang diwarnai suka-duka.
Semua bermula ketika sekolah tempat Elena dan Emily menimba ilmu, kedatangan seorang murid baru berusia lima belas tahun bernama Gadriella. Dia adalah anak pindahan dari Washingthon DC. Singkat cerita, Gadriella akhirnya menjadi teman Elena dan Emily.
Bisa dikatakan, Gadriella termasuk murid yang berbeda jika dibandingkan remaja New York pada umumnya. Di saat anak lain tidak membawa bekal (makanan dari rumah) dengan alasan tidak ingin dianggap anak-anak, Gadriella malah terang-terangan membawa bekal. Bahkan dia menawari bekal berupa sandwich tersebut kepada dua teman barunya, Elena dan Emily.
Namun, nafsu makan Elena tiba-tiba hilang. Ketika dia hendak mengambil sandwich yang ditawarkan oleh Gadriella, muncul Annabella Lewis, murid yang terkenal memiliki sifat sombong.
Terlahir dari keluarga berada membuat kepala Annabella terangkat tinggi. Dia juga tidak suka ketika ada murid baru yang dekat dengan anak lain selain dia sendiri. Namun, dia memiliki kebiasaan buruk yakni ketika murid baru telah berhasil dia dekati, maka tak lama kemudian akan dicampakkan, kecuali jika murid baru tersebut tidak membosankan.
Tentu saja Gadriella lebih memilih berteman dengan Elena dan Emily ketimbang berteman dengan Annabella yang memiliki sifat congkak dan semaunya sendiri. Dari gerak tubuhnya saja, Annabella bukan tipe anak yang menyenangkan untuk diajak berteman. Tentu saja Annabella merasa kesal dengan penolakan Gadriella.
Kisah persahabatan antara Elena, Emily dan Gadriella masih panjang dan diwarnai dengan ujian. Salah satu hal penting yang bisa kita petik dari novel remaja ini bahwa memilih teman atau sahabat itu adalah hal yang penting dan tak boleh kita abaikan.
Video yang mungkin Anda suka
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Jalan Mudah Menjadi Hafizh, Ulasan Buku Menghafal Al-Quran
-
Keajaiban Toko Kelontong Namiya: Sebuah Toko dengan Sesi Konsultasi
-
Novel Baswedan Sebut Isu Ganjar Pranowo Terlibat Korupsi e-KTP Tak Ada Bukti
-
Apresiasi Sastra dalam Novel Burung-burung Manyar Karya Y. B. Mangunwijaya
-
Ulasan Buku "Laut Bercerita" Karya Leila S. Chudori: Teror Rezim Orde Baru bagi Mahasiswa Aktivis
Ulasan
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
-
Mahar Jingga: Cinta yang Halal Tapi Tak Selalu Membahagiakan
-
Ali Band dan Perayaan Musik Dansa dari Timur Tengah ke Jakarta
-
Ulasan Novel Bandit-Bandit Berkelas: Nasib Keadilan di Ujung Tanduk!
Terkini
-
Jejak Kreatif Futsal dalam Mengubah Wajah Gaya Hidup Generasi Muda
-
Futsal sebagai Medium Terapi Jiwa: Mengubah Emosi Menjadi Kekuatan Positif
-
Main Futsal Resmi 2 Babak, Tapi Anak Tongkrongan Tahan Setengah Babak Aja
-
5 Teori Topi Jerami Raksasa One Piece, Senjata Kuno Berkaitan dengan Nika
-
Fakta Unik Makau, Koloni 442 Tahun Portugal yang Timnasnya Tak Warisi Kehebatan Os Navegadores