Moh. Yamin (1903-1962) dikenal sebagai salah satu pahlawan Indonesia yang telah berjasa dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa.
Moh. Yamin berperan sebagai salah satu perumus Piagam Jakarta, yang menjadi cikal bakal Pancasila dan UUD 1945.
Diberi gelar pahlawan nasional Indonesia, Moh. Yamin (Mohammad Yamin) lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat pada tanggal 24 Agustus 1903. Ia adalah anak dari Usman Baginda Khatib dan Siti Saadah keturunan Sumatera.
Moh. Yamin kemudian menikah dengan istri satu-satunya, RA Siti Sundari pada tahun 1937. Keduanya kemudian dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Dang Rahadian Yamin.
BACA JUGA: Biodata Moh Hatta, Wakil Presiden Pertama Indonesia Mendampingi Soekarno
Peran Moh. Yamin
- Moh. Yamin menyusun teks Sumpah Pemuda bersama Soegondo Djojopoespito pada Kongres Pemuda II.
- Moh. Yamin ditunjuk sebagai bagian dari BPUPKI dan Panitia Sembilan.
- Moh. Yamin sebagai anggota Panitia Sembilan menyusun Piagam Jakarta.
- Moh. Yamin dikenal sebagai perintis puisi modern Indonesia.
- Moh. Yamin menciptakan lambang Gajah Mada dan Panca Dharma Corps sehingga mendapat gelar Corps Polisi Militer.
- Moh. Yamin menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Pendidikan Moh. Yamin
Pendidikan Moh. Yamin dimulai dari pendidikan dasar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang. Ia kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah umum Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta.
Di masa perkuliahannya, Moh. Yamin mengambil gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) di Rechtshogeschool te Batavia. Moh. Yamin kemudian menjadi aktivis hukum yang kritis dan visioner.
BACA JUGA: Biodata Ir. Soekarno, Sang Proklamator dan Presiden Pertama Indonesia
Karier Moh. Yamin
Kecintaannya terhadap hukum membawa Moh. Yamin bergabung dalam perkumpulan Jong Sumatera Bond. Moh. Yamin berperan dalam penyusunan Sumpah Pemuda yang kemudian menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Moh. Yamin juga sempat menjadi seorang jurnalis di beberapa redaksi surat kabar semasa kuliahnya. Ia juga menulis beberapa buku dan puisi yang membawanya dikenal sebagai pencetus puisi modern Indonesia.
Pada tahun 1942-1945, Moh. Yamin menjabat sebagai anggota Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Kemudian di tahun 1945, Moh. Yamin dipilih sebagai anggota BPUPKI untuk merumuskan dasar negara.
Moh. Yamin juga menyusun Piagam Jakarta bersama anggota Panitia Sembilan. Moh. Yamin terlibat sebagai anggota PPKI bersama Soekarno.
Seusai kemerdekaan, Moh. Yamin ditunjuk sebagai Menteri Kehakiman Indonesia pada tahun 1951. Selanjutnya, ia menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sejak 1953-1955.
Moh. Yamin juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perancangan Nasional selama 4 tahun. Jabatan sebagai Menteri Sosial dan Kebudayaan Indonesia pernah ia duduki walaupun hanya beberapa hari.
Terakhir, Moh. Yamin menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia sebelum dirinya wafat.
Sastra yang ditulis oleh Moh. Yamin
Salah satu sastra yang ditulis oleh Moh. Yamin yaitu, “Tan Malaka: Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia” yang ditulis pada tahun 1945 berisi tentang perubahan sosial dan politik di Indonesia.
Kemudian ada “Pujangga Baru: Sebuah Roman Revolusi” yang menyuarakan tentang pentingnya sastra dalam perubahan sosial.
Beberapa sastra lainnya yang ditulis Moh. Yamin adalah "6000 Tahun Sang Merah Putih", "Gema Tanah Air", “Bumi Siliwangi”, dan "Ken Arok dan Ken Dedes."
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS