Film ‘Sokola Rimba’ membawa penonton ke dalam petualangan menakjubkan di hutan rimba Kalimantan yang lebat.
Dibintangi oleh Prisia Nasution dan Nyungsang Bungo, film ini mengisahkan kisah nyata Butet Manurung, seorang guru yang memutuskan meninggalkan kota dan mendirikan sekolah di tengah hutan untuk anak-anak suku Dayak.
‘Sokola Rimba’ mengambil latar belakang kehidupan Butet Manurung (diperankan oleh Prisia Nasution), seorang guru lulusan Unika Atma Jaya Jakarta yang memilih meninggalkan kehidupan urban untuk hidup bersama suku Dayak di pedalaman Kalimantan.
Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Nyungsang Bungo (diperankan oleh Nyungsang Bungo), seorang tokoh masyarakat suku Dayak yang menjadi kunci kesuksesan pembentukan sekolah di tengah hutan.
Butet bersama Nyungsang dan masyarakat setempat mulai membangun sekolah di hutan rimba, yang kemudian dikenal sebagai Sokola Rimba.
Mereka berjuang untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak suku Dayak, sementara juga berhadapan dengan tantangan alam dan perbedaan budaya.
Film ini memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya pendidikan dan keberlanjutan lingkungan. Sokola Rimba tidak hanya menjadi tempat belajar bagi anak-anak Dayak, tetapi juga menjadi simbol perubahan sosial dan pelestarian hutan.
Butet Manurung dan Nyungsang Bungo mendedikasikan diri untuk membangun jembatan antara dunia modern dan tradisi suku Dayak.
Prisia Nasution memberikan penampilan yang luar biasa dalam memerankan karakter Butet Manurung. Dia berhasil menangkap esensi keberanian dan tekad Butet untuk merubah kehidupan anak-anak di hutan.
Sementara itu, Nyungsang Bungo, yang juga berasal dari suku Dayak, memberikan dimensi keautentikan dalam perannya.
Sutradara Sokola Rimba cerdas dalam memilih lokasi syuting yang memperlihatkan keindahan alam Kalimantan. Pemandangan hutan yang lebat, sungai yang mengalir deras, dan kehidupan flora-fauna hutan memperkaya pengalaman visual penonton.
Film ini tidak hanya memberikan perspektif mengenai tantangan pendidikan di pedalaman Indonesia, tetapi juga menghormati budaya suku Dayak.
Dengan menampilkan tradisi lokal dan bahasa Dayak, Sokola Rimba membantu mempertahankan dan menghormati warisan budaya yang kaya.
‘Sokola Rimba’ bukan hanya sebuah kisah inspiratif tentang perjuangan untuk memberikan pendidikan di daerah terpencil, tetapi juga sebuah peringatan tentang pentingnya pelestarian alam dan keberlanjutan budaya.
Dengan akting memukau, visual yang menakjubkan, dan pesan yang mendalam, film ini mengajak penonton untuk merenung tentang peranan pendidikan dalam meretas masa depan, baik bagi anak-anak suku Dayak maupun bagi generasi mendatang.