Rokok Filter untuk Wanita, Ini Fakta Sejarah yang Harus Kamu Ketahui

Ayu Nabila | WAJID NAIL JAYYID ALMAHDI
Rokok Filter untuk Wanita, Ini Fakta Sejarah yang Harus Kamu Ketahui
Ilustrasi Merokok. (unsplash.com/@ricardo4to)

Perempuan merokok adalah hal yang biasa saja. Hanya, karena kita saat ini hidup di dunia yang penuh patriarki, aktivitas merokok oleh perempuan dinilai tidak benar oleh sebagian masyarakat kita. Bahkan di kalangan perokok sendiri ada merek-merek yang dianggap sebagai rokok favorit perempuan.

Industri rokok memulai kampanye propaganda yang ditujukan untuk wanita, mulai tahun 1920-an di Amerika Serikat. Kampanye ini menjadi lebih agresif seiring berjalannya waktu dan pemasaran secara umum menjadi lebih menonjol. 

Philip Morris Internasional (PMI) merupakan salah satu perusahaan tembakau terkemuka di dunia. Perusahaan ini berkantor pusat di Stamford, Connecticut, dan telah terdaftar di New York Stock Exchange.

Dilansir pada laman resmi pmi.com, perusahaan mereka mengumumkan tujuan barunya yaitu guna memberikan masa depan bebas rokok dengan memfokuskan sumber dayanya pada pengembangan, pembuktian ilmiah, dan secara bertanggung jawab mengkomersilkan produk bebas asap yang tidak sebahaya merokok.

Dari salah satu brand rokok yang diproduksi Phillip Morris ternyata sejak awal disegmentasikan untuk perempuan, yaitu Marlboro. Marlboro ini merupakan merek sigaret yang paling laris di pasar rokok dunia sejak 1972. Produknya ini sudah terjual lebih dari 290 juta pack di seluruh dunia pada 2018.

Banyak wanita dalam iklan rokok memiliki bibir gelap, bulu mata panjang, dan rambut yang ditata sempurna. Rokok mereka bertengger rapi diantara dua jari. Marlboro bahkan memasarkan rokok sebagai aksesori untuk berpesta.

Rokok ini dilengkapi dengan tip tahan minyak yang dirancang untuk mencegah lipstik wanita tercoreng. Marlboro bahkan memperkenalkan pelek merah di sekitar rokok untuk menyamarkan noda lipstik.

BACA JUGA: 3 Pemain Sepak bola dengan Follower Terbanyak, Mana Favorit Kamu?

Saat Marlboro memasarkan rokoknya kepada wanita, merek saingannya "American Tobacco Company" mengadopsi pendekatan yang sama. Perusahaan menyewa pakar hubungan masyarakat Edward Bernays (keponakan Sigmund Freud) untuk membantu menggelar protes di Parade Hari Paskah 1929 di New York City. Bernays merekrutnya untuk berbaris di jalanan, berpakaian putih, membawa rokok yang menyala di tangan mereka. Dia menyebut rokok itu sebagai Obor Kebebasan.

Dilansir dari website Oxford Academic, dengan filter berwarna, berpola, berkapsul, kertas tipping taktil, aromatik, dan desain mencolok pada kertas rokok menjadi lebih umum, rokok akan dan terus dimanfaatkan sepenuhnya sebagai alat promosi. Namun, hanya sedikit penelitian yang mengeksplorasi bagaimana konsumen merespons penampilan rokok, dan hanya satu yang menggunakan sampel kaum muda dan memungkinkan peserta untuk menangani produk.

Ford menemukan bahwa di antara sampel berusia 15 tahun, lingkar, panjang, dan warna rokok memengaruhi daya tarik produk dan juga persepsi bahaya, dengan lingkar rokok slims dan superslims yang lebih kecil dianggap kurang berbahaya. 

Sebab kebanyakan orang mulai merokok sebelum usia 18 tahun, dan sedikit yang mulai merokok setelah usia 24 tahun, penelitian lebih lanjut yang mengukur bagaimana tanggapan kaum muda terhadap desain rokok diperlukan. Dalam studinya, hanya fokus pada wanita muda mengingat banyak desain rokok non konvensional, misalnya slim, aromatized, coloured dan capsule, yang dirancang untuk wanita.

Dikutip dari Businessinsider, Pada tahun 1904, seorang wanita di New York dijatuhi hukuman 30 hari penjara karena merokok di hadapan anak-anaknya. Empat tahun kemudian, seorang wanita lain di New York ditangkap karena merokok di depan umum.

Pada tahun 1921, Kongres mengusulkan undang-undang yang akan melarang perempuan merokok di depan umum di Washington, DC. Perempuan yang merokok seringkali dipaksa melakukannya di rumah.

Website Komunitas Kretek melansir bahwa di Indonesia sendiri produk-produk milik Philip Morris dipasarkan lewat salah satu perusahaan sigaret terbesar yaitu PT. HM. Sampoerna. Hal ini bisa terjadi karena disebabkan akuisisi yang dilakukan Philip Morris pada 2006.

Jenis rokok yang dijual merek Marlboro adalah sigaret putih filter. Awalnya target pasar dari rokok jenis ini adalah para perokok perempuan dengan slogan dan gimmick yang digunakan juga cenderung mendorong para perempuan untuk merokok.

Indonesia yang merupakan negara berkembang, tidak luput dari imbas propaganda industri rokok dan tembakau. Tidak hanya para pria yang kemudian menjadi konsumennya, para wanita juga terlibat didalamnya.

Awal abad ke-21, terjadi banyak kontroversi dan perdebatan, diiringi dengan isu bahayanya merokok yang utamanya dikalangan wanita. Adanya propaganda dari dunia kedokteran, sepertinya menambah perhatian para wanita untuk berhenti merokok.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak