Menguak Psikologis Seseorang Terjebak dalam Apartemen pada Film Trapped

Hernawan | Athar Farha
Menguak Psikologis Seseorang Terjebak dalam Apartemen pada Film Trapped
Foto Film Trapped (IMDb)

"Trapped" yang rilis tahun 2016 dengan durasi sepanjang 105 menit, menghadirkan kisah unik tentang bertahan hidup dalam keterisoliran. Rajkummar Rao memainkan peran utama sebagai Shaurya, sementara Sutradara Vikramaditya Motwane mengarahkan filmnya dengan skrip yang ditulis oleh Amit Joshi.

Di tengah hiruk-pikuk kota Mumbai yang sibuk, terdapat sebuah apartemen kosong yang menjadi latar belakang bagi sebuah kisah bertahan hidup yang luar biasa. Film Trapped mengisahkan perjuangan Shaurya, seorang karyawan pusat panggilan, tanpa sengaja terperangkap dalam sebuah apartemen yang terisolasi.

Dalam situasi yang menyudutkan, dia harus bertahan hidup dengan sumber daya yang terbatas di dalam apartemen lantai 35. Ketakutan, keputusasaan, dan ketegangan memenuhi pikirannya saat berusaha mencari jalan keluar dari situasi yang semakin terasa menyengat.

Analisis:

Dalam film "Trapped", karakter utama, Shaurya, terjebak di dalam apartemen tanpa akses ke dunia luar. Situasi psikologis yang paling menakutkan bagi Shaurya adalah kesendirian yang ekstrem dan rasa terpencil yang dia alami selama masa dirinya terperangkap. 

Ketika Shaurya menyadari bahwa dia nggak bisa keluar dari apartemen, rasa putus asa dan kepanikan mulai merasukinya. Kesadaran akan keterbatasan sumber daya vital seperti makanan, air, dan listrik membuatnya terjebak dalam siklus kecemasan yang konstan. Tanpa adanya bantuan dari dunia luar, Shaurya harus menghadapi perasaan terisolasi yang begitu kuat, juga dihadapkan pada pertanyaan tentang apakah dia akan mampu bertahan hidup atau nggak. 

Dalam keadaan terisolasi yang ekstrim seperti itu, keadaan psikologis seseorang dapat menjadi sangat rapuh. Shaurya mengalami periode kebingungan dan kehilangan harapan, terutama ketika upaya-upaya putus asa untuk mencari bantuan nggak membuahkan hasil. Rasa takut dan kecemasan yang terus-menerus melingkupinya saat dia merenungkan nasibnya yang nggak pasti.

Selain itu, Shaurya juga mengalami dilema moral yang sulit. Saat dia merasa semakin terdesak oleh kebutuhan dasar seperti makanan dan air, pertanyaan etis tentang apa yang dia harus lakukan untuk bertahan hidup mulai muncul. Situasi seperti ini nggak hanya menguji ketahanan fisiknya, tetapi juga membebani pikirannya dengan pertimbangan moral yang mengganggu.

Keterpencilannya di dalam apartemen yang kosong, membawanya pada perjalanan emosional yang mengguncang, menyoroti ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi situasi ekstrem dan menyelidiki batas-batas ketahanan manusia dalam menghadapi kondisi terpencil yang ekstrim.

Dari segi teknis. Akting luar biasa dari Rajkummar Rao benar-benar menghidupkan karakter Shaurya dengan intensitas yang oke banget. Penonton disuguhkan dengan gambaran yang sangat kuat tentang perjuangan manusia di tengah keterbatasan dan kesendirian. Setiap ekspresi wajahnya menggambarkan rasa takut dan putus asa yang melanda.

Sutradara Vikramaditya Motwane berhasil menciptakan atmosfer yang menegangkan sepanjang film. Dengan pengambilan gambar yang terfokus pada apartemen yang sempit dan terisolasi, penonton merasakan tekanan yang sama dengan yang dialami oleh Shaurya. Kamera yang mengikuti langkah-langkahnya di dalam ruangan menghadirkan nuansa tegang dan cemas. 

Kekuatan film ini juga terletak pada penulisan skenario yang kuat oleh Amit Joshi. Ceritanya sederhana, tapi penuh dengan ketegangan mampu menjaga minat penonton sepanjang film. Akan tetapi, pace terasa lambat di beberapa bagian, dan karakter pendukung tampak kurang mengalami perkembangan karakter yang mendalam. Seperti karakter Noorie, pacarnya Shaurya, terasa kurang dikembangkan.

Setelah menonton dan menganalisis berbagai aspek, skor dari cukup: 8/10. Kalau kamu baru tahu film ini, tontonlah. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak