The Fragrant Garden dan Sejarah Menarik Lain Taman Sari Yogyakarta

Tri Apriyani | rizca salsabila putri
The Fragrant Garden dan Sejarah Menarik Lain Taman Sari Yogyakarta
Taman Sari, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Shutterstock)

Taman Sari Yogyakarta merupakan salah satu bangunan milik kesultanan Yogyakarta. Pada masa kini, Taman Sari juga difungsikan menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah di Indonesia. 

Melihat dari bangunan yang menarik dan kaya akan unsur sejarah di Taman Sari, ternyata banyak sejarah Taman Sari lainnya yang juga tak kalah menarik.

Berikut adalah sejarah menarik Taman Sari Yogyakarta:

1. Tempat Ritual Keluarga Raja

Selain sebagai tempat destinasi wisata, Taman Sari pada waktu tertentu juga masih digunakan sebagai tempat ritual oleh keluarga raja.

2. Julukan The Fragrant Garden

Dahulu, orang-orang kerap kali menyebut Taman Sari sebagai “The Fragrant Garden“ karena banyaknya pepohonan dan bunga yang wangi di perkebunan sekitar bangunan.

Taman Sari Yogyakarta. (Suara/Arendya)
Taman Sari Yogyakarta. (Suara/Arendya)

3. Bentuk Bangunan Perpaduan Portugis-Jawa

Taman sari memiliki bentuk bangunan yang khas dan memiliki daya tarik tersendiri. Bentuk bangunan ini ternyata adalah bentuk arsitektur ala Portugis-Jawa. Meskipun saat ini kondisi bangunan sudah tak lagi utuh seperti dulu pada saat masih difungsikan sebagai taman kesultanan, namun bangunan ini masih tetap memiliki keunikan dari tiap-tiap bangunan bangunan di taman ini.

4. Berdiri Sejak Masa Pemerintahan Sultan Hamengkubuwana 1

Taman Sari Yogyakarta menjadi salah satu situs bersejarah di Indonesia. Sejarah Taman Sari dimulai pada saat tempat ini dibangun pada masa pemerintahan raja Sultan Hamengkubawana 1, tepatnya pada tanggal 1758-1765.

5. Didirikan di Atas Istana Keraton Lama

Setelah berdiri, bangunan ini baru digunakan pada tahun 1765-1812. Konon menurut cerita, kalau bangunan bersejarah itu didirikan tepat di atas puing-puing Pesanggarahan Garjitawati atau bekas istana keraton lama yang dulu digunakan oleh Susuhunan Paku Buwono 2, sebagai tempat peristirahatan kuda berasal dari Imogiri.

Kala itu seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Tumenggung Prawirosentiko yang kala itu sedang menjabat sebagai bupati Madiun. Sebagai tanda terimakasih, pihak kerajaan Jogja membebaskan seluruh kewajiban pajak bagi warga Madiun.

Mulanya pimpinan pemegang proyek pembangunan ialah Tumenggung Mangundipuro. Namun ketika itu, ia mengundurkan diri dari proyek sehingga digantikan oleh pangeran Notokusumo. Sedangkan arsitek bangunan ialah seseorang berkebangsaan portugis yakni Demang Tegis. Hal itulah mengapa bangunan Taman Sari merupakan bentuk perpaduan antara gaya Jawa dan Portugis.

6. Luas Lahan Melebihi 10 Hektar

Luas lahan Taman Sari mencapai lebih 10 hektar dengan jumlah bangunan 57 bangunan yakni bangunan utama, danau buatan, pulau buatan, kolam pemandian, lorong bawah air, jembatan gantung, kanal air dan masih banyak bangunan mewah lainnya.

7. Taman Sari sebagai Water Castle

Fungsi utama Taman Sari adalag sebagai water castle, apabila dilihat dari bentuk bangunannya lebih mirip seperti benteng. Ketika pada kala itu keluarga kerajaan mendapatkan serangan dari musuh. Dari kedua fungsi itulah menyatu menjadi satu bangunan. Sehingga menjadikan bangunan tua itu dan landmark kota Jogja lebih memiliki nilai lebih, apabila dibandingkan bangunan-bangunan kuno lainnya di Yogyakarta.

8. Empat Bagian Taman Sari

Komplek dari Taman Sari di Jogja terbagi menjadi empat bagian yakni pulau buatan berada di sisi barat, Pasarean Ledok Sari dan kolam Garjitawati berada di bagian selatan, pemandian umbul Binangun berada di sebelah selatan danau buatan dan beberapa bangunan berada di sisi sebelah timur danau buatan sampai ke arah timur dan tenggara kawasan Magangan.

Hanya saja sebagian besar bangunan tersebut cukup fenomenal pada kala itu. Kalau saat ink kondisi bangunan terlihat memprihatinkan, karena hanya tersisa puing-puing bangunan saja. Bahkan ada bangunan telah berganti nama, sebab telah berubah wujud dan fungsi. Jadi sisa-sisa kemegahan istana Taman Sari, masih bisa dinikmati dengan bangunan tersisa berasal dari barat daya area Kedhaton.

Itulah sejarah menarik Taman Sari yang mungkin belum kamu ketahui. Apabila kamu ingin berkunjung ke Taman Sari kamu bisa menuju Jalan Tamanan, Patehan Keraton, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan kode pos 55133.

Biaya masuk tempat ini yakni Rp5.000 per orang (bagi pengunjung lokal), dan Rp7.000 per orang (bagi pengunjung asing). Apabila anda membutuhkan jasa tour guide biaya yang dikeluarkan yakni Rp. 25.000 per orang. Taman Sari buka dari pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak