Novel Maid for Each Other: Komedi Romantis tentang Cinta dan Harga Diri

Ayu Nabila | aisyah khurin
Novel Maid for Each Other: Komedi Romantis tentang Cinta dan Harga Diri
Novel Maid for Each Other (goodreads.com)

Lynn Painter kembali memikat para pembaca setianya lewat novel terbarunya berjudul "Maid for Each Other", sebuah kisah romantis bertema “fake dating” yang dibungkus dengan humor cerdas, konflik emosional yang menyentuh, dan dinamika karakter yang kuat. Mengusung trope klasik yang telah lama menjadi favorit dalam genre rom-com, Painter berhasil menghidupkan kembali tema ini melalui karakter-karakter yang relevan, penuh nuansa, dan jalan cerita yang meski ringan namun tetap menggugah hati.

Cerita berpusat pada Abi Mariano, seorang mahasiswi pascasarjana yang tengah berada dalam masa sulit. Selain harus menyelesaikan studinya, ia juga bekerja sebagai petugas kebersihan untuk bisa bertahan hidup di kota besar. Suatu hari, Abi kehilangan tempat tinggal akibat infestasi serangga di apartemennya. Dalam situasi terjepit, ia memutuskan untuk tinggal diam-diam di penthouse milik kliennya, seorang pengusaha muda kaya raya bernama Declan Powell, yang kebetulan sedang tidak berada di kota.

Namun situasi menjadi rumit ketika orang tua Declan tiba-tiba datang berkunjung dan mendapati Abi di penthouse tersebut. Merasa panik, Declan yang selama ini ditekan oleh keluarganya untuk menetap dan membangun hubungan romantis, secara spontan memperkenalkan Abi sebagai "Abby", kekasih yang sebelumnya hanya ia ciptakan sebagai kebohongan untuk menenangkan keluarganya.

Demi mempertahankan citra dan menghindari kekacauan lebih lanjut, Declan menawarkan Abi kesepakatan, berpura-pura menjadi pacarnya selama beberapa minggu ke depan, dengan imbalan sejumlah uang yang menggiurkan.

Premis ini menjadi pintu masuk yang sempurna ke dalam kisah penuh kekacauan, romansa, dan dinamika yang menyenangkan. Abi yang cerdas, spontan, dan berprinsip, bertolak belakang dengan Declan yang perfeksionis, dingin, dan terobsesi dengan citra. Meski awalnya hubungan mereka terasa kaku dan penuh kebohongan, lambat laun mereka mulai saling membuka diri, mengenal sisi terdalam satu sama lain, dan menemukan bahwa perasaan mereka tidak lagi bisa dianggap palsu.

Salah satu kekuatan utama novel ini adalah karakterisasi yang kuat. Abi bukanlah tipikal tokoh wanita dalam rom-com yang hanya menjadi pelengkap pria kaya. Ia memiliki pandangan sendiri, harga diri yang tinggi, serta kesadaran akan realitas hidup kelas pekerja. Di sisi lain, Declan bukan sekadar pria kaya yang menyebalkan, melainkan seseorang yang memiliki luka batin, tekanan keluarga, dan kerinduan akan keaslian dalam hidup yang selama ini dipenuhi pencitraan.

Painter menulis dengan gaya yang khas, ringan namun tajam, cepat namun tidak dangkal. Dialog antara Abi dan Declan terasa hidup, mengalir, dan sering kali sangat lucu. Pembaca akan menemukan diri mereka tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak saat mengikuti percakapan dan situasi canggung yang harus mereka hadapi bersama. Humor dalam novel ini bukanlah tempelan, melainkan bagian integral dari narasi dan pengembangan karakter.

Selain humor dan romansa, "Maid for Each Other" juga menyentuh isu-isu yang lebih dalam. Perbedaan kelas sosial menjadi tema yang cukup kuat di balik hubungan Abi dan Declan. Abi sering mempertanyakan apakah ia hanya dijadikan alat dalam skema Declan, dan apakah orang-orang seperti dirinya bisa benar-benar diterima di dunia orang-orang kaya. Di sisi lain, Declan mulai menyadari bahwa kekayaan dan reputasi tidak bisa membeli ketulusan dan kedekatan emosional yang ia dambakan.

Cerita ini disusun dari dua sudut pandang , memberikan pembaca kesempatan untuk memahami perasaan dan konflik batin kedua tokoh utama. Struktur ini memperkuat emosi dan menciptakan ketegangan romantis yang terasa alami. Saat mereka mulai benar-benar saling mencintai, pembaca telah lebih dulu memahami kompleksitas masing-masing, sehingga klimaks cerita terasa lebih menyentuh.

Pacing cerita terasa konsisten, dengan campuran adegan yang menghibur, menggemaskan, dan emosional. Tidak ada bagian yang terasa membosankan atau terlalu lambat. Painter tahu kapan harus mempercepat alur dengan adegan-adegan lucu, dan kapan harus memperlambatnya untuk memberi ruang pada momen reflektif dan emosional.

"Maid for Each Other" bukan hanya tentang cinta yang tumbuh dari kebohongan, tapi juga tentang keberanian untuk menjadi diri sendiri, mengakui luka, dan membuka hati kepada orang lain. Ini adalah kisah dua orang yang pada awalnya merasa terpaksa terikat satu sama lain, namun justru menemukan bahwa mereka adalah pasangan yang saling melengkapi.

Secara keseluruhan, "Maid for Each Other" adalah novel yang sangat menghibur sekaligus menyentuh. Ini adalah jenis cerita yang membuat pembaca merasa hangat setelah membacanya, namun juga mengajak merenung tentang hubungan, kepercayaan, dan perbedaan sosial. Dengan karakter yang kuat, dialog yang hidup, dan alur yang memikat, Lynn Painter sekali lagi menunjukkan kemampuannya sebagai penulis romansa kontemporer yang mumpuni.

Identitas Buku

Judul: Maid for Each Other

Penulis: Lynn Painter

Penerbit: Berkley

Tanggal Terbit: 15 Juli 2025

Tebal: 368 Halaman

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak