5 Mitos Paling Populer Seputar Keguguran, Nggak Perlu Percaya!

Munirah | Anggoro Kasih
5 Mitos Paling Populer Seputar Keguguran, Nggak Perlu Percaya!
Ilustrasi keguguran. (Shutterstock)

Ada banyak mitos populer tentang keguguran yang beredar di masyarakat dan tak sedikit juga yang sudah tahu itu hanya mitos, namun tetap mempercayainya. Padahal, belum tentu semua mitos keguguran tersebut didukung oleh fakta ilmiah. Namanya mitos, kalau terbukti secara ilmiah, berarti kan fakta?

Nah, yang dikhawatirkan apabila mitos tentang keguguran tersebut justru membuat sebagian ibu hamil merasa takut atau bahkan trauma untuk mencoba hamil lagi. 

Oleh karena itu, mengutip dari alodokter.com, berikut 5 mitos paling populer seputar keguguran yang perlu diketahui lebih dalam lagi mengenai faktanya, agar para ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilannya.

1. Pamali, umumkan kehamilan sebelum lewat trimester pertama

Mitos bahwa menyebarkan berita kehamilan di trimester pertama bisa menyebabkan keguguran. Hal ini dapat membuat ibu yang sedang hamil muda jadi dipenuhi kecemasan, terutama jika ada yang menanyakan.

Padahal, justru di masa inilah ibu hamil perlu mendapat dukungan penuh dari orang-orang terdekat.

2. Pernah keguguran, pasti akan keguguran lagi

Jahat ya mitos ini? Sangat jaug dari menyemangati. Justru mengubur niatan dan semangat para ibu yang ingin kembali berjuang untuk mendapatkan buah hati.

Memang, risiko keguguran bagi ibu yang pernah mengalami keguguran bisa lebih meningkat dibanding dengan yang tidak pernah keguguran. Namun, dengan pendampingan dokter yang tepat, bumil tetap punya peluang memiliki bayi, bahkan setelah 4 kali keguguran.

3. Stres adalah penyebab keguguran

Benar adanya, setiap ibu hamil dianjurkan untuk selalu bahagia, positif thinking, dan jangan stres. Namun, masih belum ada kejelasan tentang stres adalah penyebab terjadinya keguguran. Atau jika ibu hamil stres, lantas akan keguguran.

Faktanya, penyebab keguguran yang paling banyak dan sudah terbukti secara medis adalah kelainan jumlah kromosom atau janin tidak berkembang secara normal.

4. Apabila terjadi bercak atau pendarahan saat hamil, artinya keguguran

Waduh, waduh, waduh. Bagi ibu hamil yang mengalami bercak atau pendarahan, jangan langsung panik dan menganggap bahwa hal itu adalah tanda keguguran. Faktanya, mengalami perdarahan saat hamil adalah hal yang normal, terutama di masa kehamilan trimester pertama.

Sekitar 40% wanita hamil mengalaminya dan bukan menandakan kehamilan tidak sehat. Selain itu, perlu bumil ketahui bahwa tidak semua keguguran mengalami perdarahan.

5. Semua kasus keguguran, murni kesalahan ibu

Faktanya, keguguran hampir tidak pernah terjadi karena sesuatu yang mutlak ibu lakukan atau tidak lakukan. Secara umum, keguguran terjadi karena kelainan genetik, yaitu sesuatu yang sama sekali di luar kendali ibu.

Penting untuk ditekankan, karena banyak ibu yang mengalami keguguran merasa bersalah dan beranggapan bahwa apa yang telah mereka lakukan adalah penyebab keguguran. 

Yuk, buat para ibu yang sedang hamil atau masih berjuang untuk bisa hamil, pun yang sedang bangkit dari keterpurukan pasca keguguran. Jangan pernah menyalahkan sesuatunya pada diri sendiri ya. Ikhlaskan saja, pasti ada rencana yang lebih indah kedepannya.

Tak lupa untuk para suami dan juga keluarga, berhenti menghakimi. Semangati dan doakan saja ya! Tidak ada yang menginginkan suatu musibah terjadi.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak