Cita-Cita Profesional Gen Z Melalui Futsal

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Cita-Cita Profesional Gen Z Melalui Futsal
Ilustrasi Futsal AXIS Nation Cup (Galery/anc.axis.co.id)

Buat banyak Gen Z, futsal nggak lagi sebatas jadi hiburan sepulang sekolah atau kegiatan iseng di kampus. Sekarang, futsal sudah berubah jadi mimpi besar, semacam cita-cita profesional yang benar-benar bisa dikejar. 

Ajang seperti AXIS Nation Cup pun hadir sebagai salah satu wadah untuk mewujudkan itu. Info lengkapnya bisa Sobat Yoursay cek di anc.axis.co.id dan juga di axis.co.id, di mana semangat kompetisi ini jelas banget diarahkan untuk mengangkat potensi generasi muda yang serius dengan dunia futsal.

Kalau kita lihat, tren ini makin terasa belakangan. Banyak pemain Gen Z yang nggak cuma main futsal untuk bersenang-senang, tapi juga melatih diri seolah-olah mereka sedang mempersiapkan karir. Mereka mulai disiplin latihan, rutin ikut turnamen, bahkan ada yang sengaja bikin konten latihan di media sosial untuk menunjukkan perkembangan skill. Dunia digital pun jadi panggung baru buat membangun personal branding sebagai pemain futsal yang punya masa depan.

Futsal sebagai jalur profesional sebenarnya masuk akal banget. Dengan ukuran lapangan futsal yang lebih kecil daripada sepak bola, permainan jadi cepat, dinamis, dan penuh kontak. Itu bikin skill individu, seperti passing cepat, shooting, atau dribbling jadi lebih gampang terlihat. Bagi Gen Z yang terbiasa dengan ritme instan di era digital, futsal adalah olahraga yang pas. 

Nggak sedikit juga pemain futsal Gen Z yang sadar pentingnya strategi. Mereka belajar formasi futsal yang bervariasi, dari 2-2, 3-1 sampai 1-2-1, dan menggunakannya sesuai kebutuhan tim. Bahkan, mereka sudah familier dengan posisi di futsal kayak pivot, anchor, flank, sampai kiper, bukan cuma sekadar ‘ayo main doang’. Ini nunjukin kalau mindset mereka udah beda, yakni main futsal dengan tujuan jangka panjang, bukan sebatas cari keringat.

Perjalanan menuju cita-cita profesional tentu penuh tantangan. Persaingan ketat, fasilitas latihan yang kadang terbatas, sampai minimnya dukungan dari lingkungan bisa bikin banyak pemain muda mundur.

Namun, dari situ terlihat mental baja dari generasi ini. Banyak pemain futsal cewek dan cowok Gen Z yang tetap semangat ikut turnamen kampus, antar sekolah, atau kompetisi lokal. Mereka sadar, dari lapangan-lapangan kecil itulah bisa lahir kesempatan besar untuk menapak ke level nasional bahkan internasional.

Yang menarik, perjalanan jadi pemain profesional buat Gen Z nggak cuma soal permainan di lapangan. Media sosial jadi bagian dari strategi. Highlight pertandingan di TikTok, tips latihan di Instagram, atau analisis taktik di YouTube bakal bikin mereka lebih dikenal luas. Ada pemain yang viral gara-gara satu video tendangan spektakuler, lalu dapat undangan untuk ikut seleksi klub besar. Media sosial benar-benar membuka peluang yang nggak pernah ada sebelumnya.

Selain itu, futsal juga ngajarin nilai penting yang relevan buat karir apa pun, mulai dari disiplin, kerja sama, dan sportivitas. Bagi Gen Z, membangun karir futsal berarti belajar mengelola waktu antara latihan, sekolah, atau kuliah. Belajar menerima kekalahan dan bangkit lagi. Belajar bagaimana jadi bagian dari tim yang solid. Semua nilai ini adalah fondasi yang bikin perjalanan ke arah profesional terasa lebih realistis dan matang.

Sobat Yoursay paham kan sekarang? Cita-cita jadi pemain futsal profesional bagi Gen Z sangat terbuka lebar dan jadi bukti olahraga ini sudah melampaui sebatas hobi. Dari lapangan kecil dengan lampu seadanya sampai panggung turnamen besar, mimpi itu nyata dan bisa dikejar. Dengan dukungan ajang seperti AXIS Nation Cup, kesempatan itu jadi makin terbuka lebar.

Siapa tahu, dari satu pertandingan sederhana di kampus, lahir bintang futsal baru yang kelak mengharumkan nama Indonesia. Dan mungkin, salah satu dari mereka adalah Sobat Yoursay yang hari ini masih nendang bola di lapangan bersama teman-teman. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak