4 Kesalahan Pola Asuh Baby Boomers yang Bisa Jadi Pelajaran Saat Ini

Ayu Nabila | Septyarosa Syahputri
4 Kesalahan Pola Asuh Baby Boomers yang Bisa Jadi Pelajaran Saat Ini
Ilustrasi pembicaraan (Pexels/Cottonbro)

Menjadi orang tua memang bukan pekerjaan mudah. Bukan hanya harus memperhatikan kebutuhan jasmani anak, tapi, kebutuhan mental dan rohanipun, tak kalah penting.

Dewasa ini, informasi mengenai perkembangan psikologi anak kian merebak dan mudah didapat. Hal ini lantas membuat para orang tua baru yang mayoritasnya datang dari generasi milenial semakin melek ilmu psikologi khususnya bagi anak.

Tak ayal, kebanyakan orang tua jaman sekarang jadi lebih aware dengan kesehatan mental anak mereka sejak dini dengan cara mendidik mereka dengan didikan yang berbeda dari orang tua di jaman dulu yang mayoritasnya baby boomer (1946-1964) dan generasi X (1965-1980).

Beragam kesalahan pola didik anak yang kerap dilakukan para orang tua jaman dulu pada akhirnya harus diputus. Lantas, apa saja kesalahan pola asuh para orang tua jaman dulu yang sebaiknya tidak diturunkan pada generasi selanjutnya? Yuk, simak selengkapnya!

1. Tidak pernah menghargai anak dalam segala aspek

Meskipun tidak semua orang tua jaman dulu bersikap otoriter, namun, agaknya anggapan tentang menyangjung dan memuji anak sendiri bisa membuatnya tumbuh manja harus dihapuskan. Faktanya, memuji anak di saat ia berhasil atau bahkan gagal sekalipun tidak akan membuat mereka tumbuh menjadi anak yang manja, melainkan tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri dan perasaan nyaman akan kedua orang tuanya. Memuji anak membuat mereka merasa dihargai, dan didukung oleh lingkungan terdekat mereka. Hal ini tentu akan menambah kepercayaan diri anak dan membuatnya berusaha lebih baik lagi di kemudian hari.

2. Membanding-bandingkan anak dengan orang lain

Kebiasaan membanding-bandingkan anak sendiri dengan orang lain juga sudah seharusnya dihentikan. Orang tua masa kini harus paham jika membandingkan anak sendiri dengan orang lain akan menurunkan kepercayaan dirinya yang lantas membuat mereka merasa tidak dihargai dan gagal. Jangankan anak kecil, kita yang sudah dewasa saja akan merasa tidak enak ketika dibandingkan dengan orang lain, kan?

3. Gensi meminta maaf saat berbuat salah

Anggapan kuno bahwa orang tua tidak pernah salah dan tidak harus meminta maaf sudah seharusnya dihapuskan. Baik orang tua dan anak adalah individu yang saling belajar di sepanjang hidupnya. Wajar jika masing-masing memiliki kesalahan. Jika orang tua ingin mengajarkan pentingnya meminta maaf kepada orang lain, maka orang tua harus menjadi role model terdepan bagi anak untuk menunjukkan bahwa semua orang bisa salah dan semua orang berhak meminta maaf serta kesempatan untuk dimaafkan.

4. Terlalu mengatur kehidupan anak

Sudahilah anggapan bahwa orang tua adalah sosok yang paling tahu tentang apa yang terbaik bagi anak mereka, dan tidak membiarkan anak memilih jalan hidup yang mereka inginkan. Terlalu mengatur anak akan membuat mereka tidak percaya diri, frustasi, dan tidak mandiri. Anak akan tumbuh menjadi seseorang yang manja dan tidak mengerti akan dunia luar. Sudah saatnya orang tua masa kini mulai mengajarkan mandiri kepada buah hatinya. Mandiri tentu bukan hanya mengajarkan mereka tentang apa-apa bisa sendir, tapi juga tentang berani mengambil keputusan berdasarkan perhitugan risiko dan konsekuensinya.

Itulah empat kesalahan pola asuh baby boomers yang bisa jadi pelajaran. Zaman telah berubah. Ilmu pengetahuan juga semakin berkembang. Sudah saatnya kita mengubah karakter generasi mendatang agar jauh lebih baik dan matang.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak