Siapa yang tidak ingin memiliki anak yang percaya diri dan mandiri? Semua orang tua pasti menginginkannya. Namun dalam pola asuh, kita sering kali mendapati orang tua yang masih memegang teguh bahwa anak harus menurut apa kata orang tua dan mengikuti jalan hidup sesuai apa yang orang tua inginkan.
Hal tersebut bukan membuat anak memiliki sifat penurut, melainkan bisa menjadi sifat pembangkang karena ia tidak diberikan kesempatan untuk menuruti keinginan dari hatinya. Hal tersebut tentu berpengaruh buruk terhadap tumbuh kembang anak sehingga bisa menyebabkan munculnya ketidakpercayaan diri dan rasa tidak puas saat dewasa.
Melihat situasi yang marak terjadi, kita bisa belajar ilmu parenting sejak dini bagaimana cara menumbuhkan kepercayaan diri anak sehingga mereka mampu mengambil suatu keputusan sesuai hati dan logika mereka. Apa saja yang bisa kita lakukan untuk memberikan edukasi kepada mereka tentang kemandirian? Simak 5 caranya!
1. Memberikan opsi pilihan
Banyak orang tua yang mengharuskan anak-anaknya mengikuti perintah mereka. Alhasil, anak menjadi takut untuk memilih sesuatu karena mereka terbiasa disediakan hal yang mereka anggap dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup mereka. Cara pertama agar memberikan anak peluang dalam menentukan keinginannya adalah memberikan mereka opsi pilihan.
Contohnya, berikan anak beberapa opsi pilihan sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga bangku perkuliahan. Ajak mereka untuk berjalan-jalan atau sekadar browsing pengetahuan tentang sekolah tersebut dan biarkan mereka memilih sekolah mana yang mereka inginkan. Hal tersebut membuat diri mereka percaya diri dalam memutuskan sesuatu sehingga kita patut mendukung setiap keputusannya dengan mempertimbangkan hal yang akan terjadi kedepannya.
2. Memaafkan kesalahan
Ada pepatah yang berkata bahwa manusia adalah muara kesalahan. Tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Begitu pula anak-anak yang masih perlu bimbingan hingga dewasa. Jika mereka melakukan kesalahan, beri tahu kesalahan apa yang mereka lakukan dan jelaskan konsekuensi apa yang akan terjadi jika mereka melakukan kesalahan yang sama ke depannya.
Setelah itu, jelaskan juga bahwa orang tua akan selalu memaafkan kesalahan anaknya dengan syarat akan memperbaiki diri ke depannya. Tentu saja hal ini membuat anak tetap percaya diri dan memiliki awareness terhadap kesalahan di masa depan.
3. Tidak terlalu sering dibantu secara langsung tanpa diminta
Kita sering sekali tidak tega jika melihat anak kesulitan memasang sepatu sendiri atau sekadar makan dengan sendok, terutama ketika mereka masih balita atau usia anak-anak. Namun, cobalah untuk memperhatikan mereka dari jauh tanpa membantu secara langsung.
Anak dapat mengeksplor diri dengan hal yang mereka lakukan terlebih dahulu tanpa dibantu. Hal ini bukan hanya mengajarkan bahwa anak mampu untuk melakukan hal yang mereka suka, namun juga memberikan pemahaman bahwa sesulit apapun hal yang mereka hadapi, dengan kepercayaan diri dan kemandirian yang dimiliki bisa membuat mereka lebih mudah dalam menghadapinya.
4. Minta mereka melakukan sesuai contoh
Anak-anak sering diedukasi untuk membaca buku sejak dini. Cobalah untuk menceritakan dongeng atau cerita lain dari buku kesukaan mereka lalu minta mereka untuk menceritakan kembali atau sekadar menjelaskan poin penting dari cerita tersebut.
Menjadikan story telling sebagai kebiasaan juga baik untuk ketahanan memori jangka panjang anak sehingga mereka bisa lebih tepat dalam memutuskan sesuatu. Kita juga bisa mencontohkan hal yang baik seperti mengucapkan terima kasih ketika sudah dibantu dan minta anak mengatakan hal yang sama jika orang lain membantu mereka.
5. Beri mereka tanggung jawab untuk melakukan sesuatu
Kita sering juga menganggap anak belum bisa mengerti apa yang kita kerjakan seperti pekerjaan rumah. Hal tersebut malah membuat mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab bahkan terhadap dirinya sendiri di masa mendatang. Cobalah untuk memberikan mereka tanggung jawab dari hal kecil seperti menaruh sepatu mereka di rak sepatu sesuai tempat yang disediakan setelah menggunakannya. Atau hal kecil lain seperti menutup pintu setelah memasuki ruangan. Hal ini memberikan mereka rasa tanggung jawab akan lingkungan sekitar dan diri mereka sendiri.
Walau terdengar sulit, namun hal ini bisa kita pelajari demi masa depan anak yang lebih baik. Bukan hanya orang tua saja, kita sebagai kaum milenial juga wajib mempelajari parenting agar nanti implementasinya lebih baik saat menjadi orang tua. Semangat selalu ya!