Ungkapan Rasa Tidak Percaya Diri kepada Kekasih dalam Buku Puisi Silara

Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Ungkapan Rasa Tidak Percaya Diri kepada Kekasih dalam Buku Puisi Silara
Buku Silara Aku Lalu Kamu Pilu (Gramedia)

Buku Silara Aku Lalu Kamu Pilu merupakan buku sehimpun puisi pilihan karya Beri Hanna. Ia sosok lelaki yang lahir di Bangko pada tahun 1997. Dalam hidupnya Beri Hanna selalu mendapati kegelisahan yang membuat dirinya resah.

Kabarnya, kegelisahan-kegelisahan tersebut yang membuatnya kreatif merangkai puisi. Menurut sebagian orang, ia dianggap aneh karena beberapa orang mengatakan bahwa Beri tidak bisa mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan secara terang menerang. la lebih suka melakukan hal-hal yang ia sukai meski terkadang melanggar aturan.

Jika menyelami puisi karya Beri Hanna dalam buku kumpulan sajak ini, rasanya seperti mengisap permen nano-nano. Sungguh beragam rasanya. Manisnya dapat, kecutnya ada, sensasinya juga terasa.

Kita bisa baca dan renungi puisi bertajuk Kamu yang tersusun rapi di halaman bagian awal.

Kamu

Aku tidak ingin merusak kecantikanmu

Karena kehadiranku di hidupmu

Bukannya aku pengecut

Tapi, aku seperti luput

Bukannya aku tak pandai

Tapi, aku takut lalai

Bukannya aku tak romantis

Tapi, aku takut terlalu puitis

Kamu

Aku itu adalah kamu

Dan kamu akan menjadi aku (Halaman 2).

Di awal puisi Kamu ini menyiratkan kekurangpercayaan terhadap diri sendiri. Sosok aku khawatir jika kehadirannya justru merusak kecantikan gadis pujaannya. Maka, ia memilih mundur untuk menyelamatkan kekasihnya agar pesonanya tetap terjaga.

Namun, di akhir puisi, sosok aku malah kelewat percaya diri. Ia katakan bahwa aku adalah kamu dan kamu akan menjadi aku. Ia yakin bahwa suatu saat ia (aku) dan gadis tambatan hatinya itu (kamu) akan menjadi satu dalam bangunan utuh yang kokoh bernama kami.

Berbeda jika kita menyelisik puisi Berubah yang mengungkapkan rasa sedih sebab perpisahan ini. Ketika sudah menjauh dari sang pujaan, maka hati perih laksana teriris sembilu, gundah gulana, dan terserang merana.

Tak ada obat lain pagi seorang perindu, selain bertemu dengan sosok dambaan yang dirindukan. Sebab, ia ingin segera mendengar suaranya, menatap lekat wajahnya, melihat senyumnya, bahkan jika boleh ingin memegang erat tangannya serta memeluknya.

Berubah

saat aku tak lagi menjadi milikmu

saat itu gundah gulana kurasa ragaku

saat kau tak lagi menghubungiku lewat pesan

saat itu terbelit jiwaku untuk merana

saat ku tak lagi mendengar suaramu

saat itu merindu isi kupingku

dibuat mendesak

seakan semua orang memaksa

memacu ego mereka tanpa harus peduli walau kini ku tahu

kau tak lagi merindukan aku

seperti berdosa sebuah senyuman

ketika kau hadapkan ke mataku yang hina

seperti liar sekuncup tubuh

ketika kau lepas ke mata-mataku yang hina

semua tak lagi bisa aku rasakan seperti dulu (Halaman 54).

Puisi cinta rasa komedi dalam buku kumpulan puisi ini, aku temukan dalam tajuk Aku Tidak CemburuSosok aku mengibaratkan lelaki selainnya yang mendekati kekasihnya adalah binatang jangkrik yang tengik. Ia bahkan mengulangi bunyi akhiran untuk mempertegas atas dendam kesumatnya.

Aku Tidak Cemburu

aku tidak cemburu

melihatmu bersama jangkrik

krik krik

aku tidak cemburu

meski kau menggeliat bersama tengik

ngik ngik

aku tidak cemburu

meski kau mencumbuinya dengan asyik

syik syik

kau menyia-nyiakan hidupmu

dan aku menyia-nyiakan pandanganku (Halaman 61).

Membaca tiga sajak dari sekumpulan puisi dalam buku Silara ini, menggiring kita ke khasanah sastrawi yang merdeka, bebas, dan tak terikat. Sah-sah saja mengumpat, menyebut orang seperti binatang, dan merayu sang pujaan laksana budak di kaki tuan raja.

Selamat membaca!

Identitas Buku

Judul: Silara (Aku Lalu Kamu Pilu)

Penulis: Beri Hanna

Penerbit: Bitread Publishing

Cetakan: I, 2019

Tebal: 115 Halaman

ISBN: 978-623-7109-51-8

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak