Timnas Indonesia U-23 benar-benar mendapatkan dua ujian besar sekaligus di babak delapan besar gelaran Piala Asia U-23. Pada pertandingan yang dimainkan di Abdullah bin Khalifa Stadium pada Jum'at (26/4/2024) dini hari tersebut, Timnas Indonesia harus bisa mengatasi permasalahan fisik sekaligus mental pada waktu yang sama.
Bagaimana tidak, pada pertandingan tersebut, Korea Selatan memaksakan pertandingan berjalan hingga adu tendangan penalti. Meskipun mereka harus kehilangan Lee Young-jun mulai menit ke70, namun mereka secara spartan tetap memberikan perlawanan dan bahkan mencetak gol penyama kedudukan menjadi 2-2 pada menit ke-85.
Alhasil, dengan intensitas pertandingan yang sudah meninggi semenjak awal laga berjalan, membuat para pemain Timnas Indonesia harus bisa mengatasi kelelahan atau penurunan daya tahan fisik pada pertandingan tersebut. Tentu tak mudah bagi para pemain untuk tetap bisa bermain stabil sepanjang 120 menit permainan ditambah dengan penambahan injury time.
Namun sangat nyata tak terlihat para pemain Timnas Indonesia U-23 kelelahan, atau bahkan keram. Mungkin hanya sekali dua kali kita menyaksikan anak asuh Shin Tae-yong ini terjatuh. Namun itu bukan karena kelelahan atau kram, melainkan karena pelanggaran dari pemain Korea Selatan yang memang secara postur memiliki keunggulan daripada pemain Garuda Muda, sehingga sangat wajar jika mereka menang saat berduel ata body charge.
Tak hanya terkait fisik, mental para pemain Timnas Indonesia U-23 juga teruji total pada laga tersebut. Jika kita mengacu rilisan resmi laman AFC, baik Indonesia maupun Korea Selatan harus beradu kiper hingga 12 penendang.
Jumlah tersebut tentu saja lebih dari dua kali lipat dari jumlah penendang utama yang hanya 5 orang. Namun seperti yang kita ketahui bersama, para pemain Garuda Muda sukses menaklukkat beratnya ujian mental tersebut, dan berhasil menyudahi perlawanan Korea Selatan dengan skor penalti 11-10.
Memang, ada satu pemain yang secara sah gagal mengeksekusi penalti tersebut, namun ini yang menjadi poin penting, ketika ada yang gagal dalam mengeksekusi penalti, para pemain lain tak terpengaruh, dan tetap fokus dalam menjaringkan bola dari titik 12 pas.
Jika melawan Korea Selatan saja Timnas U-23 lulus ujian fisik dan mental, tentu melawan tim lain juga bakalan lulus ujian kan ya?