Diterima Kampus Ivy League: Kompetisi, Prestasi, atau Sekadar Gengsi?

Ayu Nabila | Dea Nabila Putri
Diterima Kampus Ivy League: Kompetisi, Prestasi, atau Sekadar Gengsi?
Harvard EST. 1636 (unsplash.com)

Perkembangan zaman sudah tidak bisa dimungkiri, banyak anak muda yang sudah memahami pentingnya untuk belajar mandiri sejak dini. Salah satunya adalah dengan belajar hidup sendiri di kota atau negara lain. Merantau untuk mengenyam pendidikan tingkat tinggi menjadi salah satu jaln utnuk mereka yang ingin belajar beradaptasi dengan lingkungan luar dan menjalin relasi dengan banyak orang. Kampus-kampus favorit dunia juga mulai dilirik oleh para siswa SMA sederajat untuk melanjutkan pendidikan. Tak ayal, hal ini menjadi batu loncatan mereka untuk menata masa depan yang lebih baik.

Pilihan kampus favorit di luar negeri juga banyak, bahkan banyak dari kampus kampus tersebut bekerjasama dengan pemerintah untuk memberikan beasiswa bagi calon mahasiswa yang berprestasi. Negara seperti Jepang, Turki, Inggris, Belanda, dan negara Eropa lainnya sering menawarkan beasiswa kepada para pelajar di Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di negara mereka. Fasilitas yang diterima juga cukup untuk kehidupan sehari-hari selama masa pendidikan. 

Dari sekian banyaknya pilihan kampus di luar negeri, ada sekelompok universitas bergengsi yang disebut dengan Ivy League. Ivy League merupakan 8 kampus yang bergengsi di Amerika Serikat dan terkenal dengan keketatan penerimaan mahasiswa. 8 kampus tersebut ialah Harvard University, Brown University, Yale University, Princeton University, Columbia University, Dartmouth College, University of Pennsylvania, dan Cornell University. 

Melihat antusiasme anak muda terutama calon mahasiswa internasional dari beberapa negara, Ivy League menawarkan banyak program beasiswa yang bekerjasama dengan beberapa instansi pemerintah negara termasuk Indonesia. LPDP, salah satu program pembiayaan pendidikan di luar negeri ini mencakup pembiayaan perkuliahan di Ivy League. Namun, bukan sembarang orang yang bisa diterima menjadi awardee LPDP dan mendapat Letter of Acceptance (LoA) dari Ivy League. 

Lalu, apakah sebenarnya yang membuat banyak anak muda Indonesia berlomba-lomba untuk diterima di kampus bergengsi Ivy League? Menyandur dari forbes.com banyak keuntungan yang didapatkan dengan melanjutkan pendidikan di Ivy League. Salah satu aspek yang paling menguntungkan dari Ivy League adalah kekuatan jaringan alumni. Jaringan alumni yang terdiri dari semua lulusan dari universitas tersebut dengan senang hati membantu para mahasiswa untuk menapak dunia kerja pasca-kelulusan.

Ivy League terkenal dengan jaringan alumninya yang solid dan ramah. Setelah lulus, para alumni tidak hanya dibekali dengan pendidikan kelas dunia, namun akan menjadi bagian dari kelompok elit para alumni sebelumnya. Menjalin relasi dengan lulusan Ivy League dapatmemengaruhi kehidupan para alumni baru dan masa depan karir. Sebelum lulus, mahasiswa dapat memanfaatkan jaringan ini untuk magang yang dapat membuka peluang kerja di masa depan. Lulusan Ivy League juga sering dianggap sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menempuh dunia kerja serta kemampuannya banyak diperlukan untuk masuk ke perusahaan dan agensi terkenal di dunia.

Banyak public figure Indonesia yang merupakan lulusan Ivy League, seperti Cinta Laura yang berhasil menyelesaikan S1 Psikologi dan S1 Sastra Jerman sekaligus di Columbia University dalam kurun waktu 3 tahun dan mendapatkan IP cumlaude. Tak hanya Cinta Laura, artis cilik Tasya Kamila pun merupakan alumni S2 dari Columbia University di departemen SIPA dan menjadi lulusan dengan pujian juga.

Tentu saja, untuk dapat diterima sebagai mahasiswa Ivy League kita tidak bisa mengandalkan gengsi. Ratusan ribu bahkan jutaan orang bisa bermimpi masuk Ivy League, namun hanya sepersekian persen yang bisa mewujudkannya dengan usaha keras dan ikhtiar. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenjang pendidikan sebelumnya, ketahui lebih dalam tentang tujuan untuk mengemban pendidikan tersebut. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak