Ketua Umum PSSI Erick Thohir memastikan bahwa Satoru Mochizuki masih akan berkontribusi dalam pengembangan sepak bola wanita di Indonesia. Dalam konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), ia mengumumkan perpanjangan kontrak Mochizuki sebagai Technical Advisor Timnas Putri Indonesia.
Pelatih asal Jepang tersebut semula dijadwalkan mengakhiri kontraknya pada Desember 2025, namun kini masa tugasnya diperpanjang. Padahal, Mochizuki sebelumnya telah dicopot dari jabatan pelatih kepala karena gagal membawa skuad Garuda Pertiwi lolos ke Piala Asia Wanita 2026.
“(Satoru) Mochizuki kontraknya sampai Desember kita perpanjang untuk jadi Technical Advisor,” ujar Erick, menyadur Antara News pada Jumat (1/8/2025).
Perubahan peran ini diambil setelah Timnas Putri Indonesia gagal lolos dari kualifikasi Grup D. Dalam pertandingan tersebut, Indonesia hanya mampu mengalahkan Kirgistan, namun tumbang dari Pakistan dan Taiwan, sehingga finis di peringkat ketiga.
Meski gagal sebagai pelatih kepala, PSSI menilai Mochizuki tetap memiliki peran strategis dalam pengembangan timnas. Erick menyebut Mochizuki adalah sosok yang kuat dalam pembinaan dan mentoring, serta memiliki akses yang baik di kancah sepak bola Jepang.
“Saya rasa Mochizuki figur luar biasa, aksesnya luar biasa di J League. Tapi dia memang cukup kuat di mentoring dan pembinaan,” jelas Erick.
Selama menjabat pelatih kepala sejak Februari 2024 hingga Juli 2025, Mochizuki mencatatkan prestasi membanggakan. Ia sukses membawa Timnas Putri Indonesia menjuarai Piala AFF Wanita 2024. Dalam final yang berlangsung di New Laos National Stadium, Vientiane, timnas mengalahkan Kamboja 3-1.
Capaian tersebut menandai tonggak sejarah baru dalam sepak bola wanita Indonesia. Tak hanya itu, Mochizuki juga turut memimpin Timnas Putri U-17 dalam ajang Piala Asia Wanita AFC U-17 2024 di Bali. Hal ini memperkuat perannya dalam pembinaan pemain muda.
Di sisi lain, pemecatan dari jabatan pelatih kepala tak lepas dari evaluasi PSSI terhadap performa timnas dalam ajang internasional terakhir. Mochizuki dianggap belum memenuhi ekspektasi untuk membawa tim ke level lebih tinggi.
Namun, karena dinilai masih punya kontribusi besar, PSSI mengalihkan peran Mochizuki ke bidang teknis dan pengembangan jangka panjang. Ia bahkan ditugaskan menyusun blueprint sepak bola wanita nasional dan merancang Liga Putri Indonesia.
Lama di Indonesia, Satoru Mochizuki Bukan Kembali Duduki Jabatan Pelatih Timnas Putri
Dengan jabatan barunya, Mochizuki tidak akan lagi turun langsung melatih timnas senior. Untuk sementara, posisi pelatih kepala kini diisi oleh Joko Susilo yang akan mendampingi Safira Ika dan rekan-rekannya dalam Piala AFF Wanita 2025 di Vietnam mulai 6 Agustus mendatang.
PSSI sendiri belum menunjuk pelatih tetap. Menurut Erick, pihaknya akan mencari pelatih dari Jepang yang memiliki kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris. Hal ini dianggap penting mengingat adanya pemain diaspora dari Amerika dan Belanda.
“Apalagi sekarang timnas putri ada pemain dari Amerika, Belanda. Kita mencari figur pelatih Jepang yang bisa bahasa Inggris. Supaya di pinggir lapangan bisa guidance. Karena ketika ada 2-3 translator itu cukup kompleks,” bebernya.
Hubungan antara PSSI dan Mochizuki masih sangat baik. Bahkan, Erick menyebut keputusan perpanjangan kontrak ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun struktur timnas putri yang solid.
“Hubungan dengan Mochizuki sangat baik, makanya diperpanjang sambil menata strata timnas putri,” tambahnya.
Keputusan mempercayakan Mochizuki dalam peran non-pelatih bukan tanpa alasan. Selain prestasinya membawa Jepang juara Piala Dunia Wanita 2011 dan finalis Olimpiade 2012, Mochizuki juga memiliki dukungan kuat dari Federasi Sepak Bola Jepang (JFA).
Kini meskipun tak lagi berada di pinggir lapangan, perannya tetap krusial dalam membentuk masa depan sepak bola wanita Indonesia. Dengan pengalaman dan jejaring internasional yang ia miliki, banyak pihak optimistis bahwa Mochizuki masih akan memberikan kontribusi besar bagi Garuda Pertiwi.