Novel The Architecture of Love ini adalah salah satu novel bergenre romance yang ditulis oleh Ika Natassa. Novel ini termasuk bestseller dan bahkan sudah pernah diangkat menjadi film dengan judul yang sama.
The Architecture of Love bercerita tentang seorang penulis bernama Raia yang sedang mengalami writer's block. Hal itu membuat Raia memutuskan untuk healing sekaligus mencari inspirasi di kota New York.
Di sana, ia bertemu dengan seorang arsitek yang bernama River. Petemuan antara Raia dan River pun membuat mereka saling terikat dan mengungkap rahasia mereka masing-masing.
Tentang alasan Raia yang sulit untuk kembali meneruskan profesinya sebagai seorang penulis karena kehilangan sosok 'muse' yang ternyata adalah mantan suaminya sendiri, Adam.
Baginya, Adam tidak sekedar seorang pendamping hidup, namun ia adalah sumber inspirasi Raia dalam dunia kepenulisan. Namun ternyata alasan tersebut justru menjadi boomerang bagi Raia yang menyebabkan ia diceraikan secara sepihak.
Lain halnya dengan River. Ia mengalami sebuah kecelakaan yang menyebabkan tewasnya istrinya. Dan hingga saat sebelum bertemu Raia, River masih terus menerus dihantui rasa bersalah.
The Architecture of Love adalah kisah tentang sepasang manusia yang saling membangun dan menyembuhkan setelah mereka mengalami trauma dan luka masa lalu.
Nah, bagi kamu yang pecinta novel romance, novel ini bisa menjadi salah satu rekomendasi. Selain kesan romance yang kental antara Raia dan River, kamu akan diajak menjelajahi kota New York dengan segala kemegahannya.
Ada banyak quotes juga yang sengaja diselipkan oleh penulis di sepanjang membaca novel ini.
Nah, yang membuat novel ini menarik bagi saya pribadi adalah penggambaran Raia yang berprofesi sebagai penulis.
Membaca lembar demi lembar The Architecture of Love sedikit banyak memberi gambaran mengenai proses kreatif yang dialami oleh seorang penulis untuk menghasilkan sebuah karya.
Mulai dari mencari inspirasi, ritual menulis, riset, melamun untuk mencari ide, sampai mencari sosok 'muse' sebagaimana masalah utama yang dialami oleh Raia saat mengalami writer's block.
Hanya saja, dialog-dialog yang ada dalam novel ini rasanya kurang mengalir. Selingan jokes yang dilontarkan oleh tokoh-tokoh di dalamnya juga sedikit garing. Novel ini terbilang populer namun saya pikir itu terlalu overrated.
Tapi secara keseluruhan, karya Ika Natassa ini lumayan layak untuk menempati rak koleksi novel mu. Akan ada banyak pembelajaran mengenai kehidupan yang semoga bisa menjadi inspirasimu saat membacanya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku 'Di Mars yang Marah': Cerita Seru saat Melalui Badai Pasir
-
Suka Menunda? Ini 4 Tips Meraih Kesungguhan Kerja dalam Buku Deep Work
-
Ulasan Buku Income Pentagon, 5 Cara Tingkatkan Kemapanan Finansial
-
Ulasan Novel Savanna dan Samudra, Kisah Romansa Pramusaji di Sebuah Kafe
-
Ulasan Buku Berpikir Non-Linier, Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Otak
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Godaan Setan yang Terkutuk: Saat Teror Datang di Rumah Sendiri
-
Review Film Mission Impossible - The Final Reckoning: Misi Akhir Termegah?
-
Ed Sheeran Wakili Perasaan Orang yang Dimabuk Asmara dalam Lagu Shivers
-
Liburan Singkat di Lampung, Menikmati Keindahan Pasir Putih Pulau Tangkil
-
Review Novel Sendiri Tere Liye: Sebuah Perjalanan Menyembuhkan Luka Kehilangan
Terkini
-
Suzy Pertimbangkan Peran Utama dalam Drama Fantasi Men of the Harem
-
Menakar Ulang Peran Militer dalam Demokrasi Pascareformasi
-
Perjuangan Buruh Perempuan di Tengah Ruang Kerja Tak Setara
-
Mulai Proses Syuting, Film Horor Korea Salmokji Umumkan Para Pemain
-
The Haunted Palace Sukses Besar, Intip 5 Drama Korea Seru Yook Sungjae Lainnya