Bagi kalian yang mengunjungi daerah Sulawesi Barat (Sulbar), khususnya di daerah suku Mandar, tak ayal rasanya jika tidak mencicipi kuliner khas Mandar, Sulawesi Barat. Dari sekian banyak kuliner di Sulawesi Barat, Bau Peapi menjadi salah satu menu andalan dan menjadi ciri khas kuliner lokal.
Bau Peapi diambil dari kata dalam bahasa Mandar, ‘Bau’ artinya ikan, dan ‘Peapi’ berarti dimasak atau direbus. Mencicipi makanan ini begitu terasa gurih dan sangat tersohor enaknya, aromanya sangat menggugah selera .
Wujudnya berupa masakan ikan dengan kuah kuning, hal itu dilengkapi dengan bumbu-bumbu tradisional yang tak sulit didapatkan di Sulawesi Barat. Rasanya pun tak terkira lezatnya dengan campuran rasa asam, pedas, dan gurih.
Sebagian besar rumah makan yang ada di sepanjang jalan provinsi Sulawesi Barat menyajikan kuliner Bau Peapi ini, dan yang kebanyakan dapat ditemui yang terbuat dari ikan tongkol maupun tuna yang segar, kadang juga menggunakan ikan bandeng.
Secara geografis, Provinsi Sulawesi Barat memang merupakan salah satu daerah penghasil ikan dan makanan laut lainnya karena berada di daerah pesisir.
Bau Peapi ini tidak hanya tersedia di rumah-rumah makan yang ada di sepanjang jalan Sulawesi Barat, ternyata warga setempat juga menjadikan Bau Peapi sebagai santapan sehari-hari. Bagi masyarakat Mandar, serasa tak lengkap makan kalau tidak menyantap Bau Peapi.
Memasak Bau Peapi ini juga tidak terlalu repot bumbu-bumbu yang digunakan, namun yang menjadi bumbu khususnya dan hanya bisa ditemukan di daerah Sulawesi Barat, misalnya pammaisang atau asam mangga.
Pammaisang ini dibuat dari mangga muda yang dipotong kecil-kecil, kemudian dikeringkan. Bahan itulah yang membuat Bau Peapi memiliki rasa asam unik yang berbeda dengan rasa asam dari bahan lain. Pammaisang ini juga kadang dijadikan bumbu khas Mandar sebagai oleh-oleh.
Kemudian bumbu selanjutnya yang tak kalah penting dan wajib ada jika pengin merasakan nikmatnya Bau Peapi, yakni ‘lasuna mandar’ atau bawang mandar. Bawang ini berbeda dari jenis bawang merah yang ada di pasaran.
Karena lasuna mandar tidak selamanya bisa didapatkan di pasar-pasar, sehingga masyarakat Mandar kadang menggantinya dengan menggunakan bawang merah. Tetapi kalau soal rasa, bawang mandar yang jadi juaranya jika dijadikan sebagai bumbu Bau Peapi.
Selanjutnya, yang tak boleh hilang juga yakni menggunakan minyak yang berasal dari Mandar, masyarakat menyebutnya ‘minna mandar’ atau minyak kelapa lokal.
Selain menggunakan bumbu-bumbu khusus, Bau Peapi juga menggunakan aneka rempah lainnya, seperti cabe, kunyit, garam, dan merica. Hal yang menjadi unik juga, cara memasak Bau Peapi ini masih banyak yang menggunakan cara tradisional, yakni menggunakan kuali tanah liat dan tungku kayu bakar.
Menikmati Bau Peapi tidak hanya disajikan bersama nasi putih, tetapi berbagai kuliner-kuliner yang ada di Sulawesi Barat, juga kadang disajikan bersama jepa, yakni kuliner khas Mandar dari adonan singkong dan parutan kelapa yang dibuat menjadi lembaran bulat tipis.
Pokoknya jangan sampai kamu penasaran jika tidak mencicipi Bau Peapi ketika berkunjung ke daerah Sulawesi Barat.