"Tira" merupakan series superhero Indonesia sepanjang delapan episode, yang diproduksi Screenplay Bumilangit, sudah tayang Disney+ Hotstar sejak 16 Desember 2023, dan telah tamat sejak 3 Februari 2024. Ceritanya mengambil inspirasi dari komik tahun 1975 berjudul sama karya Bumilangit.
Series ini banyak dibintangi oleh pemain-pemain terkenal, di antaranya: Chelsea Islan sebagai Suci Larasati/Tira, Bhisma Mulia sebagai Ben Satrio, Jeremie Juanito sebagai Haikal Prabaswara, Agnes Naomi sebagai Maudy Ajeng Putri, Erik Lasmono sebagai Evan, Volland Humonggio sebagai Deo Hot Arga, Karina Suwandi sebagai Widya Laksono, Egi Fedly sebagai Angkasa Prabaswara, Sari Yok Koeswoyo sebagai Hauw Ing Lan, Marcell Siahaan sebagai Gun Mardiono, dan masih banyak lagi.
Kisah Series Tira mengikuti perjalanan karakter bernama Suci, atau yang akrab dipanggil Tira, seorang mahasiswi dengan mimpi besar menjadi stuntwoman. Namun, tantangan besar menghampirinya karena Suci menderita acrophobia, ketakutan akan tempat-tempat tinggi.
Untuk meraih impiannya, Suci harus mengatasi ketakutannya karena dunia stuntwoman melibatkan berbagai adegan di ketinggian. Meskipun perjuangan melawan rasa takutnya, Suci melalui setiap proses pelatihan dengan tekun dan menikmati perjalanan menuju menjadi stuntwoman berbakat.
Segalanya berubah ketika Suci nggak sengaja terlibat dalam konspirasi kuno setelah menyelamatkan sembilan anak kecil dari ritual misterius. Peristiwa tersebut menjadi poin balik dalam hidupnya, memaksa Suci menyeimbangkan kariernya yang sedang menanjak, mempertahankan nilai dan beasiswa, sambil berjuang untuk menyelamatkan nyawanya dari ancaman nggak terduga.
Ulasan:
Series Tira mengejutkan para penggemar superhero di Indonesia dengan akhir yang diantisipasi. Setelah lama nggak ada kabar terkait penayangan series ini, akhirnya tayang juga, dan secara mengejutkan, episode pertama berhasil mempertahankan konsistensi cerita dan ketegangan hingga mencapai episode empat.
Pertanyaannya, apakah "Tira" berhasil membawa superhero Indonesia ke level yang lebih tinggi? Episode awal yang kuat memang membuktikan bahwa sineas perfilman Indonesia mampu menghasilkan konten superhero yang mampu menghibur dan menantang. Namun, aku merasakan ketidakpuasan terhadap kekalahan antagonis yang begitu mudahnya di akhir episode. Ini berarti, ada ruang untuk perbaikan dalam penyajian konflik dan penyelesaiannya.
Dalam episode pertama hingga empat, aku diajak melalui alur cerita yang penuh dengan ketegangan, konflik internal karakter, dan pergulatan melawan kekuatan jahat. Setiap episode diisi dengan momen yang mempertahankan perhatianku, dan kehadiran superhero lokal memberikan nuansa yang segar dan identitas yang kuat.
Sayangnya, semangat yang dijaga dengan baik hingga pertengahan episode, mulai merosot ketika masuk ke babak-babak akhir. Episode lima hingga episode tujuh, entah mengapa, memunculkan perasaan jenuh, yang mungkin disebabkan oleh kurangnya perkembangan cerita dan keputusan karakter tertentu.
Momen dramatis dalam episode kedelapan alias episode pamungkas, seharusnya menjadi puncak yang memuaskan, tetapi kekalahan antagonis tampak kurang memadai. Baik sang antagonis maupun protagonis, setelah melewati perjalanan yang sulit dan rintangan yang banyak, seolah-olah kehilangan momentum di akhir cerita. Hal ini meninggalkan rasa ketidakpuasan dan keinginan untuk melihat penyelesaian yang lebih kuat dan konsisten.
Dengan semua kelebihan dan kekurangannya, skor dariku untuk keseluruhan episode: 7/10. "Tira" tetap dapat aku nikmati. "Tira" telah membuka pintu bagi perkembangan lebih lanjut dalam dunia superhero Indonesia. Meskipun masih ada kekurangan, potensi cerita superhero Indonesia tampaknya semakin cerah dengan hadirnya "Tira". Harapanku, series ini dapat menjadi pondasi untuk pengembangan konten superhero yang lebih matang dan memikat di masa depan. Selamat menonton, ya. Dukung terus perfilman Indonesia!