Mengenang Arif Budimanta: Ekonom dan Stafsus Jokowi yang Telah Tiada

Hayuning Ratri Hapsari | Siti Nuraida
Mengenang Arif Budimanta: Ekonom dan Stafsus Jokowi yang Telah Tiada
Arif Budimanta (gesuri.id)

Baca 10 detik
  • Arif Budimanta, seorang ekonom, politisi PDI Perjuangan, dan mantan Staf Khusus Presiden Jokowi, meninggal dunia pada usia 57 tahun, meninggalkan duka mendalam di dunia politik, ekonomi, dan akademik.
  • Selama hidupnya, ia dikenal sebagai figur penting yang mampu menjembatani dunia akademis (sebagai dosen UI), politik (kader PDIP), dan birokrasi pemerintahan (Stafsus Jokowi), menjadikannya suara berpengaruh dalam kebijakan nasional.
  • Warisan utama yang ditinggalkannya adalah pemikiran dan perjuangan konsisten mengenai pentingnya ekonomi yang inklusif, pembangunan berkelanjutan, dan berpihak pada rakyat kecil.

Indonesia tengah berduka atas wafatnya ekonom sekaligus politisi PDI Perjuangan, Arif Budimanta, pada Sabtu, 6 September 2025. Sosok yang dikenal luas sebagai akademisi, ekonom, sekaligus pejabat publik ini meninggal dunia di usia 57 tahun.

Kabar duka tersebut menyebar cepat dan disampaikan oleh berbagai media nasional, mengingat kiprah panjang Arif dalam dunia ekonomi dan politik tanah air.

Kabar Duka dari Dunia Ekonomi dan Politik

Arif Budimanta meninggal pada Sabtu pagi. Hingga kini, belum ada penjelasan resmi terkait penyebab kepergiannya, namun kabar ini langsung menimbulkan duka mendalam di kalangan kolega, politisi, hingga masyarakat yang mengenalnya.

Banyak tokoh mengungkapkan rasa kehilangan atas sosok yang selama ini berperan penting dalam mengawal kebijakan ekonomi nasional.

Arif bukan hanya ekonom, tetapi juga pernah menjadi bagian dari lingkaran dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden bidang ekonomi pada periode kedua Jokowi.

Dalam posisinya, Arif kerap memberikan masukan strategis tentang arah pembangunan ekonomi, khususnya dalam upaya menjaga stabilitas dan keberlanjutan pembangunan.

Karier Politik dan Akademik

Staf Khusus Menteri Keuangan, Arif Budimanta (memegang mik) di Jakarta, Sabtu, (23/7/2016). [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Staf Khusus Menteri Keuangan, Arif Budimanta (memegang mik) di Jakarta, Sabtu, (23/7/2016). [Suara.com/Nikolaus Tolen]

Arif Budimanta adalah kader aktif PDI Perjuangan. Ia kerap menjadi corong partai dalam memberikan pandangan terkait kebijakan ekonomi kerakyatan. Dalam berbagai kesempatan, Arif menekankan pentingnya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berpihak kepada masyarakat kecil.

Arif juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) pada masa pemerintahan Jokowi. Dalam peran tersebut, ia turut merumuskan strategi pembangunan industri serta kebijakan ekonomi makro yang berpengaruh pada arah kebijakan negara.

Arif pernah berkiprah sebagai dosen di Universitas Indonesia (UI). Ia dikenal sebagai pengajar yang kritis, tajam dalam analisis, sekaligus peduli pada mahasiswa.

Di ranah akademik, ia banyak menulis mengenai ekonomi politik, pembangunan berkelanjutan, hingga isu pemberdayaan masyarakat. Pemikirannya menjadi rujukan bagi banyak kalangan, baik di dunia kampus maupun praktisi kebijakan.

Aktivisme dan Peran di Masyarakat

Sebelum terjun lebih jauh ke dunia politik, Arif dikenal sebagai aktivis yang aktif di berbagai organisasi kepemudaan. Ia terlibat dalam kajian strategis yang berfokus pada isu kebijakan publik, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Aktivismenya tersebut menjadi pijakan awal sebelum dirinya menapaki karier politik di PDI Perjuangan.

Arif Budimanta memiliki peran unik sebagai penghubung antara dunia akademis, politik, dan birokrasi. Ia kerap dimintai pandangan di forum-forum penting mengenai arah pembangunan ekonomi nasional. Pandangan-pandangannya yang berbasis riset dan pengalaman praktis menjadikannya salah satu tokoh berpengaruh dalam diskursus kebijakan publik.

Sementara itu, kepergian Arif mendapat banyak ucapan belasungkawa dari kolega politik, akademisi, hingga masyarakat luas. Banyak pihak mengenangnya sebagai sosok sederhana, rendah hati, dan konsisten memperjuangkan gagasan ekonomi kerakyatan.

Riwayat Singkat Kehidupan

Arif Budimanta lahir di Medan pada tahun 1968. Sejak muda, ia menekuni dunia akademik hingga menempuh pendidikan tinggi di bidang ekonomi. Kariernya kemudian berkembang sebagai dosen di Universitas Indonesia, lalu merambah ke dunia politik melalui PDI Perjuangan.

Perjalanan kariernya tidak berhenti di dunia kampus dan politik. Ia juga pernah menduduki jabatan penting di pemerintahan, mulai dari Wakil Ketua KEIN hingga Stafsus Presiden. Keberadaan Arif di posisi strategis itu membuatnya menjadi salah satu tokoh penting dalam merumuskan kebijakan ekonomi nasional di era pemerintahan Jokowi.

Warisan Pemikiran

Staf Khusus Presiden Arif Budimanta (dua dari kiri) di Wisma Negara, Jakarta, Senin (10/2/2020). (Suara.com/Yosea Arga)
Staf Khusus Presiden Arif Budimanta (dua dari kiri) di Wisma Negara, Jakarta, Senin (10/2/2020). (Suara.com/Yosea Arga)

Meski telah tiada, pemikiran Arif Budimanta akan tetap hidup dalam dunia akademik dan politik. Gagasannya mengenai pentingnya ekonomi yang inklusif, pembangunan berkelanjutan, dan kemandirian nasional akan terus relevan di tengah tantangan global yang dihadapi Indonesia.

Arif dikenal tidak hanya sebagai politisi, tetapi juga sebagai intelektual yang mampu meramu pemikiran kritis dengan kepentingan praktis. Karya tulis, pandangan, serta analisisnya menjadi warisan yang akan terus dibaca dan dikaji oleh generasi penerus.

Reaksi dan Doa dari Publik

Kepergian Arif Budimanta meninggalkan duka mendalam. Dari politikus lintas partai, kolega akademisi, hingga masyarakat umum, banyak yang mengungkapkan rasa kehilangan. Sejumlah tokoh menyebut Arif sebagai sosok yang berdedikasi tinggi, konsisten, serta memiliki integritas dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.

Mengutip berbagai sumber, Arif diingat sebagai pribadi yang tak segan membela prinsipnya, meski berada di ruang perdebatan politik yang keras. Ia tetap menekankan pentingnya landasan akademik dan data dalam setiap argumen yang ia sampaikan.

Penutup

Indonesia kehilangan seorang ekonom sekaligus politisi yang telah memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa. Kepergian Arif Budimanta menjadi pengingat betapa pentingnya peran intelektual dalam mendampingi kebijakan negara.

Semoga jasa dan pemikirannya terus dikenang, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin melanjutkan perjuangan membangun ekonomi kerakyatan dan berkeadilan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?