5 Realita yang Sering Kamu Hadapi saat Masih Melajang di Usia Matang

Hernawan | Xandra Junia Indriasti
5 Realita yang Sering Kamu Hadapi saat Masih Melajang di Usia Matang
Ilustrasi Melajang di Usia Matang (freepik)

Usia matang akan membawamu bertemu dengan berbagai masalah hidup yang seringkali memicu stres. Jika tidak merasa mampu, banyak orang yang memilih untuk melukai bahkan menghabisi nyawa sendiri sebagai jalan keluar.

Salah satu masalahnya adalah hubungan asmara, di mana tidak jarang menuntutmu harus segera menikah. Nah, di bawah ini ada 5 realita yang sering kamu hadapi saat masih berstatus lajang di usia matang.

1. Disebut Fokus Mengejar Karier

Seseorang sering disebut terlalu fokus mengerjar karier saat masih melajang di usia matang. Kamu dianggap tidak peduli dengan status hubungan dan hanya akan terus mencintai pekerjaan sampai tua. 

Situasi ini tentu dapat mengganggu kenyamanan serta membuatmu merasa tertekan, terlebih oleh asumsi yang mengatakan bahwa wanita dilarang bekerja dan hanya boleh berperan sebagai ibu rumah tangga.

2. Dianggap Terlalu Pemilih

Ketika masih berstatus lajang di usia dewasa, kamu cenderung dianggap terlalu pemilih dalam mencari pasangan oleh banyak orang. Opini lain juga mengungkapkan bahwa kamu menjadi tidak laku karena memiliki banyak kriteria, yang mana cukup sulit untuk direalisasikan.

3. Kehilangan Teman Main

Tak sedikit orang mengeluhkan telah kehilangan teman main saat berada di usia matang. Hal ini memang benar adanya karena banyak dari mereka tengah disibukkan oleh pekerjaan serta aktivitas lain yang membuatnya sulit membagi waktu untuk berkumpul bersama.

Situasi ini cukup menyulitkanmu dalam mencari pasangan. Tak heran jika orang-orang lajang di usia matang dan mungkin termasuk kamu, lebih memilih menghabiskan waktu luang untuk memanjakan diri, bermain bersama hewan peliharaan, atau kumpul dengan keluarga.

4. Sering Dijodohkan di Tiap Acara Keluarga atau Reuni Sekolah

Masih berstatus lajang di usia matang cenderung membuatmu sering dijodohkan. Terlebih saat menghadiri acara keluarga besar atau reuni bersama teman-teman sekolah. Situasi seperti ini tidak jarang memicu perasaan kurang nyaman. Mengapa?

Pasalnya, kamu seolah dituntut untuk cepat memiliki pasangan dan kemudian menikah. Padahal, kamu mungkin belum mempersiapkan diri, di mana masih ingin hidup bebas atau tidak terikat dengan janji pernikahan.

5. Disebut Ketinggalan oleh Orang Sekitar

Usia normal seseorang untuk menikah diketahui di bawah 30 tahun, khususnya wanita. Beragam opini yang berkembang di masyarakat Indonesia berkata bahwa jika masih melajang di usia matang bisa dijuluki sebagai perawan atau perjaka tua. 

Padahal, pernikahan tidak bisa ditargetkan dengan usia, namun kesiapan kamu dan pasangan untuk melakukannya. Meski dianggap sudah tak lagi produktif, menikah di atas 30 tahun nyatanya bukan berarti ketinggalan. Jadi, jangan khawatir, ya!

Itulah lima realita yang perlu dihadapi saat masih berstatus lajang di usia matang. Lalu, apa yang kamu lakukan untuk mengatasi semua hal tersebut?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak