Kamu pernah menonton film pendek berjudul Tilik? Itu lho, film berbahasa Jawa yang rilis tahun 2018 yang sempat viral karena menonjolkan satu karakter bernama Bu Tedjo yang pandai nyerocos seperti kereta api dan pokoknya nggak bisa dihentikan oleh siapapun.
Dalam film Tilik, Bu Tedjo menggunakan sapaan Yu kala berbincang dengan ibu-ibu yang lain, contohnya seperti Yu Ning, Yu Sam, maupun Yu Nah yang mabuk darat. Tapi, kamu tahu nggak sih mengapa Bu Tedjo memakai sapaan demikian? Yuk gas kita bahas!
Menurut Kamus Besar Bahasa Jawa Indonesia, Yu sendiri memiliki makna kakak perempuan. Frasa aslinya adalah mbak ayu, yang kemudian dipersingkat menjadi mbakyu, hingga versi singkatnya yaitu yu. Sapaan ini secara harfiah memang dipakai untuk kakak perempuan sih, sedangkan untuk kakak laki-laki memakai sapaan kakang, kangmas, dan versi simpelnya yaitu mas.
Namun, dalam percakapan sehari-hari, penggunaan sapaan Yu menunjukkan kedekatan dan keakraban masyarakat tanpa didasari ikatan darah maupun keluarga lho. Sapaan ini umumnya dipakai kepada seseorang yang usianya sebaya, maupun berbeda usia beberapa tahun, dan digunakan oleh orang-orang dari generasi lama. Sebab, generasi sekarang seperti saya memilih sapaan Mbak ataupun Kakak.
Sebagaimana Bu Tedjo memanggil Yu Ning, maknanya baik Yu Ning maupun Bu Tedjo mungkin berusia sebaya, atau beda beberapa tahun saja. Yang jelas, sapaan ini sekaligus menjadi sapaan penghormatan tetapi kesannya tetap santai dan tentunya merakyat.
Kemudian, untuk yang jarak usianya begitu jauh terkadang menggunakan sapaan Mbokdhe. Mbokdhe sendiri sebenarnya berasal dari frasa simbok gedhe atau ibu gedhe yang beralih menjadi budhe. Sapaan ini bisa merujuk kepada kakak perempuan ayah maupun ibu, tetapi kerap dipakai sebagai sapaan kepada orang yang lebih tua dengan versi simpel. Misalnya seperti:
- Mbokdhe Kusemi, atau
- Budhe Kusemi, atau
- Dhe Kusemi.
Lalu untuk versi laki-lakinya, kita bisa menggunakan sapaan Pakdhe yang bisa berubah menjadi Makdhe.
Lalu, kenapa hanya Bu Tedjo yang dipanggil Bu dan bukan Yu Tedjo?
Sapaan Bu dalam keseharian masyarakat umumnya untuk menunjukkan pangkat seseorang, seperti: Bu RT, Bu RW, ataupun Bu Lurah. Selain itu, sapaan Bu juga bisa merujuk kepada seseorang yang dianggap sukses, ataupun seorang PNS dan pegawai, seperti: Bu Widari bidan, Bu Dewi guru, dll.
Dalam film juga dikisahkan bahwa Pak Tedjo yakni suami Bu Tedjo merupakan seorang pemborong yang sukses dan hendak mencalonkan diri sebagai Lurah yang baru. Dari sinilah kita tahu bahwa Bu Tedjo adalah orang yang sukses, sehingga dia dipanggil dengan sapaan Bu oleh ibu-ibu yang lain.
Itulah tadi pembahasan mengenai sapaan Yu yang masih terus bergaung hingga sekarang. So, menurutmu gimana?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS