Kulewati kembali hari-hari pilu
Dimana aku terus menunggu
Mimpi kala rindu membelenggu
Pada sosok diri di masa lalu
Bahagia seringkali menepi
Membawaku terus-terusan pergi
Tanpa ada yang menyakiti
Seolah paling beruntung di muka bumi
Senyumku mulai merekah
Sungguh indah terlukis di wajah
Sampai tersadar itu berkah
Sebelum hidup diisi oleh amarah
Ketika melewati satu jalanan
Bunga dan ranting seakan turut berperan
Disentuhnya aku dengan penuh kelembutan
Seiring terasa nyaman hingga pikiran
Waktu berlalu seperti detak jantung
Orang-orang yang tengah bingung
Sembari remas serpihan jagung
Berpikir bahwa hidup harus disambung
Masa indah itu perlahan sirna
Sejak orang dekat tak lagi bersama
Sulit bagiku mengerti arti cinta
Jika segalanya berujung lara
Cinta tak harus tentang dia
Tapi juga mereka, yang kusebut keluarga
Suasana rumah sudah sangat berbeda
Tiada lagi yang sibuk bertanya
Sungguh kejadian ini sulit terbesit
Pada pikiran yang tiba-tiba menyempit
Hati dengan mudah merasa sakit
Saat tahu ceritamu berubah menjadi pahit
Satu pagi hujan berdecik
Semuanya terlihat sedang asyik
Seolah hidupnya selalu baik
Namun bagiku sungguh tidak menarik
Berbagai menu lezat bahkan tersedia
Namun sulit untuk aku yang tak selera
Masih mampu bernapas pun cukup lega
Walau entah kisahku bisa berhenti dimana
Kujalani tiap menitnya dengan suram
Sampai kuingat hari t'lah berganti malam
Hati pun hanya ingat oleh kondisi padam
Usai dibekuk kalimat bak pisau tajam
Emosi semakin tidak memiliki arah
Seiring luka yang dianggap parah
Aku terus menyatakan bersalah
Pada hal yang bahkan belum dijamah
Kesedihan pun tak jarang menyerang
Seakan diri ini sudah sulit merasa senang
Ku hanya bisa berdiam diri di ranjang
Berharap dapat kembali hidup tenang
Aku, wanita yang terlihat sangat malang
Berpesan agar segala yang menantang
Dapat segera bertemu titik terang
Meski sementara kamu harus melajang