Pemindahan Ibukota: Ini Tiga Alasan dari Jakarta hingga Nusantara

Hikmawan Muhamad Firdaus | Maya Anggita Suryafitri
Pemindahan Ibukota: Ini Tiga Alasan dari Jakarta hingga Nusantara
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi usai memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]

Pemindahan ibu kota Jakarta ke Kalimantan Timur menjadi isu yang hangat diperbincangan oleh masyarakat Indonesia. Terdapat pro dan kontra terhadap pemindahan Jakarta yang sudah menjadi ibu kota selama 61 tahun. Namun, dibalik pro dan kontra yang terjadi, terdapat alasan yang sangat konkrit dibalik pemindahan ibu kota, Jakarta. 

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menetapkan Rancangan Undang - undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) menjadi Undang - undang. Dengan disahkannya RUU IKN menjadi undang - undang, maka dapat dipastikan bahwa pemindahan ibu kota negara akan segera dilaksanakan ke Kalimantan Timur.

Pemindahan ibu kota, akan dilaksanakan secara bertahap menurut Menteri Bappenas Suharso Manoarfa.  Berikut merupakan merupakan alasan dibalik pemindahan ibu kota Jakarta ke Nusantara:

1. Kepadatan penduduk di pulau Jawa

Berdasarkan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) 2021, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 272.229.372 jiwa. Dari total penduduk Indonesia yang mencapai 272 jiwa, dan sebanyak 56 persen penduduknya berada di Pulau Jawa. Sedangkan menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) 2021, penduduk DKI Jakarta berjumlah 11,25 juta jiwa.

Selain jumlah penduduk yang terlalu banyak, luas Pulau Jawa hanyalah 128.297 km². Hal - hal tersebut menyebabkan Jakarta dan Pulau Jawa dinilai terlalu penuh untuk sebuah ibukota negara. Angka-angka tersebut berbanding terbalik dengan jumlah penduduk di Pulau Kalimantan yang hanya 6 persen dari total keseluruhan penduduk Indonesia. Dengan demikian, Pulau Kalimantan dirasa cocok untuk menjadi ibukota yang baru.

2. Risiko bencana geologi yang relatif kecil

Indonesia merupakan negara yang berada di tiga lempeng tektonik, yaitu indo-Australia, Eurasia, serta Pasifik. Lempengan ini mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang rawan terkena bencana seperti gempa dan tsunami. Namun, Kalimantan menjadi daerah yang relatif aman dari bencana tersebut. Hal ini disebabkan oleh Pulau Kalimantan tidak terletak di tiga lempengan tersebut. Selain itu, tidak dekatnya Kalimantan dengan lempengan tektonik juga membuat Kalimantan tidak memiliki gunung berapi. Selain itu, pulau Kalimantan berada di daratan tinggi, dengan ketinggian mencapai 4.095m dari permukaan laut. Alasan - alasan inilah yang menjadi alasan Kalimantan dipilih menjadi Ibu Kota selanjutnya. 

3. Pulau Kalimantan berada di tengah Indonesia 

Kalimantan dianggap strategis karena berada di tengah-tengah Indonesia. Selain itu, karena lokasinya yang berada di tengah Indonesia, aksesibilitas ke Pulau Kalimantan dirasa mudah untuk dijangkau. Lalu, kedekatan lokasi dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam akan mampu meningkatkan kerja sama yang baik antara Indonesia dan negara - negara tetangga. 

4. Lahan milik pemerintah 

Sedikitnya 180 ribu hektare lahan yang ada di Kalimantan merupakan lahan milik pemerintah. Dengan demikian, lahan - lahan tersebut dapat dikembangkan semaksimal mungkin untuk pembangunan ibu kota negara yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Jakarta saat ini. Nantinya, lahan ini akan digunakan untuk kawasan pusat pemerintahan, kawasan ruang terbuka hijau, dan juga kawasan pemukiman untuk penduduk. Dengan begini, pemanfaatan lahan akan sangat dimanfaatkan sebaik mungkin bagi ibu kota yang baru.

Dengan segala kelebihan yang dijanjikan, pemindahan ibu kota ini diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi ke depannya, sehingga akan menciptakan Indonesia yang lebih maju, dan lebih berkembang di kemudian hari. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak