Review Novel Doki-Doki Game: Start!, Eksekusi Plot dalam Bentuk Permainan

Agatha Vidya Nariswari | Nurkalina Pratiwi Suganda
Review Novel Doki-Doki Game: Start!, Eksekusi Plot dalam Bentuk Permainan
Sampul novel Doki-Doki Game: Start! karya Ran Orihara (Sumber: Gramedia Digital)

Kalau kamu pencinta anime yang gemar dengan permainan sebagai pusat cerita, novel Doki-Doki Game: Start! sangat layak untuk masuk ke dalam daftar bacaan!

Diterbitkan oleh Ice Cube Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada tahun 2014, buku ini begitu digemari banyak orang. Meskipun judul, latar cerita, dan nama tokohnya bernuansa Jepang (bahkan nama penulisnya juga), Doki-Doki Game: Start! sebenarnya adalah karya penulis Indonesia berbakat, loh! Nama penanya, Ran Orihara, dipakai untuk menerbitkan seri Doki-Doki Game.

Namun, kalau kamu iseng membaca profilnya di Goodreads, kamu akan mengetahui kalau Ran Orihara punya pseudonim lain, yaitu Aranindy. Sangat nggak asing, bukan?

Kembali ke buku pertama dalam seri Doki-Doki Game, novel ini punya flow cerita yang sangat ringan dan memungkinkan untuk dibaca sekali duduk. Walaupun latar dalam cerita adalah di Jepang, yang tentunya menghadirkan kosakata serapan, seperti bentuk sapaan, lokasi, serta budaya; Ran Orihara memainkan perannya sebagai penulis dengan apik nan ciamik. Semuanya tertulis secara matang dan menyeluruh.

Tidak hanya pada pembawaan cerita saja, penulis dengan nama samaran Jepang ini juga menunjukkan kekuatan gaya menulisnya dalam eksekusi plot.

Sinopsis Novel Doki-Doki Game: Start!

Konflik berawal dari kecelakaan yang menimpa Hoga Kuon. Sebuah tabrak lari yang tidak hanya meninggalkan luka fisik dan batin, tetapi sebuah keanehan juga, atau mungkin lebih tepat disebut sebagai gift. Pendengaran Kuon jadi lebih sensitif terhadap detak jantung manusia. Dia jadi bisa mengetahui perasaan terdalam seseorang: senang, sedih, takut, dan emosi lainnya.

Mulanya, tidak ada yang percaya, menganggapnya sebagai bualan anak SD pascakecelakaan. Orang tua, dokter, perawat, semuanya mengira keluhan Kuon disebabkan oleh trauma tabrak lari. Separuhnya benar, tetapi tidak cukup untuk mendukung Kuon yang kebingungan.

Di tengah gamang dan berisiknya detak jantung orang sekitar, muncul Yamane Runa. Runa adalah kerabat pasien di rumah sakit yang sama dengan Kuon. Kehadirannya begitu janggal dan menimbulkan pertanyaan: "Kenapa hanya detak jantung Runa yang tidak bisa aku dengar?"

Pertemuan itu sangat singkat karena Runa menghilang begitu saja. Dia datang dan pergi seenaknya, begitulah yang Kuon simpulkan.

Di luar dugaan Kuon, Runa yang ditemuinya bertahun-tahun lalu di rumah sakit ternyata menginjakkan kaki di SMA yang sama, tetapi sebagai murid baru akhir semester. Kehadiran Runa dan tujuannya inilah yang dianggap sebagai "ancaman".

Pengolahan Plot dalam Novel Doki-Doki Game: Start!

Blurb Novel Doki-Doki Game: Start! (Sumber: Gramedia Digital)
Blurb Novel Doki-Doki Game: Start! (Sumber: Gramedia Digital)

Sederhana, tetapi berdampak lama, bahkan meninggalkan makna. Demikian satu kalimat singkat yang menggambarkan cara Ran Orihara memangkas tiap babak. Tampak jelas bahwa dia menulis dengan kehati-hatian yang presisi, mungkin juga karena ada kasih sayang yang tertuang, seperti kebanyakan penulis pada umumnya.

Selain karena ide cerita yang segar nan unik, Ran Orihara menemukannya dengan cara yang tidak disangka-sangka, yakni dari sebuah lagu. Inspirasi menulis seri Doki-Doki Game muncul dari lagu "Doki-Doki Morning" yang dilantunkan oleh Baby Metal. Siapa sangka, sesederhana lagu tentang debaran jantung bisa melahirkan masterpiece?

Secara plot, inspirasi penulis memang bukan topik yang secara gamblang dibahas, melainkan sebuah fondasi untuk perkembangan alur cerita. Meskipun demikian, inilah yang membuat seri Doki-Doki Game sangat menarik dan utuh.

Dari topik debaran jantung, berkembang jadi keunikan Kuon, yang kemudian berkembang lagi jadi sebuah permainan kolosal ciptaan Kuon di Seishin Gakuen, SMA tempatnya menimba ilmu. Kuon juga menjadi pendiri sekaligus ketua Doki-Doki Club di sana.

Doki-doki game, dari sebutannya saja pembaca sudah pasti menebak-nebak permainan apa yang dimaksud ini. Doki-doki adalah istilah dari bahasa Jepang yang berarti "deg-deg", semacam ekspresi jantung berdebar.

Pertama kali membaca blurb pada sampul belakang novel, dugaan jatuh pada permainan yang melibatkan debaran jantung, seperti Kuon sebagai game master yang "menangkap" siswa lain yang bersembunyi. Tentunya permainan ini berat sebelah karena Kuon diuntungkan: bisa mendengar detak jantung manusia. Akan tetapi, dugaan hanyalah dugaan. Nyatanya lebih sederhana dari itu.

Doki-doki game adalah permainan simpel yang mengasah otak serta kepekaan terhadap sekitar. Permainan berpusat pada pemecahan teka-teki yang diberikan oleh Kuon selaku pencipta. Teka-teki tersebut menunjukkan lokasi "harta karun" di area sekolah.

Setiap permainan melibatkan seluruh siswa Seishin Gakuen dan satu masterMaster di sini adalah siswa yang berhasil memecahkan teka-teki dan menemukan harta karun pada permainan-permainan sebelumnya. Adapun doki-doki game dimulai dengan penanda lantunan musik klasik "Salut d'Amour", yang sering kali membuat para siswa bergidik.

Lantas, apa yang menyebabkan permainan ini disebut sebagai doki-doki game? Suasananya. Ketegangan dan tekanan dalam permainan itulah yang membuat jantung berdebar.

Masih ingat dengan sosok Runa, perempuan yang detak jantungnya tidak bisa Kuon dengar? Kehadirannya sebagai murid baru membuat Runa harus membiasakan diri terhadap permainan kolosal di Seishin Gakuen. Dari sini, pembaca dapat memosisikan diri sebagai tokoh yang beradaptasi dalam lingkungan baru, serta caranya menghadapi "permainan" yang sangat tidak lumrah untuk ada di sekolah.

Sebagai teenlitDoki-Doki Game: Start! terlampau ringan dan familier, khususnya bagi pembaca yang gemar menonton anime ataupun membaca manga.

Kalau kamu sedang mencari bacaan ringan dengan eksekusi plot menarik, Doki-Doki Game: Start! layak banget masuk ke to be read!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak