Ulasan Film Candyman: Saat Permen Tak Lagi Menyenangkan

Munirah | Xandra Junia Indriasti
Ulasan Film Candyman: Saat Permen Tak Lagi Menyenangkan
Ilustrasi Film Candyman. (twitter@candymanmovie)

Menjelang akhir tahun ini banyak sekali perilisan film horor, karena bertepatan dengan hari Halloween yang dirayakan tiap bulan Oktober. Salah satunya, Candyman yang merupakan musim keempat dari seri berjudul sama di tahun 1992. Kisahnya diadaptasi dari The Forbidden milik Clive Barker.

Candyman mulai tayang di bioskop pada 27 Agustus lalu dengan durasi 91 menit. Film garapan Nia Dacosta ini sudah memperoleh pendapat sebesar $77,3 juta. Penayangan aslinya adalah di bulan Juli 2020, namun diundur karena penyebaran Covid-19 yang tengah meningkat saat itu.

Cerita dimulai dari empat orang yang berkumpul di tempat tinggal dua diantaranya, yakni Anthony McCoy (diperankan oleh Yahya Abdul-Mateen) dan Brianna Cartwright (Teyonah Parris). Mereka membahas kisah kelam yang dialami seorang wanita di beberapa tahun silam. 

Ia dituduh sebagai penyihir oleh warga setempat dan menjadi gila. Disebutkan bahwa tetangganya yang sudah tidak tahan, terlebih saat wanita itu mencoba mengorbankan bayi. Akhirnya, ia dibakar hidup-hidup, kemudian arwahnya dianggap masih menganggu hingga kini.

Anthony yang tertarik segera mencari tahu lebih dalam dan bertemulah ia dengan William Burke (Colman Domingo). Pria itu adalah seseorang yang pernah bertemu dengan Candyman, sosok yang ada kaitannya dengan cerita wanita penyihir tersebut.

Candyman merupakan sosok legendaris yang memancing korbannya (kebanyakan anak-anak) dengan permen. Keberadaan camilan manis ini juga menandakan bahwa dirinya ada di tempat tersebut. Ia bertubuh tinggi besar dengan satu bagian tangan yang diganti oleh pengait tajam.

Anthony yang merupakan pelukis, membuat gambar Candyman untuk dipamerkan pada sebuah galeri seni. Karyanya tersebut disimpan di belakang kaca. Ia menulis mitos yang sudah lama beredar di sampingnya bahwa sosok menyeramkan itu akan datang jika namanya disebut sebanyak tiga kali, sembari bercermin.

Pada dasarnya manusia memiliki rasa penasaran tinggi. Belum lagi, kehidupan yang sudah memasuki era teknologi. Banyak dari mereka yang tidak ingin dibodohi dan mencoba mempraktikkan mitos tersebut. Nyatanya, Candyman benar-benar datang dan membunuh siapapun yang melakukan hal itu.

Anthony senang karyanya berhasil, namun di sisi lain ia merasa telah menjadi pembunuh dengan lukisan tersebut. Kemudian, ia kembali mencari tahu dengan mengunjungi perumahan dimana Candyman pernah tinggal. Disana bencana buruk terjadi, ia terkena sengatan lebah yang membuat tangannya hampir lumpuh.

Setelah mendapat petunjuk, ia berkunjung ke rumah orang tuanya. Anthony sangat terkejut begitu tahu bayi yang dibakar oleh wanita dalam cerita itu adalah dirinya. Sang ibu juga membeberkan kebenaran dari kisah yang ternyata selama ini dipalsukan.

Kondisi fisik dan mentalnya yang tidak stabil membuatnya dengan mudah dibawa oleh William ke perumahan itu. Tangan Anthony yang melepuh dimintanya untuk diamputasi manual. Namun, aksi ilegal tersebut diketahui oleh Brianna.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Apa kebenaran yang seharusnya ada di cerita mengenai wanita tersebut? Siapakah William sebenarnya? Tonton selengkapnya pada film Candyman di bioskop-bioskop terdekat, ya!

Sumber:

instagram, twitter @candymanmovie

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak