4 Jenis Stres Akibat Ekspektasi Diri Sendiri, Berhenti Membandingkan Nasib!

Ayu Nabila | Rosila Fauziah
4 Jenis Stres Akibat Ekspektasi Diri Sendiri, Berhenti Membandingkan Nasib!
Ilustrasi Stres (Pexels.com/Cottonbro Studio)

Stres yang dialami seseorang bisa berbeda-beda, tergantung dari situasi dan kondisi apa yang dialaminya. Kebanyakan dari stres tersebut di picu oleh tuntutan kepada diri sendiri demi memenuhi ekspektasi orang lain.

Padahal, jadi biasa saja itu tak ada salahnya, kok. Namun punya ambisi yang besar bukan berarti suatu hal yang buruk juga. Ini semua tentang bagaimana seseorang dapat mengendalikan dirinya agar terhindar dari stres, entah itu berambisi atau biasa-biasa saja.

Dilansir dari postingan instagram @satupersenofficial, berikut adalah beberapa tipe stres yang sering dialami banyak orang! Simak penjelasannya!

1. Stres Akibat Tekanan Sosial

Melihat orang-orang sekitar lalu menganggap nasib mereka lebih enak daripada diri sendiri, tentunya bukan suatu hal yang baik untuk dilakukan.

Pasalnya, semua orang punya garis waktu masing-masing untuk berada di prime-time mereka. Seperti misalnya punya pasangan atau punya pekerjaan tetap dan gaji yang memumpuni.

Rasa khawatir karena berbeda orang lain itu lah yang memicu stres akibat tekanan sosial. Mencoba untuk ‘fit in’, tapi yang didapati malah kecewa pada diri sendiri.

2. Stres Finansial

Gaji yang sebetulnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari itu dianggap kurang karena tak bisa memenuhi banyak keinginan. Lagi-lagi karena ekspektasi pada diri sendiri. Ingin terlihat sama dengan orang lain yang bisa beli ini itu tanpa cek harga lebih dulu.

Apalagi perkara hutang piutang yang tak kunjung lunas, sekaligus tak bisa mengelola keuangan dengan baik bikin gaji selalu menipis sebelum akhir bulan sampai tak bisa menabung. Pokoknya kalo soal uang, pasti bikin pusing bukan kepalang!

3. Stres Akademik

Lihat teman seangkatan dapat IPK yang besar tapi diri sendiri cuma segitu-gitu aja, akhirnya bikin insecure. Rasanya kalau tak mampu menyentuh predikat cumlaude seperti salah satu teman itu payah banget.

Padahal kalau IPK stabil atau sedikit demi sedikit meningkat, itu juga merupakan suatu pencapaian dan keberhasilan karena dapat mempertahankan nilai atau setidaknya ada perkembangan.

4. Stres Perubahan Hidup

Rasanya capek banget kalau harus memulai suatu perubahan dan memulai lagi dari awal. Adaptasi dan mempelajari hal baru itu perlu menguras waktu, energi, dan pikiran.

Perubahan yang terjadi bisa karena lingkungan kerja, kampus, sekolah, atau yang paling sering adalah putus cinta. Perkara hubungan percintaan yang berakhir, lalu proses move on atau mengenal orang baru lagi merupakan hal sulit yang harus dilalui.

Stres itu pasti dialami oleh seluruh orang. Tapi tidak baik juga kalau dibiarkan dan disepelekan. Alangkah baiknya mengenal diri sendiri serta mengurangi ekspektasi atau menuntut diri untuk menjadi seperti orang lain. Berdamai dan coba terima dirimu.

Percayalah bahwa tak ada salahnya jadi orang yang biasa-biasa saja. Selama hati dan pikiranmu tenang di situasi apapun, artinya kamu juga hebat karena berhasil mengendalikan kestabilan hidup ketimbang membanding-bandingkan diri dengan pencapaian orang lain.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak