Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Ardina Praf
Novel Out of My Mind (goodreads.com)

Pencinta novel genre keluarga tentu tahu Novel Out of My Mind. Ceritanya sederhana, tapi maknanya dalam.

Buku ini ditulis oleh Sharon M. Draper. Kisah ini bermula dari seorang gadis dengan keterbatasan khusus bernama Melody.

Ia tidak bisa berbicara, berjalan, atau menulis. Karena keterbatasan fisiknya itulah, banyak orang menganggapnya sebagai anak yang “tidak mampu berpikir”.

Tapi jangan salah. Di dalam pikirannya, ia sangat cerdas. Kemampuannya melebihi anak-anak lain. Bahkan Melody dapat mengingat banyak hal dengan mudah.

Kepintaran Melody bahkan melebihi orang dewasa di sekitarnya. Masalahnya, orang-orang menganggap dia tidak tahu apa-apa karena tidak bisa berbicara.

Hal yang membuat saya kagum dari seorang Melody adalah semangatnya yang tidak pernah padam. Meskipun setiap hari dia harus menghadapi banyak kesulitan, Melody tidak menyerah.

Ia ingin sekolah seperti anak-anak lain, belajar, bersaing dalam kuis sekolah, dan bahkan punya teman. Saya jadi sadar bahwa kadang kita terlalu cepat menilai orang hanya dari apa yang kelihatan di luar.

Salah satu bagian mengharukan menurut saya ketika akhirnya Melody bisa mendapatkan alat bantu bicara. Alat ini bernama Medi-Talker denga bentuk menyerupai komputer kecil.

Bagian tersebut membuat saya merinding waktu membacanya. Mengingat selama belasan tahun ini, Melody menyimpan semua pikirannya sendiri.

Alat bantu ini membantu Melody lebih mudah dalam mengekspresikan semua perasaann dan pikirannya melalui kata-kata.

Dia bisa mengungkapkan rasa sayangnya kepada keluarganya, bercengkerama dengan teman, menjawab pertanyaan guru, dan hal-hal lainnya.

Menurut saya, novel ini akan sangat cocok dibaca oleh anak-anak sekolah. Banyak pelajaran penting yang bisa mereka ambil. Salah satu pembelajaran penting yang dapat diambil adalah tentang menghargai perbedaan.

Di sekolah, Melody sering dipandang rendah oleh teman-temannya. Mereka menganggapnya tidak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan teman Melody ada yang menunjukkan sifat iri kepadanya ketika ia menunjukkan kepintarannya.

Melalui novel ini, saya belajar bahwa semua orang tetap memiliki hak yang sama meskipun dengan keterbatasan fisik. Mereka tetap punya hak yang sama untuk didengar dan dihormati.

Selain itu, saya juga suka cara Sharon M. Draper menggambarkan emosi Melody.

Meskipun menggunakan sudut pandang orang pertama, hal ini tetap membuat pembaca bisa merasakan perasaan Melody dengan jelas.

Tokoh ini tidak ditampilkan sebagai sosok yang selalu tangguh atau tak tergoyahkan, melainkan sebagai individu biasa yang memiliki perasaan dan harapan. Justru karena itu, ceritanya terasa lebih hidup dan mudah dirasakan oleh pembaca.

Buku ini juga mengajarkan tentang pentingnya keluarga. Ibu dan ayah Melody selalu mendukungnya untuk mendapatkan hidup yang layak.

Kehangatan keluarga ini semakin bertambah ketika adik bayi Melody lahir. Pembaca pasti ikut tersenyum ketika mengikuti kisah mereka.

Secara keseluruhan, Out of My Mind adalah buku yang sangat menyentuh, inspiratif, dan penuh pesan positif.

Tidak hanya anak-anak, kalangan remaja juga direkomendasikan untuk membaca buku ini. Beberapa pembelajaran yang dapat diambil dari novel ini antara lain rasa empati, keberanian, dan menghargai sesama.

Setiap manusia memang terlahir berbeda. Namun, di dalam diri kita pasti memiliki kelebihan dan keunikannya sendiri.

Setelah membaca buku ini, saya jadi lebih ingin memahami teman-teman yang punya kondisi khusus.

Mereka bukan orang yang “berbeda,” tapi justru sangat luar biasa. Melalui kisah ini, Melody menunjukkan bahwa meskipun dia memiliki keterbatasan fisik, itu tidak menghalangi dia untuk menjadi pribadi yang luar biasa.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Ardina Praf