Jaga Mulut! Ini 5 Keadaan yang Mengharuskan Kamu untuk Diam

Munirah | Prasetya Buana
Jaga Mulut! Ini 5 Keadaan yang Mengharuskan Kamu untuk Diam
Ilustrasi diam. (pixabay.com/philm1310)

Pernah mendengar pepatah “diam itu emas”? Ini adalah semacam nasihat agar kamu tidak sembarangan mengutarakan apa yang kamu pikirkan. 

Ada kalanya, di situasi tertentu kamu lebih baik diam dan mengunci mulut. Sebab, hal tersebut bisa menjadi cara paling bijaksana dalam menyikapi suatu hal. Seperti pada beberapa keadaan berikut ini.   

1. Saat emosi menguasai dirimu

Ketika emosi sedang memuncak orang sering berkata kasar, bahkan ada yang sampai membentak orang lain lewat ucapan yang menyakitkan. Tentu, perilaku satu ini merugikan diri sendiri, terutama orang lain, dan pada akhirnya hanya akan mendatangkan rasa penyesalan.

Oleh karena itu, saat emosi negatif memenuhi isi kepala, cobalah untuk menjauh dari keramaian. Beri waktu untuk diri sendiri agar lebih tenang, dan dapat berpikir lebih jernih.

2. Saat kamu tak tahu kebenaran yang sesungguhnya

Jangan langsung melabeli sesuatu hal sebagai hal buruk jika kamu tak dapat membuktikannya secara logis. Seandainya itu masih jadi prasangka kamu, maka sebisa mungkin tahan, tak perlu dikeluarkan lewat ucapan.

Ingatlah, bahwa apa yang kamu ketahui hanyalah sebagian kecil, dan bisa jadi hal itu bukanlah fakta sebenarnya. Jadi, saat kamu tak mengetahui mana yang benar atau mana yang salah, kamu mesti tutup mulut rapat-rapat.  

3. Saat ingin berjanji, tapi kamu ragu dapat menepatinya

Jangan coba-coba menjanjikan sesuatu yang kamu sendiri tak yakin akan sanggup kamu tepati. Meskipun maksud kamu baik, yaitu ingin menyenangkan hati orang lain, tapi jika kamu ragu dengan ucapanmu, lebih baik memilih untuk diam.

Bukannya merasa terhibur, orang lain malah akan tambah menderita karena harapan palsu yang kamu berikan.

4. Saat kamu tak punya pengetahuan yang memadai

Saat berkumpul bersama teman, mungkin kamu pernah merasa terasingkan karena mereka membahas suatu topik yang tidak kamu ketahui. Meski begitu, kamu tak perlu merasa jengkel, cukup diam, dengarkan, dan nikmati saja apa yang mereka ceritakan.

Jangan sekalipun mengarang sebuah cerita hanya agar kamu bisa ikut mengobrol. Karena temanmu dapat menyadarinya, dan mereka bisa menganggapmu sebagai pembohong.

5. Saat menjaga rahasia

Yang namanya rahasia itu sudah sepantasnya kamu jaga dengan baik-baik. Tak perlu kamu umbar ke banyak orang. Karena mereka bisa saja tanpa sengaja ikut menyebarkannya, sehingga apa yang tadinya kamu tutupi, malah bukan menjadi rahasia lagi.

Saat mulutmu gatal ingin menceritakan rahasiamu, alangkah bijaknya untuk tetap diam. Pertimbangkan kembali, apakah perlu memberitahukannya kepada orang lain, dan apakah itu bakal menguntungkanmu atau malah merugikanmu.

Itulah lima keadaan yang mengharuskan kamu untuk menerapkan prinsip “diam itu emas”. Dari sini kita belajar bahwa tidak di semua situasi kita mesti buka suara.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak