BRI Super League: Hendri Susilo Sebut Gelar Pelatih Terbaik Terlalu Tinggi

Ayu Nabila | Rana Fayola R.
BRI Super League: Hendri Susilo Sebut Gelar Pelatih Terbaik Terlalu Tinggi
Hendri Susilo, juru taktik Malut United yang dinobatkan jadi pelatih terbaik di pekan perdana BRI Super League. (ileague.id)

Hendri Susilo mengawali musim BRI Super League 2025/2026 dengan torehan manis. Pelatih Malut United FC itu dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik di pekan pertama kompetisi. Penghargaan ini diraihnya setelah sukses membawa timnya menang 3-1 atas Dewa United Banten FC pada laga pembuka di Banten International Stadium hari Sabtu (9/8/2025) kemarin.

Kemenangan telak itu bukan hanya memberikan tiga poin bagi Laskar Kie Raha, tetapi juga menghadirkan pujian terhadap cara bermain yang atraktif dan sportif. Meski bermain sebagai tim tamu, Malut United tidak menunjukkan rasa inferior. Mereka tampil percaya diri, solid, dan efektif dalam mengeksekusi strategi serangan balik.

Permainan cantik yang ditampilkan Safrudin Tahar dan kolega membuat laga perdana tersebut menjadi tontonan menarik bagi pencinta sepak bola Tanah Air. Tak heran bila perhatian pun tertuju pada sosok Hendri Susilo yang berdiri di balik kesuksesan tim.

Namun, respons Hendri Susilo atas penghargaan itu justru mengejutkan banyak pihak. Ia mengaku tidak menyangka akan mendapatkan predikat Pelatih Terbaik.

"Saya kaget. Kok saya yang dipilih. Kan masih banyak pelatih lain yang lebih bagus. Tim mereka juga banyak yang menang di pekan pertama kemarin," ujarnya, seperti dikutip dari ileague.id, hari Kamis (14/8/2025).

Hendri memang layak mendapat sorotan. Di tengah dominasi pelatih asing, ia menjadi satu-satunya pelatih lokal yang bertahan di musim 2025/2026 ini. Sementara 17 klub lain lebih memilih pelatih dari luar negeri, sebuah realita yang cukup kontras dengan keberhasilannya saat ini.

Meski demikian, Hendri tetap menunjukkan sikap rendah hati dan fokus pada tujuan utama bersama tim. Ia mengatakan, "Saya nothing to lose. Saya tak pernah berpikir ke sana, tidak berpikir jadi pelatih terbaik atau ini itu. Ada atau tak ada pengharapan ini, saya hanya fokus untuk tim Malut United. Karena saya mengemban kepercayaan manajemen dan publik Maluku Utara."

Kesuksesan di laga perdana juga tak lepas dari strategi jitu Hendri yang mengubah gaya permainan tim. Jika sebelumnya Malut United dikenal ofensif, kini mereka lebih fleksibel dan mengandalkan serangan balik efektif. Pendekatan ini terbukti sukses dan memperlihatkan kecerdasan taktik seorang Hendri Susilo.

Namun bagi Hendri, penghargaan tersebut bukanlah hasil kerja individu semata. Ia menekankan pentingnya kerja sama tim.

"Kami ini satu tim. Semua prestasi untuk tim. Saya tak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan semua elemen tim. Dan, bagi saya penghargaan ini terlalu tinggi. Karena kompetisi masih sangat panjang. Ada 33 pertandingan hingga tahun depan," tuturnya.

Tak hanya memperlihatkan prestasi di atas lapangan, Hendri juga menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin yang tidak silau oleh penghargaan. Ia tetap menatap musim ini dengan fokus dan komitmen penuh pada proses.

Pengakuan sebagai Pelatih Terbaik Pekan 1 juga menjadi bukti bahwa pelatih lokal masih memiliki tempat di kancah tertinggi sepak bola Indonesia. Di saat sebagian besar klub memilih pelatih asing, Hendri berhasil mematahkan anggapan bahwa kualitas kepelatihan lokal tertinggal jauh.

Di sisi lain, keberhasilan Hendri juga memperlihatkan pentingnya memberikan kepercayaan kepada pelatih lokal yang memiliki visi dan strategi jelas. Malut United menjadi contoh bagaimana sinergi antara pelatih, pemain, dan manajemen bisa menghasilkan performa yang mengesankan.

Tantangan Berat Hendri Susilo dan Malut United Selanjutnya

Meski kemenangan atas Dewa United sangat membanggakan, Malut United tak bisa berpuas diri. Mereka akan menghadapi tantangan berat pada laga selanjutnya, yaitu menghadapi Bali United di kandang sendiri. Ini akan menjadi ujian nyata bagi Hendri Susilo dan anak asuhnya.

Secara statistik, Malut United belum pernah menang melawan Bali United dalam dua pertemuan terakhir. Mereka hanya mencatatkan satu hasil imbang dan satu kali kalah. Bali United sendiri datang dengan tekad kuat untuk meraih kemenangan pertama mereka musim ini, membuat laga diprediksi berlangsung ketat.

Selain itu, tekanan sebagai salah satu kandidat kuat musim ini juga mulai terasa bagi Malut United. Capaian mereka di laga pembuka otomatis menempatkan ekspektasi tinggi dari para suporter dan pengamat sepak bola. Hal ini menuntut kestabilan performa dan mentalitas juara sepanjang musim.

Persaingan di musim ini juga sangat kompetitif. Banyaknya pemain asing yang hadir di setiap tim menjadikan BRI Super League 2025/2026 semakin sengit. Klub-klub dituntut tidak hanya bermain konsisten, tetapi juga pintar mengelola rotasi pemain dan menghindari cedera.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak