Menulis Cerita Misteri di Malam Hari, Diintip Makhluk Gaib di Balik Jendela

M. Reza Sulaiman | Fathorrozi 🖊️
Menulis Cerita Misteri di Malam Hari, Diintip Makhluk Gaib di Balik Jendela
Ilustrasi menulis cerita misteri sedang diintip makhluk gaib di balik jendela (Gemini AI)

Tidak seperti biasanya. Seketika bulu kudukku berdiri. Jendela yang tirainya sedikit kusingkap seolah ada makhluk yang mengintip. Kala mataku kembali kufokuskan ke layar laptop, makhluk itu muncul lagi.

Sekelebat. Melintas sebentar, tetapi nyata. Aku bangkit seketika dari duduk, membuka pintu untuk memastikan siapa yang mengintip. Ternyata kosong. Tak ada siapa-siapa.

Malam itu tepatnya malam Jumat. Malam Jumat dan Minggu merupakan malam yang kujadikan waktu untuk beraktivitas menulis. Lantaran Kamis dan Sabtu siang kegiatanku sedikit longgar. Tidak sesibuk hari-hari biasanya. Sudah barang tentu, siangnya aku berkesempatan untuk istirahat.

Istirahat siang di hari Kamis dan Sabtu itu bisa membuatku begadang di depan laptop hingga dini hari, bahkan sampai menjelang Subuh. Dan entah, malam Jumat waktu itu, tetiba aku ingin menulis cerita misteri. Pikiran seolah sesak dengan nuansa horor. Jari-jemari sangat lancar menarasikan cerita yang menggelayut di benak.

Waktu itu aku ingin menulis cerita ketika pulang dari menjemput anak yang mengaji di desa sebelah. Jalan menuju surau tempat anakku mengaji melewati kuburan yang berderet-deret. Ketika aku dan anakku melintas di area kuburan tersebut, terdapat makhluk mengenakan kain serba putih duduk di atas nisan. Sepertinya makhluk itu perempuan, rambut panjangnya menjuntai. Wajahnya tertutup rambut.

Perihal kejadian itu yang ingin aku tuang dalam cerita misteri di malam itu. Aku sendirian di malam Jumat pukul 23.15 WIB itu di serambi belakang. Dan tepat di belakang rumahku terdapat sungai yang tepinya banyak ditumbuhi pohon bambu serta pohon-pohon lain yang daunnya lebat. Belum separuh cerita misteri yang kutulis, sekejap bayangan putih berkelebat di jendela. Di luar sedang gerimis dan sesekali angin berembus sepoi.

Seketika kulirik ke arah jendela, tak ada siapa-siapa. Aku mengetik lagi. Mendeskripsikan perjumpaanku dengan makhluk yang wajahnya tertutup rambut panjang. Sontak, makhluk di balik jendela kembali berkelebat. Berkali-kali seperti itu hingga mengundangku untuk berdiri dan keluar dari ruang serambi belakang. Ternyata juga kosong. Sama sekali tak ada siapa-siapa.

Aku menyapu pandangan ke sekeliling dengan bulu kuduk berdiri dan jantung berdetak cepat, tetap tak ada siapa pun. Tetapi, saat aku meneruskan cerita itu, tengkukku terasa ada yang meniup dari belakang. Segera kumatikan laptop, lalu bergegas ke tempat tidur.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak