5 Buku yang Wajib Kamu Baca Ketika Memasuki Fase Quarter Life Crisis

Hernawan | Melynda Dwi Puspita
5 Buku yang Wajib Kamu Baca Ketika Memasuki Fase Quarter Life Crisis
Ilustrasi Membaca Buku (pexels.com)

Sesuai namanya, fase quarter life crisis (QLC) adalah masa di mana orang yang beranjak dewasa pada usia 20 tahunan sedang memasuki masa kecemasan. Kecemasan yang dimaksud ialah kebimbangan untuk menentukan arah hidup. Ada yang bingung dengan berbagai pertanyaan, apakah melanjutkan kuliah, bekerja, ataupun menikah.

Namun tenanglah, hal itu normal karena setiap orang pasti pernah merasakannya. Nah, untuk menemani masa-masa pencarian tujuan hidup. Lebih baik perbanyak referensi dan pengetahuan, salah satunya dengan cara membaca buku. Berikut rekomendasi 5 judul buku yang bisa memberikanmu pandangan sebelum mengambil keputusan besar dalam hidup. 

1. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

Sebuah buku hasil terjemahan karya Mark Manson ini sukses menjadi salah satu buku best seller. Buku ini tidak sesuai ekspektasi orang-orang yang mungkin memberikan contoh sesosok sukses yang baik hati. Justru sang penulis memilih tokoh Harles, seorang pecandu minuman beralkohol dan memiliki sikap kasar. Namun, Harles bisa membuktikan bahwa salah satu mimpi terbesarnya bisa terwujud walaupun sifatnya tak pernah berubah.

Melalui buku ini, sesungguhnya penulis ingin mengajak pembaca untuk sadar bahwa tak mengapa apabila kita tidak menjadi standar orang baik pada umumnya. Lebih baik menjadi diri-sendiri asalkan impian tercapai dan tidak merugikan orang lain. Fokus mengejar cita-cita dan cuek tanpa perlu memikirkan ekspektasi orang lain.

2. Self Knowledge : Mengenali Diri dan Tujuan Hidup

Bagi kamu penonton setia kanal Youtube yang mengulas persoalan psikologi, pasti sudah mengenal Satu Persen. Tak hanya memberikan layanan kesehatan mental, kali ini Satu Persen juga turut mempublikasikan sebuah buku. Melalui tagline #HidupSeutuhnya, Satu Persen ingin mengajak para pembaca untuk memahami diri sendiri.

Apabila kamu merasa bingung, insecure, atau bahkan sering membandingkan diri dan kurang bersyukur. Itu artinya kamu belum benar-benar mengetahui seluk beluk siapa sih sebenarnya diri kamu. Overthinking tidak akan menyelesaikan masalah, justru kamu harus menghadapi realita. Di buku ini, kamu serasa akan dibimbing untuk menyusun langkah-langkah tepat sesuai kemampuan dan keinginanmu.

3. Ikigai : Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur Orang Jepang

Penduduk Jepang dikenal menjadi salah satu masyarakat yang memiliki tingkat kebahagiaan tinggi. Bahkan beberapa orang yang masuk nominasi Guinness World Records sebagai orang paling tua yang masih hidup juga ada di Jepang. Lalu, pertanyaan-pertanyaan muncul, “mengapa orang Jepang begitu menikmati hidup hingga di masa tua?”

Alih-alih memberikan wejangan atau motivasi untuk meningkatkan kesehatan mental, buku ini justru banyak tersaji tips-tips hidup sehat dan awet usia. Orang Jepang percaya bahwa rahasia hati senang tidak hanya didapatkan dari rebahan seperti anak muda yang sedang melewati masa QLC. Mereka malah senang menjadi sibuk dengan beragam kegiatan (the happiness of always being busy).

4. Filosofi Teras

Walaupun pada sampul tertulis kata ‘Filsafat Yunani’, tetapi buku ini jauh dari kata ‘berat’. Buku ini ibarat sebuah catatan sang penulis, Henry Manampiring yang pernah didiagnosis mengidap Mayor Depressive Disorder. Kecemasan, sensitif, baper, mudah marah, sudah menjadi kesehariannya. Tujuan melihat media sosial untuk menghibur, justru rasa iri datang menghancurkan. Kamu juga seperti itu, kan?

Buku ini begitu sering menyindir ‘penyakit’ anak muda zaman sekarang yang sering dirundung kekhawatiran tanpa ujung. Melalui filosofi stoitisme dari Yunani, Filosofi Teras mengajarkan bagaimana menjalani hidup. Bahagia yang dicari-cari banyak selama ini hanya bisa diraih pada apa yang bisa dikendalikan kita.

5. Lagi Probation : Menikmati Perjalanan Mencari Kerja

Buku ini sangat cocok bagi kamu yang masih menjadi idealis dengan kata ‘passion’. Enggan mencoba hal baru sembari menunggu keajaiban datang. Tulisan dari seorang HRD yang berpengalaman, Samuel Ray ini berusaha menampar anak muda dengan realita. Beliau sendiri pernah menjadi sosok pengejar passion hingga lupa ingatan. Namun, segera tersadar bahwa perut harus diisi dan orang tua semakin rapuh.

Koh Sam, sapaan sang penulis juga ingin memberikan alasan mengapa bekerja itu penting. Tidak hanya soal jabatan atau hal prestius belaka, tetapi tentang hidup yang memang butuh duit. Penulis seakan menuntun pembaca dalam menapaki jejak pencarian kerja. Mulai dari bagaimana memilih pekerjaan yang baik, membuat CV, membuat surat lamaran kerja, hingga tahap interview.

Itulah 5 bahan bacaan yang harus segera dimiliki bagi kamu yang sedang menjajaki quarter life crisis. Ingatlah bahwa quarter life crisis itu pasti berlalu, maka hadapilah!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak