Paduan Suara Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSM UAJY) kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang internasional. Dalam The 1st International Choir Competition Sarawak 2025 di Kuching, Malaysia, mereka meraih Winner of Category untuk Mixed Choir dan Runner Up untuk Folklore.
Kompetisi yang digelar oleh Interkultur pada 16-17 Oktober 2025 ini diikuti oleh berbagai tim dari sejumlah negara. Prestasi tersebut menjadi bukti konsistensi PSM UAJY dalam mempertahankan reputasi dan semangat bersaing di tingkat dunia.
Sebelumnya, mereka juga sukses menorehkan sejumlah penghargaan di The 1st Thailand International Choral Festival, termasuk Winner of Mixed Choir, Winner of Folklore, Grand Prize Finalist, serta penghargaan individu bagi konduktor Ignatius Axel Cokrodiharjo dan solis William Suramas Tulak Lolobua.
Dengan persiapan intensif selama tiga bulan sejak 7 Juli hingga 11 Oktober 2025, para anggota PSM UAJY harus menyeimbangkan waktu antara latihan, kuliah, dan kegiatan kampus lainnya. Tantangan itu diakui oleh Elys (19), perwakilan Divisi Materi yang bertanggung jawab atas lomba ini.
“Kami memutuskan ikut Sarawak untuk menjaga posisi PSM UAJY di ajang Interkultur. Kali ini kami mencoba lagi di kategori mixed, dan menampilkan kembali lagu-lagu dari daerah Kalimantan di folklore yang memang sudah jadi ciri khas kami,” jelas Elys.
Ia menambahkan, keterbatasan waktu latihan membuat proses penyatuan suara jadi cukup menantang.
“Anggota kami punya kesibukan masing-masing, jadi manajemen waktu benar-benar harus rapi. Untuk menyatukan warna suara juga perlu waktu dan ketekunan,” katanya.
Setelah semua penampilan selesai, suasana menunggu hasil lomba menjadi momen paling menegangkan bagi para anggota. Mereka berkumpul di venue, sebagian mencoba bercanda, sebagian lagi hanya bisa diam menatap layar panggung sambil mendaraskan doa. Waktu terasa berjalan lambat, sementara debar di dada makin kencang.
Di tengah suasana itu, Nesha (19), salah satu anggota tim, menceritakan bagaimana detik-detik menjelang pengumuman menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
“Perasaanku campur aduk banget. Dari makan di food court aja udah nggak tenang. Pas masuk venue dingin banget tapi hati ini panas,” kenangnya sambil tertawa.
“Waktu diumumin mixed menang, aku senang banget tapi masih deg-degan nunggu yang folklore. Eh pas diumumin juara dua, langsung nangis kejer. Rasanya campur antara senang dan sedih, tapi akhirnya aku sadar, ini bukan kalah tapi kami tetap berhasil kasih yang terbaik.”
Bukan Sekedar Kemenangan, Ini Perjuangan

Selain momen pengumuman, pengalaman tampil juga jadi kenangan tersendiri bagi para anggota. Agnes (20), salah satu anggota PSM UAJY, mengaku bahwa kesempatan bergabung dalam tim ini memberikan pengalaman berharga.
“Yang paling berkesan bagi saya itu bisa berada dalam tim ini, karena anggota yang ikut lomba ini kan ada beberapa yang baru bergabung,” ujar Agnes.
“Saya juga dapat banyak ilmu baru selama proses latihan. Waktu tampil di Sarawak, momen paling berkesan itu pas kategori mixed, karena nada kami cukup stabil di lagu-lagunya,” tambahnya. “Kami juga nggak nyangka bisa menang di kategori ini.”
Bagi anggota PSM UAJY, kemenangan di Sarawak bukan hanya soal piala, tapi tentang perjalanan dan proses belajar bersama. Dari latihan hingga panggung final, mereka membuktikan bahwa harmoni di atas panggung lahir dari kerja keras dan kebersamaan di balik layar.
Dengan prestasi ini, PSM UAJY kembali membawa nama Indonesia bergema di panggung dunia melalui suara, semangat, dan harmoni yang mereka nyanyikan bersama.