Di Maghrib Itu, Aku Termangu

Tri Apriyani | Mohammad
Di Maghrib Itu, Aku Termangu
Ilustrasi Senja (Pexels.com/Samuel Silitonga)

Tanpa arah, aku melamun melihat mentari

Semesta terus berjalan, pun begitu dengan diri ini

Tanyaku kian meninggi tak terkendali

Ia lalu terjebak, tak tahu arah destinasi

Mentari hampir tenggelam, adzan berkumandang

Aku tersadar tapi masih terperangkap dalam bimbang

“Sudahlah! Sekarang saatnya sembahyang”

Ucap nuraniku yang paling dalam

Saat itu, aku dikepung ketidakpastian

Pikiranku berlarian, menerka apa yang terjadi di masa depan

Saat itu, aku benar-benar terbungkam

Hening, dalam doa yang kulangitkan

Januari 2021

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak