Bertanya tentang arti sejahtera semakin dinanti oleh rakyat. Sebuah kata bernama sejahtera nampak agung dan menjadi dambaan dalam atraksi kampanye politikus.
Sejahtera nampak bagai lukisan gincu hanyalah sebuah jargon penuh bualan. Bualan janji kosong tentang sejahtera membuat rakyat terlena dalam keluguan. Lucunya rakyat yang terpancar rupa keluguan dalam siraman janji kosong.
Politikus hanya corong lantunan melodi kebohongan kepada rakyat. Sambutan meriah tepuk tangan dalam simpati rakyat menanti sejahtera yang sesungguhnya.
Katanya rakyat sejahtera negara kuat, begitulah rangkaian janji kosong yang diumbar oleh politikus. Tong kosong nyaring bunyinya kira-kira seperti itulah bualan manis politikus.
Bisa saja sejahtera hanya menjadi kenikmatan bagi elit lingkaran penguasa semata. Rakyat tak bisa menggenggam kenikmatan sejahtera itu sendiri.
Kiasan kehidupan rakyat tertanam pada kemelaratan tiada peduli dari penguasa. Penguasa yang dahulu politikus memenangkan suara kosong dalam tepukan tangan yang meriah dari rakyat.
Berkat tipuan janji yang manis rupanya menyulap menjadi penguasa. Terjual murah suara rakyat yang ternyata tak berisi apa-apa. Genggaman kuasa yang dipimpinnya melibas hak-hak kaum jelata.
Dalam kefakiran harta kaum jelata beralaskan hamparan koran menggelandang di bawah kolong jembatan. Hamparan rakyat yang terkapar dalam saujana kemelaratan yang nyata.
Penguasa terpingkal-pingkal dalam tawa lepasnya. Bisu kala menatap dengan jelas hamparan rakyat dalam alam kemelaratan yang nyata.