Novel Low Pressure merupakan karya dari Sandra Brown, yang menggabungkan suspense dan misteri sebagai ciri khas dari sang penulis. Novel ini dialihbahasakan oleh Dini Pandia dan diterbitkan pertama kali oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2013.
Cerita bermula ketika Bellamy Lyston Price memutuskan menulis sebuah novel, Low Pressure, berdasarkan kisah nyata dari pembunuhan yang terjadi pada kakak perempuannya, Susan Lyston, 18 tahun lalu pada acara barbekyu Memorial Day. Sebuah keputusan yang sepertinya menjadi kesalahan terbesar Bellamy.
Bagaimana tidak? Meskipun Bellamy memakai nama alias sebagai nama penulis, toh, Rocky Van Durbin, jurnalis tabloid gosip EyeSpy, berhasil mengungkap identitas aslinya.
Sejak itu, novel Bellamy viral dan ia mendapati sejumlah teror bahkan percobaan pembunuhan, dari orang-orang yang tak ingin kasus pembunuhan Susan Lyston dibuka kembali dan hal-hal kotor yang terjadi dalam pengungkapan kasus tersebut pada akhirnya terungkap.
Bellamy pun terpaksa harus berhadapan kembali dengan Denton Carter, mantan kekasih Susan Lyston, yang juga tak suka jika peristiwa pembunuhan tersebut diungkit kembali. Bellamy yang menuliskan novel tersebut—hanya karena ingin ingatannya yang terblokir pada satu kejadian penting kembali dan sebagai terapi agar ia bisa melupakan peristiwa yang masih kerap menghantuinya tersebut—tidak menyadari bahaya yang mengancam di balik tujuannya.
Bisakah Bellamy mengembalikan ingatannya yang terblokir? Bagaimana ia menyikapi rahasia-rahasia yang kemudian terungkap di balik kehidupan keluarganya yang ia pikir baik-baik saja? Dapatkah ia memercayai Denton Carter yang ingin membantunya dari teror dan ancaman pembunuhan?
Tertulis dengan cat merah di dinding: Kau akan menyesal.
Catnya mengalir, meninggalkan alur di dasar setiap huruf yang tampak seperti aliran darah. Alih-alih menggunakan kuas, huruf-huruf itu ditulis dengan celana dalam Bellamy. (Hal. 59)
Novel Low Pressure memiliki banyak tokoh yang terlibat dalam kasus pembunuhan Susan Lyston. Saya pribadi merasa harus menyebutkan semua tokoh tersebut, karena tanpa mereka novel ini tak akan kaya dengan konflik dan penuh intrik.
Dari jajaran penegak hukum dan pihak berwenang yang pernah menangani persidangan kasus pembunuhan Susan Lyston ada Rupert Collier, mantan asisten jaksa wilayah yang melegalkan segala cara demi ada yang bisa dijadikan tersangka dan berakhir dengan memenjarakan Allen Strickland, yang berada di waktu dan tempat yang salah.
Dale Moody, mantan detektif bagian pembunuhan di Kepolisian Austin yang menjadi pemabuk. Satu-satunya orang yang memegang duplikat dokumen kasus Susan Lyston yang dapat menjerat Rupert Collier ke ranah hukum.
Dari pihak keluarga Bellamy ada Steven, sang kakak tiri, yang masa lalunya demikian suram dan kejam dan membuatnya menjauh dari keluarga. Lalu ada Olivia, ibu tiri Bellamy yang sangat disayanginya, tapi ternyata memiliki sisi lain yang tak terduga. Ada pula Howard Lyston, ayah Bellamy yang berjuang melawan kanker dan mengembankan amanat pada Bellamy untuk mencari pembunuh Susan sebenarnya.
Dari para terduga pelaku pembunuhan dan anggota keluarganya ada Gall Hathaway, yang dianggap Denton Carter sebagai satu-satunya keluarga dan orang yang memberinya alibi pada hari kematian Susan. Lalu Ray Strickland, si ‘sakit jiwa’ yang membiarkan kebencian dan dendam mendarah daging dalam dirinya sejak sang kakak, Allen Strickland, diadili dalam kasus pembunuhan Susan.
Jangan lupakan pula Rocky Van Durbin, jurnalis yang sangat mengganggu dengan berita-berita gosip seputar Bellamy dan Dent Carter dan selalu mengikuti ke mana pun keduanya pergi.
Ending dari novel yang dibangun dengan baik ini pun menyajikan plot twist yang cukup mencengangkan. Sang pelaku pembunuhan yang asli sangat di luar ekspektasi, meskipun masih menjadi ciri dari Sandra Brown untuk menempatkan orang yang tak terpikirkan untuk menjadi pelaku kejahatan.
Selayaknya novel-novel Sandra Brown lainnya, saya cukup puas dengan ending ceritanya, meskipun tidak terlalu puas dengan romantisme yang dibangun untuk kisah cinta antara Bellamy dan Dent Carter. Namun tetap saja, novel Low Pressure sangat patut untuk diapresiasi.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Wish Me Luck: Novel Berpremis Menarik dengan Bumbu Misteri
-
Resensi Novel Mean Streak (Jejak Kelam), Rahasia Besar Sang Pria Anonim
-
Ulasan Novel Lethal (Mematikan): Novel Suspense yang Penuh dengan Kejutan
-
Mengenang Sejarah Tragedi Mei 1998 melalui Novel Olga: Lengser ke Cirebon
-
Ulasan Novel Pesan Misterius, Gadis Penggagap dan Misteri Pencurian Uang
Artikel Terkait
-
Mengungkap Misteri Film Samar yang Nggak Cuma Setan, tapi Penuh Teka-Teki
-
Novel The Only Purple House in Town: Sebuah Perjalanan Menemukan Keluarga
-
Mengelola Kekhawatiran dan Stres dalam Buku Bertajuk A Smart Girl's Guide
-
Ulasan Novel Murder in a Cup: Kasus Pembunuhan dengan Elemen Supranatural
-
Kesepian di Tengah Keramaian: Review Novel 'Malam Putih'
Ulasan
-
Review Novel 'Metamorfosis': Ketika Manusia Dihargai Hanya Karena Berguna
-
3 Kuliner Khas Pulau Madura yang Biasanya Disuguhkan saat Momen Lebaran
-
Review Desa Mati The Movie: Mengungkap Teror di Desa Terpencil!
-
Kulineran di Pariaman? Ini 4 Kuliner Andalan yang Harus Dicicipi!
-
Lebih dari Sekadar Momen Berharga, Ini Makna Lagu VVUP "Ain't Nobody"
Terkini
-
Casual Look yang Keren Abis, Intip 4 Gaya Outfit Harian Dino SEVENTEEN!
-
5 Rekomendasi Drama Korea Time Travel tapi Non-Sci-Fi, Gak Perlu Mikir!
-
Fenomena Dagelan Tingkat Dewa saat Ifan Seventeen Diangkat Jadi Dirut PFN
-
Usung Genre Thriller Kriminal, Ini 6 Karakter Pemeran Drama Netflix Karma
-
Gaya Minimalis nan Stylish ala Gong Yoo, Intip 4 Ide Clean Outfitnya!