Lagu Gending Sriwijaya mengalun lembut di setiap pesta pernikahan adat Sumatera Selatan, khususnya daerah Kota Palembang. Nyanyian serta instrumen megah dari lagu tersebut menggambarkan sedikit keagungan Kerajaan Sriwijaya pada masanya. Jika kembali kepada sejarah, Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi kerajaan Buddha terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-7. Kerajaan ini juga dikenal sebagai kerajaan maritim karena secara hakikatnya, kerajaan ini memiliki daerah kekuasaan yang luas terutama di kelautannya.
Ketenaran kerajaan ini sebagai pusat pembelajaran agama Buddha mulai mengalami transformasi di abad ke 9. Indonesiakaya.com menyadur bahwa pengaruh dari para pedagang Arab di wilayah Sriwijaya. Penyebaran agama Islam juga dimulai dengan persinggahan para saudagar dari Timur Tengah sebagai tanda masuknya agama Islam yang menjamur di wilayah Sriwijaya.
Tak hanya itu, penyebaran agama Islam di bumi Sriwijaya juga banyak memberikan sejarah baru bagi keturunannya. Salah satu situs sejarah yang bisa dikunjungi saat ini adalah Bukit Siguntang. Sesuai dengan namanya, Bukit Siguntang yang terletak di daerah Bukit Besar, Kota Palembang ini berdiri tegak dengan ketinggian 27 meter di atas permukaan laut. Laman repositori.kemdikbud.go.id melansir bahwa Bukit Siguntang memiliki luas hingga 12,8 hektar dan dari puncaknya, kita bisa melihat pemandangan Jembatan Ampera serta tata perkotaan kota Palembang.
Di dalamnya terdapat makam-makan keturunan Kerajaan Sriwijaya Islam yang telah menoreh sejarah dalam peradabannya. Sebut saja keturunan yang paling dihormati pada masanya, yaitu Segentar Alam. Gelarnya sebagai seorang pangeran berhasil membuat daerah kekuasaannya makmur pada saat itu. Berjalan sedikit dari makam Segentar Alam, ada makam Puteri Kembang Dadar yang sekarang diabadikan sebagai salah satu nama jalan di dekat lokasi Bukit Siguntang.
Bebatuan seperti arca atau prasasti yang terdapat di Bukit Siguntang ini menandakan bahwa dahulunya Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi pusat peradaban agama Buddha seiring dengan penyebaran agama Islam. Bukan hanya itu, relief-relief yang terdapat pada bebatuan di sana menggambarkan betapa luasnya daerah kekuasaan Sriwijaya hingga daerah perairan di beberapa bagian di Asia.
Sekarang, Bukit Siguntang menjadi salah satu situs pelestarian budaya yang sudah mengalami renovasi dan dapat dikunjungi oleh masyarakat yang ingin menilik lebih lengkap mengenai Kerajaan Sriwijaya. Bukit Siguntang juga dipenuhi dengan pepohonan rindang dan berada di tengah-tengah kota sehingga mudah dijangkau oleh wisatawan manapun.
Itulah ulasan singkat mengenai sejarah Kemaharajaan Sriwijaya melalui Situs Bukit Siguntang. Sungguh indah bukan peradaban budaya di Indonesia? Mempelajari sejarah bukan menjadi hal yang kuno, melainkan menjadikan pembelajaran bagi kita bahwa hal yang baik harus selalu dilestarikan dan tidak mengulang sejarah yang buruk di masa depan.