Jalan Mudah Menjadi Hafizh, Ulasan Buku Menghafal Al-Quran

Candra Kartiko | Moh Romadlon
Jalan Mudah Menjadi Hafizh, Ulasan Buku Menghafal Al-Quran
Sampul buku Menghafal Al-Qur'an. (Dok. Pribadi/Moh Romadlon)

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang paling mudah dihafal. Allah telah menjaminnya dan terlibat langsung dalam peristiwa “memudahkan Al-Qur’an” untuk dihafal. Ini tersirat dalam surat al-Qamar. Maka, tidak heran bila dari dari dulu hingga sekarang para penghafal berlimpah jumlahnya. Di Indonesia saja sekarang tidak kurang dari puluhan ribu jumlahnya. Pesantren tahfizh atau rumah tahfizh pun terus bermunculan. Fenomena ini pun terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika dan Eropa. 

Namun demikian, untuk bisa hafal Al-Qur’an harus ditunjang dengan kemauan kuat dan metode yang tepat. Tanpa itu seseorang akan tetap merasa kesulitan. Lalu bagaimana untuk menumbuhkan kemauan, serta metode seperti apa yang mudah dan praktis? Dalam buku Menghafal Al-Qur’an terbitan Qaf ini dua hal tersebut akan terjawab. Di dalamnya dibahas secara ringkas manfaat, keutamaan, keberkahan, serta metode praktis menghafal. Menariknya, buku ini juga menampilkan tabel berisi daftar ayat-ayat memiliki kemiripan redaksi.

Menghafal Al-Qur’an mengandung banyak sekali manfaat. Salah satunya memberi keberkahan. Hal ini karena Al-Qur’an merupakan kitab yang penuh dengan keberkahan. Dengan menghafalnya, si penghafal akan mengunduh keberkahan terus-menerus darinya. Tentu keberkahan di sini tidak berbentuk materi tetapi nonmateri. Tetapi, kebaikan yang bersifat nonmateri pada gilirannya akan berimbas pada materi. (hal. 19)

Manfaat lainnya adalah meningkatkan daya intelektual dan kecerdasan. Ketika seseorang menghafal ayat-ayat Al-Qur’an secara tidak langsung sedang mengaktifkan dan mendinamiskan kerja otak.  Sel-sel dan partikel dalam otak akan aktif. Otak akan kian kuat dan  akan lebih cepat merespon dan mengolah data yang masuk. Terlebih yang masuk adalah ayat-ayat Ilahi. Tentu hasilnya berbeda dibandingkan apabila yang masuk bacaan atau kalimat lain (hal. 22)

Itu dari sisi manfaat, belum dari sisi keutamaan. Dalam buku ini setidaknya ada duabelas keutamaan yang dibahas. Salah satu adalah memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah. Seorang penghafal Al-Qur’an tentu mencintai Kalamullah. Sementara Allah sangat mencintai mereka yang cinta pada Kalam-Nya. Seorang yang dicintai-Nya maka akan mendapatkan kemulian, limpahan keberkahan dan berbagai kemudahan di dunia dan akhirat. 

Dengan memahami dan merenungi beberapa manfaat dan keutamaan tersebut diharapkan akan bisa memperkuat niat dan motivasi para calon penghafal Al-Qur’an. Dengan begitu, sebesar apa pun rintangan dan halangan tatkala menghafal akan mampu dilaluinya dengan baik.

Selanjutnya, Dr. K.H Ahsin Sakho Muhammad membeberkan metode dan tips-tips penting yang harus diperhatikan para hafizh bila ingin mudah dan lancar dalam menghafal. Misalnya dalam masalah metode, beliau menyajikan beberapa metode, salah satunya membaca ayat yang akan dihafal  dengan melihat mushaf, sebanyak 10 sampai 30 kali dengan konsentrasi penuh dan sambil mulai menghafal. Atau, dengan membaca yang akan di hafal sebanyak 10 sampai 30, namun sesekali melihat mushaf dan sesekali tidak melihat mushaf (hal. 37-38). Seperti yang telah disinggung di atas, buku ini ditutup dengan tabel berisi ayat-ayat yang memiliki kemiripan redaksi.    

Siapa pun setuju, menjadi hafizh Qur’an sangatlah baik. Dan jauh akan lebih baik lagi para hafizh ditingkatkan kapasitas keilmuaan dan keahliannya. Mereka akan menjadi ahli-ahli yang qurani dalam bidangnya masing-masing.***

Video yang mungkin Anda suka

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak