Marak Event Marketing Berkedok Beasiswa, Waspada 4 Ciri-ciri Ini!

Hikmawan Muhamad Firdaus | Dea Nabila Putri
Marak Event Marketing Berkedok Beasiswa, Waspada 4 Ciri-ciri Ini!
Ilustrasi mahasiswa penerima beasiswa.[Unsplash.com]

Di era sekarang, banyak siswa atau mahasiswa yang mulai memahami pentingnya untuk berburu beasiswa dari bermacam-macam instansi. Mulai dari instansi pemerintahan, swasta, hingga pihak-pihak lainnya juga mulai merambah ke dunia pendidikan. Bukan hanya uang pendidikan yang terjamin, namun juga pelatihan softs kill juga sering diadakan untuk menambah value bagi penerima beasiswa. Hal tersebut juga menjadi sorotan bagi siswa dan mahasiswa terutama yang mungkin memiliki kesulitan dalam mengembangkan diri dan kesulitan biaya.

Tak hanya itu, jaminan untuk mendapatkan pekerjaan di instansi yang bekerjasama juga banyak ditawarkan oleh penyedia beasiswa. Banyak kampus atau sekolah yang juga berbondong-bondong mengirimkan anak didiknya untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut. Namun, sejak maraknya program beasiswa dengan banyak keuntungan, banyak juga oknum instansi atau organisasi tertentu yang memanfaatkan antusiasme siswa dan mahasiswa ini.

Banyak dari mereka yang menggunakan momen ini sebagai momentum dalam mempromosikan instansi, atau organisasi yang mereka miliki agar banyak mahasiswa ingin bergabung dengan memberikan mereka harapan untuk diterima sebagai penerima beasiswa. Kita patut waspada dengan beasiswa yang memiliki kedok terselubung dalam mempromosikan event atau instansi yang mereka punyai. Lalu, apa ciri-ciri dari beasiswa yang harus kita waspadai? Berikut penjelasannya!

1. Diminta untuk mengikuti atau berlangganan media sosial

Kita sering menemui promosi beasiswa yang memiliki syarat untuk follow atau subscribe media sosial yang mereka miliki. Hal tersebut membuat program tersebut malah menjadi ajang menambah pengikut di media sosial tersebut dibandingkan dengan penilaian akademik yang seharusnya dilakukan oleh instansi penyelenggara. 

2. Mengunggah twibbon

Tak jarang, instansi penyedia beasiswa juga meminta para peserta seleksi untuk mengunggah twibbon atau bingkai foto digital sebagai bukti keikutsertaan mereka dalam seleksi beasiswa tersebut. Hal tersebut sebenarnya tidak memiliki relevansi dengan beasiswa yang diadakan kecuali hanya sebagai ajang promosi.

3. Membagikan poster beasiswa di grup media sosial

Saat peserta beasiswa dari instansi semacam ini mendaftarkan diri melalui daring, banyak dari mereka yang mengharuskan peserta melampirkan tangkapan layar atau screenshot bukti mereka telah membagikan poster penyelenggaraan seleksi beasiswa kepada teman-teman lainnya. Media sosial yang diminta juga sangat bersifat privasi seperti Whatsapp, LINE, dan media sosial pribadi lainnya sehingga malah cenderung mengganggu privasi yang dimiliki oleh para peserta.

4. Ajak teman dengan kode referral

Tak hanya itu, iming-iming penyelenggara beasiswa juga mengharuskan peserta mengajak teman-teman mereka untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut dengan menyediakan kode referral atau kode rujukan sebagai tanda bahwa teman-teman para peserta mendaftarkan diri melalui rekomendasi mereka. Instansi penyelenggara juga sering menginformasikan bahwa semakin banyak kode rujukan tersebut digunakan, maka semakin besar peluang peserta tersebut menerima beasiswa.

Empat hal di atas tentu menjadi perhatian kita semua sebagai pengguna media sosial. Ajang seleksi beasiswa tanpa persyaratan akademik yang jelas merupakan salah satu penyalahgunaan wewenang dengan iming-iming keuntungan tertentu. Maka dari itu, jika kita menemui iklan di media sosial dengan ciri-ciri di atas, kredibilitas yang mereka miliki perlu kita cari tahu agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak