Bertahun-tahun Arema FC menahan diri untuk tidak bermarkas di Stadion Kanjuruhan, laga perdana bak reuni dalam kandang bersejarah itu justru meninggalkan kenangan buruk. Lagi, seolah tak belajar dari kesalahan masa lalu yang mengakibatkan lebih dari 100 nyawa melayang.
Ada oknum tak dikenal yang menodai momen penting bagi pasukan Singo Edan dengan melempari bus tim tamu dengan batu. Persik Kediri yang bertandang ke markas besar Arema membawa niat tulus, justru mendapat tindakan-tindakan agresif.
Melansir suara.com, padahal Persik Kediri sempat mengadakan doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan. Mulai dari pemain, hingga offisial kepelatihan. Sayang seribu sayang, doa-doa yang dilangitkan justru dibalas hal yang tak terpuji.
Diduga oknum pelaku melempari bus yang membawa rombongan pemain Macan Putih saat hendak meninggalkan venue pertandingan lanjutan BRI Liga 1. Video amatir beredar di Grup Whatsapp Bola Indonesia.
Dari video tersebut, nampak sejumlah kaca bus yang pecah. Kemudian melalui akun Instagram resmi, Arema FC memberikan tanggapan.
“Kami minta maaf sebesar-besarnya. Untuk tim Persik Kediri atas kejadian hari ini setelah pertandingan saat perjalanan menuju Hotel di daerah Kepanjen, Kabupaten Malang. Kita jaga harmoni kekeluargaan ini dari dalam hingga luar lapangan,” tulis @aremafcofficial.
Pelatih Persik Positif Thinking, Manajemen Arema Tak Lepas Tangan
Sebelum terjadi pelemparan batu, pertandingan perdana di Stadion Kanjuruhan berlangsung alot. Skuad Macan Putih berhasil menjinakkan tuan rumah melalui skor mencolok, tiga gol tanpa balas. Kemenangan lawan dibuka oleh gol Vava Mario Yagalo pada menit ke-25.
Lalu keran gol dilanjutkan melalui aksi Ramiro Fergonzi yang mencatatkan nama di papan skor saat babak kedua. Terakhir, kapten Ze Valente menyempurnakan hasil positif Persik Kediri menjadi 0-3 jelang pertandingan selesai.
Merujuk laporan Antara News, Senin (12/5/2025), Divaldo Alves selaku pelatih kepala Persik Kediri mengaku enggan memperpanjang pelemparan batu yang diterima timnya. Ia menilai bahwa para pelaku bukan lah suporter.
“Sepertinya bukan suporter, orang luar. Mungkin anak muda yang minum atau apa, seperti itu,” ujarnya.
Divaldo menambahkan, “Dalam stadion, waktu kami ke sana tidak ada masalah sama sekali. Tapi (pelemparan) terjadi di luar.”
Walau mengaku tak trauma, pelatih yang baru kembali menukangi Persik pada April itu berharap hal serupa tak lagi terulang di masa yang akan datang. Menariknya, sejumlah suporter termasuk pemimpin-pemimpin fans telah menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut.
Manajemen Arema FC pun meminta agar pihak berwajib mengusut tuntas kasus pelemparan batu ke bus Persik Kediri, sekaligus mengungkap motif yang melatarbelakangi.
“Jika pelaku kecewa dengan terkait penyelenggaraan atau kecewa karena Arema FC kalah, kenapa tidak dilimpahkan ke kami?” tutur General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriadi.
Kejadian ini dinilai mencoreng nama baik klub, sekaligus mencederai nilai-nilai sportivitas. Terlebih lagi, manajemen juga harus berjuang keras untuk mendapatkan izin bermarkas di Stadion Kanjuruhan. Ditambah adanya tantangan internal dan eksternal tim.
“Padahal klub mengalami masa sulit dengan keterbatasan dana, karena tidak ada pemasukan lantaran harus terusir, rasanya hanya cukup sisa tenaga, semangat dan niat tulus mempertahankan klub ini,” sambungnya.
Manajemen sebelumnya harus menggelontorkan dana yang tak sedikit, bahkan hingga mencapai Rp1 miliar untuk biaya produksi dua pertandingan simulasi bertajuk ‘Charity Match’. Yusril pun mengajak seluruh pihak agar berbenah sama-sama untuk menciptakan laga yang aman dan nyaman bagi siapapun.
Terdekat, pasukan Singo Edan akan bertandang ke markas PSBS Biak pada Minggu (18/5/2025) pukul 13.30 WIB.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS