Mungkin ini akan terdengar aneh, tapi dalam dunia sinema, terkadang kita menemukan film-film yang meskipun nggak terikat secara resmi (judul berbeda, bahkan dari PH berbeda, bisa juga cerita mengisahkan tokoh lain, dan bahkan tahun rilisnya berbeda) tapi pas kamu menontonnya, ternyata film-film itu bisa saling melengkapi satu sama lain, bahkan membentuk sebuah narasi yang utuh (bila film-film berbeda itu disatukan).
Nah, ada film-film dari Korea Selatan yang ketika ditonton, ternyata bisa sambung-menyambung gitu. Sebenarnya bisa dibilang ini trilogi nggak resmi, yang menggambarkan gejolak politik Korea Selatan pada tahun 1979. Penasaran film apa saja? Baca sampai tuntas ya!
1. Film The Man Standing Next
Film pertama, The Man Standing Next yang rilis 26 Februari 2020 di bioskop Indonesia dan sudah bisa kamu saksikan di Prime Video, disutradarai oleh Woo Min-ho. Film ini berisi penggambaran detail tentang penembakan Presiden Park Chung-hee pada tahun 1979. Kisahnya terkait intrik politik dan ketegangan yang melingkupi lingkaran kekuasaan.
Film The Man Standing Next menyoroti karakter utama, Kim Kyu-pyeong, yang diperankan oleh Lee Byung-hun, sosok kepala badan intelijen yang terjebak dalam konflik moral dan ambisi.
Menariknya, Lee Byun-hun berkat penampilannya yang kuat, dirinya berhasil menyampaikan situasi ketegangan batin dan kegelisahan yang menyelimuti karakternya. Film yang dirilis oleh Lotte Entertainment, benar-benar menerima sambutan hangat dan berhasil menarik banyak perhatian penonton.
2. Film Land of Happiness
Film yang tayang 4 September 2024, seolah-olah melanjutkan film sebelumnya. Serius, deh!
Ini jadi penutup manis dari Aktor Lee Sun-kyun atas akting terakhirnya (meninggal). Film ini disutradarai oleh Choo Chang-min, yang mana film ini terinspirasi dari kisah nyata Pengacara Tae Yoon-ki, yang membela seorang perwira dalam kasus pembunuhan Presiden Park Chung Hee.
Nah, sementara di dalam filmnya, cerita berfokus pada Jung In-hoo (CHO Jung-seok), pengacara yang berjuang membela Park Tae-joo (Lee Sun-kyun) yang diduga terlibat dalam pembunuhan presiden.
Film ini menggabungkan drama politik dan momen emosional, meski kadang kehilangan momentumnya. Namun, musik latarnya sangat mendukung suasana film. Bahkan desain set terlihat megah dan niat banget.
3. Film 12.12: The Day
Puncak dari trilogi nggak resmi ini adalah Film 12.12: The Day, yang rilis pertama kali di Korea Selatan pada 22 November 2023, tapi pada September 2024 ini tayang di platform Vidio. Kamu sudah bisa menyaksikannya, lho.
Film yang disutradarai Kim Sung-su, membawa penonton ke pusat konflik saat Mayor Jenderal Chun Doo-gwan (diperankan Hwang Jung-min), berusaha melakukan kudeta setelah momen pembunuhan presiden Korea Selatan.
Berlawanan dengan Chun Doo-gwan, ada Mayor Jenderal Lee Tae-shin (diperankan Jung Woo-sung), yang menolak untuk tunduk pada kekuasaan korup. Dalam film ini, penonton dibawa melalui perjalanan yang penuh dengan ketegangan, konflik fisik, dan adu taktik.
12.12: The Day berhasil menarik perhatian penonton, sampai-sampai masuk daftar terlaris, menjadikannya salah satu film dengan jumlah penonton terbanyak dalam sejarah Korea Selatan.
Penutup Trilogi Nggak Resmi
Sampai di sini paham ya? Ketiga film barusan, menceritakan kisah yang ternyata bisa saling kita kaitkan. Dan trilogi nggak resmi ini, seakan-akan ngajak penonton untuk merenungi masa lalu Korea Selatan dan memetik pelajaran yang dapat diambil untuk masa depan. Sebagai film yang ditangani sutradara handal, pemeran yang mengesankan, dan penggambaran realistisnya, trilogi nggak resmi ini tentunya jadi karya penting dalam dunia perfilman Korea Selatan. Buat yang kepo, buruan ditonton ya.