Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka

Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
Sampul Buku Kita, Kami, Kamu (Goodreads)

Menyimak sudut pandang anak-anak tentang dunia dan sekelilingnya adalah hal yang menurut saya menenangkan. Mengapa? Sebab, mereka masih menilai segala sesuatunya dengan sederhana.

Tidak seperti orang dewasa yang terkadang bergelut dengan pemikiran yang rumit dan segala sesuatu yang dibikin ribet.

Terkait hal tersebut, jika sedang suntuk, saya suka membaca buku anak yang mampu meninggalkan kesan bahwa kebahagiaan itu bisa didapatkan lewat hal-hal sederhana.

Salah satu buku yang memuat hal tersebut adalah buku berjudul 'Kita, Kami, Kamu' yang ditulis oleh Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo.

Buku yang diilustrasikan oleh Cecillia Hidayat ini menceritakan sudut pandang Soca sebagai anak-anak yang menilai dunia sekelilingnya bersama tingkah polahnya yang lugu dan polos.

Mulai dari sudut pandang yang tentang ayah dan ibu yang ia sebut sebagai Meps dan Beps, cerita-cerita seputar pengalaman di sekolah, dan beberapa kejadian random yang cukup jenaka.

Misalnya saat Meps pernah mengutarakan uneg-unegnya tentang kenapa sih orang-orang kadang salah menempatkan kata 'kami' dan 'kita'.

Meps paling gemes kalau ada yang bilang kita, padahal maksudnya kami.
Kalau ada yang bilang kita padahal maksudnya kami, Meps akan bilang begini "Kita... kita, memangnya saya ikut? Memangnya kamu bersama saya? Kan enggak"
(Halaman 51)

Buku ini lucu dan menghibur. Saya takjub dengan kecerdasan Soca yang masih anak-anak tapi bisa memikirkan hal-hal yang kadang luput dari perhatian orang dewasa.

Tapi ada beberapa bagian yang cukup mewakili pemikiran saya juga ketika masih kecil dulu. Yakni tentang keinginan buat cepat-cepat dewasa agar bisa bebas melakukan hal-hal yang diinginkan. Tidak perlu mandi jika tidak ingin, bebas ingin mengerjakan PR atau tidak, tidak perlu tidur siang, dan boleh begadang.

Pemikiran tersebut memang khas anak-anak sekali. Ingin cepat-cepat dewasa biar bebas. Tapi setelah menjalaninya, fase dewasa ternyata tak seindah itu. Malah kalau tahu begini rasanya pengin kembali ke masa kanak-kanak.

Buku ini juga menyajikan sudut pandang seorang anak dalam menilai ayah dan ibunya, Soca dalam menilai Meps dan Beps.

Bagi orang dewasa yang membaca buku ini, barangkali akan cukup terkejut ketika menyimak bahwa ternyata anak-anak bisa mengamati sampai sedetail itu tentang kebiasaan kedua orang tuanya.

Tapi salut sih dengan pola asuh yang diterapkan Meps dan Beps. Meskipun keduanya tampak selalu sibuk dalam urusan pekerjaan dan karier masing-masing, lewat sudut pandang Soca dalam buku ini saya jadi paham bahwa mereka tipikal orang tua yang tetap bisa mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya dalam keadaan sibuk sekalipun.

Nah, bagi kamu yang ingin membaca buku anak yang ringan, heartwarming, dan tetap cocok dibaca oleh orang dewasa, cerita-cerita Soca dalam buku berjudul Kita, Kami, Kamu ini adalah salah satu bacaan yang menarik untuk disimak!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak