Ulasan Rapijali 3: Terima Masa Lalu agar Tidak Memberatkan Masa Depan

Hayuning Ratri Hapsari | Rizky Melinda Sari
Ulasan Rapijali 3: Terima Masa Lalu agar Tidak Memberatkan Masa Depan
Cover buku Rapijali (Twitter/@BBoekoe)

Dewi Lestari atau biasa dikenal dengan nama pena Dee Lestari menuntaskan series Rapijali dalam buku ketiga yang berjudul Rapijali 3: Kembali. Kali ini, pembaca akan diajak mengikuti kehidupan para tokoh yang sudah dewasa dan menghadapi permasalahannya sendiri-sendiri.

Identitas Buku 

Judul Buku: RAPIJALI 3: Kembali

Penulis: Dee Lestari

Penerbit: Bentang Pustaka

Jumlah Halaman: 745 Halaman

Ulasan Buku

Tidak semua hal yang kita impikan dan berhasil kita raih, dapat menjamin kebahagiaan untuk selamanya. Itulah yang dirasakan oleh Ping. Kendati sudah sukses menjadi seorang penyanyi terkenal, luka masa lalu yang terlanjur ia abaikan perlahan mulai mengganggu kehidupannya.

BACA JUGA: Dituntut 12 Tahun Penjara, Richard Eliezer Pejamkan Mata Tak Kuasa Tahan Tangis

Buku terakhir sekaligus paling tebal ini memang akan menjawab semua pertanyaan yang muncul sejak buku pertama. Dengan siapakah akhirnya Ping berakhir? Oding atau Rakai? Kamu masuk tim mana, nih?

Hampir 2/3 bagian, konflik masih berputar-putar, baru menjelang 1/3 akhir, benang kusut itu perlahan mulai terurai. Ditambah dengan panggilan agar RAPIJALI kembali manggung, menjadi jembatan sempurna untuk menghubungkan kembali apa yang sempat terputus.

Para tokoh yang sudah beranjak dewasa tidak lagi dihadapkan pada permasalahan anak muda sebatas perasaan suka dan naksir. Mereka semua mulai dihadapkan pada permasalahan orang dewasa yang sesungguhnya. Keputusan-keputusan sulit, jalan yang bercabang, hingga belajar memaafkan tentu tidak mudah dilalui.

BACA JUGA: Cusss Daftar! Belajar Seru Bahasa Korea Bareng Yoursay, Bikin Makin Lancar Bucinin Biasmu

Dari buku pertama hingga ketiga ini, perkembangan konflik, para tokoh, hingga penyelesaian membuatku merasa sedang menonton film panjang yang tidak membosankan. Meskipun berjumlah 700+ halaman, setiap babnya selalu punya saya magic yang menyihir agar aku tidak melepaskan buku ini dari tangan dengan mudah.

Endingnya bikin senyum-senyum sendiri. Coba baca sendiri, deh! Dijamin bikin puas setelah diombang-ambing pindah kapal dari buku pertama!

Buku ini sarat tentang perjalanan hidup. Ada pembahasan tentang isu kesehatan mental juga! Pesan moral yang dapat diambil adalah kita harus merelakan masa lalu. Jangan sampai apa yang terjadi di masa lalu mengganggu kehidupan kita di masa sekarang karena kita tidak bisa menerima atau ikhlas atas apa yang telah terjadi.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak