5 Penyebab 'Daddy Issues' pada Anak, Kenali Sejak Dini!

Hernawan | Akramunnisa Amir
5 Penyebab 'Daddy Issues' pada Anak, Kenali Sejak Dini!
ilustrasi ayah dan anak perempuan (pexels/Kindel Media)

Hadirnya sosok ayah memiliki peranan yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Namun dalam lingkup pengasuhan, tidak jarang anak menjadi fatherless karena kekurangan figur ayah. Pengasuhan yang didominasi oleh ibu karena ayah sibuk bekerja ataupun memang karena ayah yang benar-benar tidak hadir karena kondisi ibu yang single mom, adalah sesuatu yang kelak akan mempengaruhi tumbuh kembang fisik, emosional, dan sosial anak.  

Hal ini menyebabkan fenomena Daddy Issues dimana anak kelak akan menjadi seseorang yang gampang insecure, cemburu berlebihan, sangat bergantung pada orang lain, dan posesif.  

Menyadur dari marriage.com, berikut ada 5 penyebab terjadinya daddy issues. Yuk kenali agar bisa dicegah sejak dini!

1. Ayah yang lalai dan tidak hadir dalam pengasuhan anak
Jika seorang ayah tidak hadir secara fisik atau emosional selama tahun-tahun dalam masa pengasuhan anak, hal ini akan berdampak signifikan pada perkembangan emosional dan psikologis mereka. Anak-anak yang tumbuh tanpa sosok ayah, nantinya akan memiliki masalah-masalah seperti rendahnya harga diri, masalah kepercayaan, dan kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat. 

Misalnya, jika seorang ayah sering bepergian jauh dari rumah karena pekerjaan atau urusan lain, seorang anak mungkin merasa diabaikan atau merasa tidak penting bagi ayahnya. Hal ini dapat menyebabkan rasa insecure dan perasaan ditinggalkan yang terus-menerus yang dapat bertahan hingga ia dewasa kelak. 

2. Ayah yang abusive dan selalu mengontrol segalanya
Ayah yang abusive atau sering melakukan kekerasan dapat berdampak besar pada emosional dan psikologis anak.  Anak-anak yang tumbuh dalam rumah tangga yang ayahnya melakukan kekerasan fisik atau emosional akan cenderung merasa ketakutan, kecemasan, dan memiliki harga diri yang rendah. Mereka mungkin juga akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat atau mempercayai orang lain. Begitupun dengan ayah yang terlalu mengontrol segala sesuatunya, menghalangi anak mengembangkan kebebasan dan kemandirian. Hal ini dapat menimbulkan perasaan powerless pada anak dan keyakinan bahwa mereka tidak mampu mengambil keputusan sendiri. 

3. Ayah dengan masalah kesehatan mental
Seorang ayah yang memiliki isu kesehatan mental juga berdampak pada perkembangan emosional dan psikologis anak. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah tangga dimana ayah mereka masih harus berjuang dengan isu kesehatan mentalnya mungkin akan mengalami penelantaran yang dapat menimbulkan berbagai tantangan emosional dan psikologis. Ayah yang seperti ini mungkin tidak mampu memberikan dukungan dan stabilitas yang dibutuhkan anak untuk berkembang. 

4. Perceraian atau perpisahan 
Perceraian atau perpisahan dapat menjadi pengalaman traumatis bagi anak, terutama jika sang ayah sudah tidak ada lagi di rumah. Anak-anak yang mengalami perceraian atau perpisahan akan identik dengan masalah-masalah seperti pengabaian, masalah kepercayaan, dan kesulitan dalam membentuk hubungan. Ia akan tumbuh menjadi anak yang cenderung pemarah karena adanya pengkhianatan orang tua yang pernah ia rasakan di masa kecil. 

5. Pola asuh yang tidak konsisten 
Pola asuh yang tidak konsisten juga dapat menyebabkan daddy Issues. Jika seorang ayah tidak konsisten dalam mengasuh anak, seperti terlalu permisif di suatu hari dan tegas di hari berikutnya. Seorang anak seringkali tidak merasa yakin dan bingung dengan apa yang diharapkan ayahnya. Ia pun menjadi cemas dan kurang percaya diri. 

Nah itulah di antara 5 penyebab terjadinya daddy issues. Semoga anak kita ataupun kita sendiri dapat menghindari sebab-sebab yang bisa mengantarkan dalam fenomena parenting yang tidak sehat itu, ya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak