Kenali Badai Sitokin pada Penderita Covid-19, Bagaimana Cara Menanganinya?

Hernawan | Filsa
Kenali Badai Sitokin pada Penderita Covid-19, Bagaimana Cara Menanganinya?
Ilustrasi virus (Pixabay).

Netizen Indonesia baru saja dibuat terkejut setelah menghilangkannya Deddy Corbuzier dari jagad YouTube. Diketahui Deddy Corbuzier sedang kritis melawan badai sitokin yang menyerang tubuhnya. Hal itulah yang membuat Deddy Corbuzier menepi sementara dari YouTube sekitar hampir dua pekan.

Deddy Corbuzier awalnya disinyalir terpapar Covid-19, yang membuat keadaan paru-parunya memburuk. Setelah dinyatakan negatif Covid-19, Deddy Corbuzier harus kritis karena badai sitokin. Apa sih sebenarnya badai sitokin itu? Dan mengapa harus menyerang setelah penderita dinyatakan negatif Covid-19? Simak penjelasannya beserta cara penanganannya berikut ini!

Menyadur dari situs halodoc, badai sitokin adalah salah satu komplikasi yang bisa tiba-tiba dialami oleh penderita Covid-19. Kondisi seperti ini harus diwaspadai dan harus segera mendapatkan perawatan yang intensif. Bila kondisi ini tidak segera ditangani, efek jangka panjang badai sitokin akan menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh hingga menimbulkan kematian.

Pada dasarnya, sitokin merupakan protein yang memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika dalam kondisi yang normal, sitokin ini dapat membantu sistem imun dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.

Namun, sitokin jika diproduksi secara berlebihan akan menyebabkan kerusakan fungsi organ dalam tubuh. Ketika dalam jumlah yang berlebihan tersebut itulah yang dinamakan badai sitokin.

Badai sitokin memiliki nama ilmiah yaitu cytokine storm, yang bisa terjadi ketika tubuh terlalu banyak melepaskan sitokin ke dalam darah dalam waktu yang sangat cepat. Kondisi seperti ini membuat sel imun justru menyerang balik jaringan dan sel tubuh yang normal, sehingga pada akhirnya menyebabkan peradangan. Ketika dalam kondisi seperti ini harus dicek menggunakan D-dimer dan CRP pada penderita virus Covid-19.

Hal ini juga yang menyebabkan penderita Covid-19 mengalami sesak napas karena badai sitokin ini target utamanya adalah paru-paru. Selain itu, organ-organ tubuh penting lainnya juga gagal berfungsi. Ini harus diwaspadai dan harus ditangani agar tidak menyebabkan kematian.

Gejala Badai Sitokin Utamanya pada Penderita Covid-19

Selain demam dan sesak napas yang menjadi gejala umum badai sitokin, ternyata ada gejala lain yang perlu diperhatikan, seperti:

  1. Kelelahan
  2. Adanya pembengkakan pada tungkai
  3. Tubuh merasa menggigil
  4. Nyeri otot dan persendian
  5. Mual
  6. Ruam pada kulit
  7. Kejang
  8. Saturasi oksigen menurun
  9. Batuk
  10. Penggumpalan pada darah
  11. Tekanan darah rendah
  12. Halusinasi (linglung)

Penanganan pada Badai Sitokin

Umumnya, penderita Covid-19 yang mengalami badai sitokin setelah dinyatakan negatif segera dibawa ke unit perawatan intensif (ICU) untuk memerlukan perawatan. Dokter akan menangani pasien badai sitokin sebagai berikut:

  1. Pemantauan pada sistem tubuh yang vital meliputi tekanan darah, pernapasan, denyut nadi, dan suhu tubuh secara intensif
  2. Pemberian cairan melalui infus
  3. Pemantauan pada kadar elektrolit
  4. Cuci darah (Hemodialisis)
  5. Pemasangan mesin ventilator
  6. Pemberian obat jenis anakinra atau tocilizumab (actemra) yang berfungsi untuk aktivitas sitokin pada tubuh.

Bila mana ada teman, sanak saudara atau keluarga Anda yang mengalami gejala badai sitokin setelah dinyatakan negatif Covid-19, segeralah bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak