Andaikata penonton dikasih kesempatan untuk masuk ke dalam film, mungkin kita akan menyeret Sore untuk duduk, diam, dan mendengarkan saking keselnya liat kesabaran Sore yang seolah tidak dihargai. Stop berpikir kamu bisa mengubah orang lain, Sore!
Meski itu adalah suami sendiri, orang yang begitu dekat dan sangat kamu sayangi. Pada akhirnya, kita hanya harus menerima kenyataan bahwa kita tidak bisa mengubah orang lain.
Film Sore: Istri dari Masa Depan menggambarkan perasaan itu dengan cara yang sangat emosional.
Sore (Sheila Dara), seorang perempuan dari masa depan, rela kembali ke masa lalu demi menyelamatkan hidup suaminya, Jonathan (Dion Wiyoko). Ia tahu bahwa Jonathan akan mati muda karena gaya hidup yang sembarangan: merokok sejak kecil, makan sembarangan, begadang, dan dikelilingi lingkungan yang toxic.
Sore datang dengan harapan bisa mengubah Jonathan—membuatnya hidup lebih sehat, lebih sadar, agar tak ada penyesalan di masa depan. Tapi seperti yang kita semua tahu: mengubah orang lain bukan perkara mudah.
Kenapa Kita Selalu Ingin Mengubah Orang?
Pernah nggak sih kamu kesel banget sama orang yang nggak mau diajak berubah? Sudah diberi tahu dengan sabar, sudah dikasih contoh baik, sudah dibantu sekuat tenaga, tapi tetap saja… dia nggak mendengar. Malah rasanya makin jauh, makin cuek, bahkan kadang menyakiti perasaan kita.
Pernah nggak kamu tanya ke diri sendiri:
- Kenapa aku ingin dia berubah?
- Apakah karena aku peduli? Atau karena aku ingin dia hidup sesuai ekspektasiku?
Kalau kita sendiri yang berada di posisi Jonathan, kira-kira apa kita akan langsung berubah kalau diminta? Atau justru kita akan menolak, merasa dikekang, dan marah karena ada orang yang mencoba “mengatur hidup kita”?
Kadang niat baik bisa terasa seperti kontrol. Dan dalam film ini, Sore akhirnya menyadari bahwa sebanyak apapun ia berusaha, pada akhirnya perubahan itu hanya bisa datang dari Jonathan sendiri.
Pelajaran dari Sore: Biarkan Orang Berubah dengan Caranya Sendiri
Ada beberapa momen menyentuh dalam film yang mengajarkan kita:
- Kita hanya bisa menunjukkan jalan, bukan memaksanya berjalan.
- Perubahan yang dipaksa seringkali tidak bertahan lama.
- Orang hanya bisa diselamatkan jika mereka mau diselamatkan.
Kehendak yang dipaksakan sering kali salah jalan. Bukannya membuat orang berubah, kita malah membuat mereka menjauh. Di sinilah Sore harus belajar melepaskan—bukan berarti tidak peduli, tapi memberi ruang dan waktu agar Jonathan bisa sampai pada kesadarannya sendiri.
Berhenti Jadi “Penyelamat” untuk Orang yang Tak Mau Diselamatkan
Kalau kamu sedang berada di posisi Sore—berjuang mati-matian agar orang terkasih berubah—cobalah berhenti sebentar. Tanyakan pada diri sendiri:
- Apakah aku sudah melakukan yang terbaik?
- Apakah dia memang belum siap?
- Bisakah aku berhenti memaksakan ekspektasiku dan memberi ruang padanya?
Kadang yang bisa kita lakukan hanyalah menemani prosesnya. Tunjukkan kasih sayang, bimbing ketika diminta, dan biarkan waktu bekerja.
Perubahan Itu Datang dari Kesadaran, Bukan Paksaan
Film Sore: Istri dari Masa Depan bukan hanya tentang perjalanan waktu, tapi tentang kesabaran, cinta tanpa syarat, dan menerima bahwa kita tidak bisa mengendalikan segalanya.
Berhenti berharap orang berubah sesuai keinginanmu. Mulailah mengubah ekspektasi dirimu sendiri. Karena terkadang, itu saja sudah cukup.
Seperti kata Sore di salah satu adegan:
"Aku bisa mengajakmu, tapi hanya kamu yang bisa memutuskan untuk berjalan."
Pada akhirnya kita menyadari, Sore pun sadar bahwa kita hanya bisa meminta, mendorong, menginspirasi, dan membantu seseorang yang mau berubah. Tapi, perasaan manusia memang kompleks. Kadang kita tahu namun tetap melakukan hal yang sama. Entah demi melihat sosok orang dicinta lagi meski hanya mendapat kesakitan dan kekecewaan.
Kalau kamu jadi Sore, kira-kira apa yang akan kamu lakukan?