Review Film The Toxic Avenger: Remake yang Penuh Tawa dan Kritik Sosial!

Agatha Vidya Nariswari | Ryan Farizzal
Review Film The Toxic Avenger: Remake yang Penuh Tawa dan Kritik Sosial!
Poster film The Toxic Avenger (IMDb)

Dalam era di mana superhero mendominasi layar lebar, datanglah seorang pahlawan yang lahir dari limbah toksik dan humor absurd: The Toxic Avenger.

Remake dari film kultus tahun 1984 karya Troma Entertainment ini disutradarai oleh Macon Blair, berhasil menyuntikkan darah segar ke dalam formula gore-comedy klasik. Dirilis secara terbatas pada 2023 di festival seperti Fantastic Fest, film ini akhirnya tayang luas di bioskop pada Agustus 2025, termasuk di Indonesia mulai 22 Oktober 2025.

Dengan Peter Dinklage sebagai bintang utama, The Toxic Avenger bukan sekadar nostalgia bagi penggemar B-movie, tapi juga kritik tajam terhadap kapitalisme dan lingkungan yang rusak. Apakah remake ini berhasil melebihi ekspektasi, atau justru tenggelam dalam toksinnya sendiri? Yuk langsung simak ulasannya!

Sinopsis: Dari Sampah Jadi Pahlawan

Salah satu adegan di film The Toxic Avenger (IMDb)
Salah satu adegan di film The Toxic Avenger (IMDb)

Cerita dimulai di kota Tromaville yang kumuh, di mana Winston Gooze (Jacob Tremblay), seorang remaja pemalu dan korban bullying, bekerja sebagai petugas kebersihan di gym elit.

Hidupnya berubah drastis saat ia secara tidak sengaja jatuh ke dalam bak limbah kimia toksik milik pemilik gym yang korup, Johnny (Kevin Bacon). Kecelakaan mengerikan itu bukan akhir, melainkan awal transformasi: Winston bangkit sebagai The Toxic Avenger, makhluk berotot berlendir hijau yang haus balas dendam.

Macon Blair, yang dikenal dari skenario I Don't Want to Go Back Alone, membangun narasi di sekitar perjuangan Winston untuk melindungi ibunya yang sakit (diperankan oleh Taylour Paige sebagai kekasihnya yang tangguh) dari ancaman korporasi jahat.

Avenger baru ini bukan Superman yang sempurna; ia adalah monster cacat yang menggunakan kekuatannya untuk menghajar penjahat, sambil bergulat dengan identitas barunya.

Elemen romansa dengan perawat (Luisa Guerreiro) menambahkan lapisan emosional, sementara aksi gore-nya penuh ledakan darah dan efek praktis ala Troma – ingat, ini film yang dibuat oleh produser asli Lloyd Kaufman sebagai produser eksekutif.

Cast-nya Peter Dinklage, meski awalnya ragu mengambil peran ikonik ini, membawa karisma gelapnya sebagai suara dan gerak tubuh Avenger. Suaranya yang dalam dan ekspresif membuat monster ini relatable, bukan sekadar alat kekerasan.

Tremblay, yang biasa di film keluarga seperti Wonder, menunjukkan kedewasaan baru sebagai Winston pra-transformasi, sementara Bacon sebagai antagonis karismatik mencuri perhatian dengan senyum liciknya. Taylour Paige menambahkan kedalaman emosional, membuat kisah ini lebih dari sekadar splatterfest.

Review Film The Toxic Avenger

Salah satu adegan di film The Toxic Avenger (IMDb)
Salah satu adegan di film The Toxic Avenger (IMDb)

Secara visual, The Toxic Avenger adalah pesta bagi mata penggemar horor. Efek makeup prostetik untuk transformasi Avenger terlihat mentah dan autentik, mengingatkan pada era 80-an tanpa bergantung CGI berlebihan.

Adegan pertarungan di pabrik limbah atau gym mewah penuh kreativitas sadis: tangan terputus, darah menyembur, dan humor slapstick yang membuat penonton terkekeh di tengah kekacauan. Musik score-nya, campuran punk rock dan synthwave, memperkuat vibe retro, seolah film ini lahir dari VHS usang.

Film ini janji gore tapi terlalu jinak dibanding aslinya, mungkin karena anggaran lebih besar ($10 juta) yang membuatnya kurang chaotic. Lainnya, di Coachella Valley Independent, bilang remake ini gagal karena terlalu serius, kehilangan esensi trashy orisinal.

Tema sosialnya patut diacungi jempol. Blair menyisipkan kritik terhadap gentrifikasi, polusi industri, dan body shaming melalui perjalanan Winston. Avenger bukan pahlawan ideal; ia simbol orang biasa yang bangkit melawan sistem.

Ini membuat film relevan di 2025, di tengah isu lingkungan global. Tapi, bagi yang mencari hiburan murni, durasi 100 menit terasa panjang dengan subplot romansa yang agak klise.

Secara keseluruhan, remake ini sukses sebagai jembatan antara penggemar lama dan baru. Bukan masterpiece seperti Deadpool, tapi cukup menghibur untuk malam bioskop gore. Untuk rating kuberi 7.5/10. Sangat direkomendasikan untuk pencinta horor komedi.

Jadwal Tayang di Indonesia

Salah satu adegan di film The Toxic Avenger (IMDb)
Salah satu adegan di film The Toxic Avenger (IMDb)

The Toxic Avenger sudah tayang di Indonesia sejak 22 Oktober 2025, dan masih berlangsung hingga akhir bulan ini di berbagai jaringan bioskop. Pada hari ini, Jumat 24 Oktober 2025, berikut jadwal tayang di kota-kota besar:

  • Jakarta (Cinema XXI & CGV): Pukul 12:00, 14:30, 17:00, 19:30, 22:00 WIB.
  • Bandung (Cinepolis): Pukul 13:00, 15:45, 18:15, 20:45 WIB.
  • Surabaya (XXI): Pukul 11:30, 14:00, 16:30, 19:00, 21:30 WIB.
  • Sidoarjo (Bioskop Lokal) : Pukul 12:45, 15:15, 18:00, 20:30 WIB.

Film ini diklasifikasikan 21+ karena konten kekerasan grafis. Tersedia dalam format 2D standar; tidak ada IMAX untuk rilis ini. Beli tiket via situs resmi seperti jadwalnonton.com atau aplikasi bioskop untuk promo spesial akhir pekan.

Jangan lewatkan kesempatan menyaksikan The Toxic Avenger di bioskop terdekatmu ya karena film ini bukan hanya hiburan gore yang meledakkan layar, tapi juga pengingat kuat bahwa pahlawan sejati lahir dari ketidakadilan sehari-hari, lengkap dengan kritik lingkungan yang relevan di era kita.

Dengan performa memukau Peter Dinklage dan aksi sadis yang bikin nagih, ini tiket sempurna untuk pencinta horor komedi yang ingin tertawa sambil merenung. Buruan booking sekarang, sebelum toksin kapitalisme "membersihkan" slot tayangnya!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak