4 Penyebab Anak Mengalami Depresi karena Orangtua

Hikmawan Firdaus | Novi Ardila
4 Penyebab Anak Mengalami Depresi karena Orangtua
ilustrasi orang tua memahami anak (freepik.com/master1304)

Kedekatan batin antara orangtua dan anak tidak dapat dipungkiri Kedekatan ini dapat ke arah positif maupun negatif. Sebagai orangtua, terkadang tidak sengaja telah melukai hati sang buah hati. 

Oleh karena itu, orangtua perlu hati-hati dalam berucap dan bertindak dengan anak. Keluargalah yang akan menjadi pembentuk karakter utama bagi seorang anak. Pola asuh yang dipilih orangtua harus tepat.

Hal ini karena mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter anak hingga ia dewasa kelak. Sebagian besar orangtua tidak peduli terhadap cara berbicara dan bertindak kepada anak hingga ia merasa tertekan.

Rasa tertekan tersebut dapat mengganggu psikologis seorang anak hingga mengalami depresi. Berikut ini sudah ada penyebab anak mengalami depresi karena orangtua, antara lain:

1. Selalu membandingkan

Dikutip dari Orami, anak yang terus-menerus dibandingkan orangtuanya, akan  merasa dirinya tidak penting. Anak akan berpikir jika ia tidak mampu menjadi sosok yang orangtua inginkan.

Bahkan, menganggap keberadaannya menjadi tidak berarti. Hal ini tidak hanya berpengaruh pada masa kanak-kanak namun berlangsung sampai dewasa.

2. orangtua plin plan dan mendominasi 

Sikap plin plan atau labil dari orangtua dapat membuat anak semakin bingung.  Hal tersebut juga akan membuat anak tidak dapat membuat keputusan sendiri.

Bahkan, anak tidak konsisten dalam mengambil keputusan. Hal lainnya anak akan memiliki emosional dan identitas yang lemah sehingga memicu timbulnya depresi.

Selain itu, orangtua yang terlalu mendominasi akan membuat anak selalu bergantung pada keputusan keduanya, tidak dapat mandiri. Bahkan, anak tidak dapat mengatasi masalahnya sendiri karena selalu mendapatkan komando dari orangtua.

3. Bertengkar di depan anak dan selalu marah

Dikutip dari Alodokter, anak yang sering menyaksikan pertengkaran kedua orangtuanya akan membentuk perasaan tidak aman, serta memengarhui hubungan orangtua dan anak. Anak-anak yang memiliki trauma tersebut akan mengalami gangguan dalam kontrol emosi dan perhatian.

Anak juga memiliki hati yang sensitif. Selalu memarahinya tidak membuatnya mengerti apa yang orangtua inginkan. orangtua harus menasehati anak secara lembut.

Selain itu, orangtua juga harus beritahu alasan mengapa tidak boleh dan solusi apa yang diberikan kepada anak. Selalu memarahi anak, akan membuat anak berpikir bahwa yang ia lakukan selalu salah.

4. Menaruh harapan tinggi dan kasar pada anak

Dilansir dari Halodoc, orangtua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Namun, dorongan tersebut dapat bergeser menjadi sesuatu yang negatif. Dorongan ini dapat berubah menjadi tekanan bagi sang anak.

Sementara itu, tidak jarang orangtua menghukum anaknya dengan tindakan fisik. Hal ini justru akan membuat ketakutan dan trauma yang mendalam bagi anak. 

Ini juga tidak hanya meninggalkan luka fisik bagi anak, tetapi meninggalkan luka batin pula.Tanda-tanda anak yang mengalami depresi diantaranya sakit, pola makan dan tidur yang berubah, tidak berenergi atau lesu, dan suasana hati yang murung.

Sebelum semua tanda tersebut terjadi, maka orangtua harus sudah tahu akar dari penyebabnya. Oleh karena itu, alangkah baiknya sebagai orangtua harus menghindari penyebab terjadinya depresi pada anak. Sebagai orangtua juga hendaknya mawas diri dan menentukan parenting terbaik untuk anak.

Video yang mungkin Anda lewatkan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak